Minggu, 28 Januari 2024

Hantu Gila

1/28/2024 10:46:00 PM 1 Comments

 


Tugas mata kuliah filsafat bener-bener enggak bersahabat! Bsok ada dua makalah yang harus aku selesaikan! Satu makalah perorangan, dan satu lagi makalah perkelompok. Beruntung aku mengambil kamar kost di sebrang kampus dengan ukuran yang cukup untuk menampung empat orang di dalamnya. Walhasil, dari sore tadi aku bersama teman sekelompokku kumpul di kost-an untuk menyelesaikan tugas itu.

Selepas isya ketiga teman sekelompokku pamit pulang ke rumah mereka. Aku ikut mengantar mereka sampai di depan gang. Sekalian aku mau beli makan malam. Pikiranku yang sudah terkuras sejak tadi berhasil membuat isi perutku keroncongan. Nasi goreng spesial menjadi menu andalan ku di saat lapar melanda di malam hari.

Selesai membeli nasi goreng aku segera kembali ke kost-an. Dan betapa terkejutnya aku saat membuka pintu mendapati seseorang duduk di pinggir tempat tidurku.  

Sabtu, 27 Januari 2024

Berharap Kau Kembali

1/27/2024 01:30:00 PM 0 Comments

 


Aku memang belum melewati banyak waktu bersamamu. Mungkin terdengar berlebihan jika aku katakan bahwa aku merasa telah banyak mengenalmu. Tapi binar mata, irama suara, bahkan helaan sesakmu, aku telah banyak mendengarnya. Akupun telah melewati masa dimana kau pernah memutuskan untuk melangkah pergi dariku, tidak hanya sekali tapi berulangkali.

Denial

1/27/2024 01:21:00 PM 1 Comments

 

Aku tak pernah menyayanginya! Apalagi jatuh cinta padanya! Tidak!! Tidak akan pernah!!
Kalimat itu selalu ku bisikkan pada malam sepi berteman sendiri. Untuk sekadar denial pada diri sendiri, juga menyadarkan hati bahwa aku tak berhak menjatuhkan perasaan apapun padanya.
Dia memiliki dunianya sendiri. Bahagia di sana bersama para sahabatnya. Sedangkan aku? Hanya orang baru yang tak sengaja lewat di depan beranda rumahnya. Dipersilahkan mampir untukku melepas penat dan lelah. Dia menyuguhkan ku kebahagiaan dan perlakuan yang tak pernah ku dapatkan sebelumnya. Setelah dirasa waktu istirahatku sudah cukup, maka sudah semestinya ku pamit bukan? 

Selasa, 23 Januari 2024

Aku Ingin Pulang

1/23/2024 10:52:00 AM 0 Comments

 


Sudah ribuan kilometer ku melangkah, menjauh dari tanah kelahiran. Meninggalkan dua orang teristimewa nan berharga dalam hidupku. Dengan dalih, aku ingin berjuang menggapai impian demi membuat mereka tersenyum bangga. Serta terangkat martabatnya. Aku tahu pergi menjauh dari rumah yang begitu hangat adalah langkah yang paling berat ku ayunkan. Tapi mereka mendorongku untuk tetap pergi, dengan alasan, agar aku mendapatkan segala hal terbaik di tanah rantau. Demi melihat senyum bangga terukir di wajah mereka, ku sapa tanah rantau dengan suka cita. Ku katakana pada mereka aku telah sampai dengan selamat dan bahagia.

Mungkin Tuhan Mendengar Inginku

1/23/2024 10:11:00 AM 0 Comments


Mungkin Tuhan mendengar inginku. Sebuah keinginan untuk menjauh dari apa yang sedang begitu dicintai. Meski ragu, hati dan pikiran begitu menolak inginnya, pada kenyatannya aku memang harus menerima keadaan dimana inginku diwujudkan oleh-Nya perlahan. Segala rasa yang telah terucap begitu indahnya kemarin, hilang tak meninggalkan jejak.

Mungkin Tuhan mendengar inginku, agar aku tersadarkan pada kenyataan bahwa sejatuh apapun perasaanku saat ini, pada akhirnya aku harus mulai bangkit dan belajar melepaskan.

Sebab itu, mulai hari ini aku mencoba untuk tidak banyak mencarimu. Tidak terlalu lama menunggumu. Tidak sering hadir memanggilmu.

Minggu, 21 Januari 2024

Berhenti

1/21/2024 05:08:00 PM 0 Comments

Malam ini, aku mulai memutuskan untuk berhenti. Dari langkah mengejar popularitas. Mematikan ambisi pada suatu hal yang tak mendatangkan manfaat. Entah untukku, ataupun orang banyak.

Apa yang kau cari? Apa yang kau tuju?

Tanya itu berulang menyapa gendang telingaku. Menggelitik pikiran serta hatiku. Berharap aku segera tersadar, bahwa langkah yang aku jejaki adalah keliru. Aku sedang berjalan menjauh dari menggapai impian tertinggi. Padahal, di setiap waktu saat aku bercengkrama dengan sang Pencipta, impian itu menjadi nomor satu yang terucap dengan lirih. Namun, ternyata langkah yang diayun justru membuatku semakin jauh dari gerbang tercapainya impian.

Sabtu, 13 Januari 2024

Maaf

1/13/2024 04:30:00 PM 0 Comments


Maaf. Satu kata yang selalu hadir saat bayang wajahmu menari dalam ingatan. Satu kata yang ingin sekali ku ucapkan sejak lama kepadamu, saat aku tak mampu menolak perjodohan itu. Jika kamu merasa tersiksa dengan perpisahan yang tak pernah kita inginkan ini, maka harus ku beritahu padamu, bahwa aku pun tak lebih baik darimu.

Aku sama tersiksanya. Atau bahkan lebih tersiksa darimu. Karena aku, harus menjalankan sebuah pernikahan yang tak ada cinta di dalamnya. Jangan tanya kenapa, karena kamu pasti tau, bahwa cintaku telah habis di kamu. Keadaan ini bukan kita yang mau, kan?

Hai, diriku

1/13/2024 10:19:00 AM 0 Comments

 


Hai, diriku.

Sudah puluhan tahun dirimu berjalan mengarungi kehidupan yang fana ini. Langkahmu semakin dekat dengan gerbang akhir perjalanan hidup.

Lalu, bekal apa yang telah kau persiapkan sampai hari ini?

Mengenang tanggal lahir bukanlah tentang pesta meriah berlimpah hadiah. Namun hakikat pertemuan dengan tanggal lahirmu adalah perenungan, sebanyak apa bekal yang telah kau persiapkan untuk pulang? Sebesar apa dirimu bermanfaat untuk orang banyak?

Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya?

Hai, diriku.

Jangan berhenti berterimakasih pada Tuhan, ya. Karena DIA masih memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri, berproses menjadi lebih baik lagi, belajar untuk terus menebar kebaikan sepanjang hari, dan mengasah ilmu ikhlas juga sabar yang harus terus terisi.

Selasa, 09 Januari 2024

Sembuhkan Luka

1/09/2024 04:22:00 PM 0 Comments

 


Tidak ada pilihan lain yang terlintas di benakku selain mengakhiri hidup ini. Setelah aku tau sebuah kebenaran yang begitu menyakitkan. Mematahkan segala impian. Menghancurkan segala senyuman. Serta mematikan segala harapan. Adakah untukku pilihan lain? Jika kamu tempatku berpulang, rumah ternyamanku, kini harus memasukkan orang lain di antara kita. Adakah pilihan selain mengakhiri hidup ini? Jika ada, beri tahu, apa alasanku untuk tetap melanjutkan hidup? Sedangkan nyawa dan napas kehidupanku adalah kamu.

Saat ini kamu paham, kan? Seberapa pentingnya kamu dalam hidupku?

Aku tak pernah mengatakan bahwa kamu sempurna. Karena dirimu hanyalah manusia biasa sepertiku. Namun adanya ikatan antara kita, menyempurnakan setiap kurangnya diri. Aku menutupi setiap kurangmu, begitupun sebaliknya. Aku tak pernah bercerita pada siapapun bahwa kehidupan kita hanya terisi bahagia yang penuh cinta. Namun kupastikan, setiap mata yang menatap kita, tak akan mampu menangkap sisi kesedihan penuh duka dan air mata. Tak akan pernah ku ijinkan mereka menangkap sisi kecewaku padamu, atau amarahku yang tersulut olehmu. Hingga mereka berkata, bahwa kita adalah dua insan yang senantiasa ceria.

Senin, 08 Januari 2024

Tak Akan Lupa

1/08/2024 03:26:00 PM 0 Comments

 


Jika kamu bertanya, aku kenapa, maka dengan tenang aku akan menjawab, aku baik-baik saja. Jika kamu bertanya, kenapa aku banyak diam, maka dengan santai akan kujawab, aku sedang memikirkan di mulai dari mana langkahku diayun untuk menjauh darimu.

Maaf. Terpaksa harus kukatakan itu. Aku tahu, kau akan terluka. Mungkin kamu akan menangis sejadi-jadinya. Namun kurasa, itu adalah yang terbaik untuk kita.
Di saat aku bertanya apa yang harus kuperbaiki, kau diam. Di saat aku mengajakmu mempertahankan hubungan ini, kau terlihat enggan. Di saat aku berjuang untuk cinta kita, kamu justru mempermainkan. Maka, melepas dan meninggalkanmu adalah pilihan terakhirku saat ini.

Kamis, 04 Januari 2024

Suara Hati

1/04/2024 12:40:00 PM 0 Comments


Malam sunyi Kali ini, 

membawaku pada kekecewaan bertubi

Dan merayakan ego yang silih berganti 

Pastikan jiwamu punya mental yang cukup untuk terus menghiasi


Lelah terikat akan bayangan semu yang tak ada akhir

Kepahitan ini mulai merajai kedengkian yang berakar

Angkara mengambil kendali tubuhku

Merajut amarah dalam setiap ragaku

Aku tidak sedikitpun membencimu 

Aku tidak mengutuk semua kalimat indah yang pernah kau ucap padaku


Mari kita menjadi sepasang asing

Setelah rasa dan sakit yang selalu bersanding

Hilangkan pedih yang berkeping – keping

Rasanya, ingin ku gantungkan tentang mimpi – mimpi yang mulai membentang

Pada setiap keinginan yang kian menghilang

Diamku

1/04/2024 09:53:00 AM 0 Comments


Karya; Sang Angin

~~~••~~~••~~~••~~

Tiada bersua bukan berarti tak ada

Apa yang harus kau banggakan senja 

Sedangkan hadirmu atas kehendak semesta

Tiada mengapa atas angkuhmu 

Karena banyak yang mencintaimu

Sedang dunia tak selamanya 


Layang anganmu boleh meninggi pada awan

Banggalah karena banyak pengagum, hahaha

Jika hanya dengan kata-kata kau mudah percaya begitu saja

Lantas bagaimana dengan langit yang tak pernah menjelaskan

Bahwa selain indah ia juga tinggi 

Rabu, 03 Januari 2024

Membangun Cinta

1/03/2024 12:26:00 PM 1 Comments


Pada setapak kesakitan

Ku seret langkah membawa sisa cinta

Mengobati luka sendirian

Berharap kau mengerti sedalam apa luka yang telah kau cipta


Mengapa harus kamu?

Tanya itu menggema dalam tangis tersembunyi

Menjadi saksi atas rasa tak percayaku

Dirimu yang begitu ku puja, kini berubah menjadi bukan kamu


Mengapa harus kamu?

Satu-satunya kekuatan yang kupunya

Menjadi alasan mengapa aku bertahan di dunia

Satu-satunya pegangan terkuatku di kala badai menyapa

Delusi

1/03/2024 09:43:00 AM 0 Comments

Pada awal pertemuan

kau menarikku dari kotornya lumpur kehidupan

Kau tunjukan aku mata air yang di dalamnya terpancar kesucian

Dekap lembutmu membuatku merasa utuh
Kau menjadi penopang di saat aku merasa rapuh
Tutur katamu membelaiku dengan hangat
Hingga aku mampu mencintaimu dengan begitu hebat

Pagi hari, kau sajikan senyum yang terpatri dalam sanubari
Beranjak siang, kau menjelma awan teduh di tengah terik matahari yang membakar diri
Ketika malam tiba, kau selimuti aku dengan kasih sayang, hingga mampu membuatku merasa sempurna 

Selasa, 02 Januari 2024

Hai, Januariku

1/02/2024 09:14:00 AM 0 Comments


Hai, Januariku. Selamat datang dan berjumpa lagi di tahun yang berbeda.

Kali ini, aku ingin bercerita padamu.

Sejak kepergianmu di tahun lalu, banyak sekali hal-hal tak terduga yang datang menyapa hari-hariku. Banyak sekali derai air mata yang menjadi saksi atas kejutan dari cerita yang disajikan oleh kawan-kawanmu.
Aku nyaris menyerah, dan putus asa. Aku nyaris gagal mempertahankan apa yang telah menemaniku belasan tahun lamanya. Aku nyaris kehilangan harta-harta berharga dan terbaikku.
Sejak kepergianmu di tahun lalu, tawa dan tangisku sungguh tak seimbang. Hatiku sering kali sesak dan sakit. Dan penyebabnya adalah karena kebodohanku sendiri. Tawa yang tercipta karena kedatanganmu di tahun lalu, lebih banyak berteman dengan rintikan air mata, hingga penghujung tahun menyapa.