Hai, diriku.
Sudah puluhan tahun dirimu berjalan mengarungi kehidupan yang fana ini. Langkahmu semakin dekat dengan gerbang akhir perjalanan hidup.
Lalu, bekal apa yang telah kau persiapkan sampai hari ini?
Mengenang tanggal lahir bukanlah tentang pesta meriah berlimpah hadiah. Namun hakikat pertemuan dengan tanggal lahirmu adalah perenungan, sebanyak apa bekal yang telah kau persiapkan untuk pulang? Sebesar apa dirimu bermanfaat untuk orang banyak?
Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya?
Hai, diriku.
Jangan berhenti berterimakasih pada Tuhan, ya. Karena DIA masih memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri, berproses menjadi lebih baik lagi, belajar untuk terus menebar kebaikan sepanjang hari, dan mengasah ilmu ikhlas juga sabar yang harus terus terisi.
Hai, diriku.
Aku tau, tanggung jawabmu begitu besar, juga tak ringan. Terkadang kau harus ditemani air mata untuk tetap kuat berdiri dan berjalan lagi. Tak jarang kamu menggariskan senyuman untuk mengatakan bahwa kamu baik-baik saja. Aku tak menjamin bahwa setelah ini kehidupanmu akan selalu diliputi bahagia. Aku pun tak tau seberapa banyak air mata yang kelak menyambut di tempat-tempat tertentu.
Namun, aku ingin mengingatkan mu, jika pada hari-hari setelah ini kamu menemukan hal yang menyakitkan, hingga mengundang derai air mata, tak apa, menangislah sejenak. Tapi kamu harus tetap sabar dan tenang. Lihatlah, lebih dari seribu limaratus minggu lamanya kamu telah melewati kehidupan ini. Dan kamu mampu menghadapi segala kecewa dan kesedihan yang menyapa. Ingatlah, perjalananmu belum berhenti sampai di sini.
Jika pada hari-hari setelah ini kau dihadapkan pada kebahagiaan. Jangan terlena. Perbanyaklah bersyukur. Tak perlu jemawa. Karena kau tentu tau, bahwa segala kebahagiaan yang datang, tak akan selamanya menetap.
Suka cita berteman senyum bahagia, duka cita berselimut air mata akan selalu datang silih berganti dengan sebab yang berbeda. Dan kamu, cukup menghadapi dengan sewajarnya. Tak perlu berlebihan.
Hai, diriku.
Teruslah tumbuh, berproses semakin dewasa. Tak perlu memelihara benci dan murka. Agar selalu tenang hati yang kau punya. Agar langkahmu selalu ringan menggapi cita-cita. Agar kau selalu dapat mengukir senyum ceria. Meski dunia terkadang tak sebaik yang kau kira.
Hai, diriku.
Selamat bertemu kembali dengan tanggal lahirmu, ya.
Banyak do'a kebaikan yang diraplakan oleh mereka yang peduli dan menyayangimu. Semoga Tuhan berkenan menjawab segala permohonan mereka.
Mari nikmati hidup dan tak lelah mengukir kebaikan. Sebagai bekal untuk kelak berpulang, sebagai jalan menggapai impian terbesar; mengakhiri detak nadi dalam keadaan berselimut kebaikan.
Hai, diriku.
Berbahagialah hari ini, dalam perenungan yang mendalam. Tentang hakikatnya kehidupan yang sedang kau jalani. Dan jangan pernah lelah untuk terus berporses serta tumbuh menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar