Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 Mei 2025

Nyanyian Rindu yang Tersesat

5/02/2025 01:47:00 PM 0 Comments


Di bawah langit yang menyulam mendung,

angin malam membawa nyawa ingatan,

seperti dawai gitar yang patah nada,

kau adalah irama yang terus berdenging di lubuk hati,

meski bisu waktu telah menelan kisah kita.


Aku adalah perahu kecil di samudra tanpa tepi,

mencari pelabuhan yang telah runtuh,

kau, mercusuar yang dulu memandu,

kini hanya bayangan pendar di kejauhan,

tenggelam dalam kabut waktu yang tak terurai.


Rindu ini seperti bunga yang tumbuh di gurun,

akar menggali pasir, haus tanpa akhir.

Kata-kata yang tak terucap menyusun puisi bisu,

melukis dirimu di kanvas kenangan

yang warnanya memudar, namun tak pernah hilang.


Bulan menyusup ke jendela malam,

membisikkan rahasia yang hanya kita tahu.

Tidakkah kau mendengar?

Nyanyiannya memanggil namamu,

meski hanya gaung sunyi yang menjawab.


Kau, hujan pertama di musim kering,

aku menadahmu dengan jemari yang retak,

namun genggaman itu selalu gagal.

Kau mengalir,

meninggalkan jejak di tanah hatiku yang retak.


Jika waktu adalah serupa kunci,

biarlah ia membuka pintu yang tak pernah kututup.

Namun aku tahu,

kau adalah matahari senja,

yang indah dalam jarak,

dan fana jika disentuh.

Selasa, 21 Januari 2025

Dua Mata Air

1/21/2025 12:56:00 PM 0 Comments

Aku, sebuah gelas kristal, berdiri di antara dua sumber yang bermuara pada rindu. Yang satu, airnya bening bagai sepi menyusup sunyi, murni tanpa dusta, dingin namun meneduhkan. Yang lain, derasnya gemuruh, menyala bagai api yang menari di dalam cairan membakar namun memeluk. Kedua mata air itu melintas jauh, namun menemukan muaranya padaku.


Air pertama mengisi setengah ruangku dengan kepastian. Rasanya seperti embun yang jatuh pada dedaunan pagi tak pernah bertanya, hanya hadir dan menggenapi. Tapi air kedua, oh, ia adalah badai yang menjelma tetes. Rasanya asing, namun dalam ketidaktahuannya, aku menjadi candu.


Kini tubuhku penuh, dua rasa saling bertaut, bertabrak, tetapi tak menyatu. Aku gelas yang rapuh, terancam retak oleh berat paradoks ini. Kadang aku merasa ada retakan halus di pinggirku, sebuah peringatan bahwa cinta yang membelah tidak pernah berakhir tanpa luka.


Tetapi, apakah salah mencintai dua rasa yang tak sama? Yang satu memberiku kedamaian, yang lain memberiku hidup. Aku tidak memilih untuk menjadi gelas di antara mereka; aku hanya menjadi wadah bagi keberadaan mereka.


Mungkin suatu hari salah satu akan mengering, dan aku, gelas ini, akan lebih ringan. Atau mungkin aku akan pecah, dan dua air itu akan kembali ke asalnya, membawa sebagian kecil diriku dalam setiap alirannya.


Namun, sebelum saat itu tiba, aku hanya ingin meneguk keberadaan ini. Aku ingin menjadi saksi bahwa tidak semua yang berbeda harus saling menghapus. Kadang, mereka hanya butuh ruang untuk mengisi, meski hanya untuk sesaat.

~~Created By: Opet~~

Rabu, 15 Januari 2025

Jejak yang Tertinggal

1/15/2025 09:37:00 PM 0 Comments

 


~~Created By: Opet~~

Ada luka kecil yang kusembunyikan di lipatan waktu, bukan untuk kulupakan, tetapi untuk kucintai diam diam. Ia bukan bara yang ingin kupadamkan, melainkan api kecil yang menyalakan diriku, mengingatkanku pada perjalanan yang tak selalu lurus, tapi penuh makna.


Kesalahan ini, ia bukan duri yang ingin kucabut. Ia adalah akar yang mencengkeram tanah hatiku, membuatku tetap berdiri meski badai memaksa tumbang. Dalam salahnya, aku belajar mencintai ketidaksempurnaan, seperti malam mencintai gelapnya, tanpa ingin mengubahnya menjadi terang.


Aku tahu, ia melukai. Aku tahu, ia menyakitkan. Tapi bagaimana mungkin aku membencinya, ketika dari setiap goresannya aku menemukan diriku? Ia adalah cermin yang memantulkan sisi rapuhku, mengajarkanku untuk tidak melawan, tetapi merangkul.


Kesalahan yang kucintai ini adalah puisi tak berjudul, sajak tanpa rima. Dunia mungkin menyebutnya cacat, tapi bagiku, ia adalah seni. Di dalamnya ada keberanian, ada kejujuran, ada aku yang sepenuhnya hidup.


Bukan untuk diperbaiki ia hadir, tetapi untuk diterima. Kesalahan ini, dengan segala kelirunya, adalah rumah tempat aku kembali. Di dalamnya, aku belajar bahwa mencintai bukan soal mencari yang sempurna, melainkan menerima yang pecah dengan hati yang utuh.


Jadi biarlah ia tetap ada, mengalir di darahku, berdetak di nadiku. Kesalahan yang kucintai, bukan karena aku tak bisa melepasnya, tetapi karena tanpanya, aku tak akan pernah tahu arti menjadi manusia.


Jumat, 27 Desember 2024

Rumah Ilusi

12/27/2024 10:07:00 AM 0 Comments


Aku berjalan pada kesepian dan berjuta harapan. Melangkah sambil terus merapal tanya, kapan aku tiba pada titik kenyataan yang ku damba? Beberapa kali, aku berhenti pada persimpangan, antara memilih pulang, atau terus melanjutkan perjalanan. Sekali waktu, aku kembali ke rumah. Berharap apa yang menjadi mimpi ku bisa ku dapatkan. Namun, mimpi itu menjelma menjadi nyata, sesaat, lalu kembali menguap.
Raga ku menetap pada rumah yang menjaga, memastikan aku aman dan nyaman. Namun jiwaku, berkelana mencari kebahagiaan yang ku impikan.
Lelah. Kecewa. Sakit. Ku hadapi sendiri. Hingga suatu ketika, aku berhenti pada rumah yang terbuka menyambut kehadiranku. Jiwaku merasa nyaman di sana. Ada kehangatan yang membuatku betah untuk berlama-lama. Namun sayangnya, di saat aku nyaman dan jatuh cinta pada rumah yang ku singgahi, aku di paksa pulang oleh si tuan rumah. Aku di minta untuk kembali pada ragaku yang menunggu pada rumah utama. Dengan sangat berat hati, kaki ku melangkah menjauh dari rumah itu. Mencoba kembali pulang pada ragaku yang masih setia dengan perannya. 
Sesaat. Ya! Hanya sesaat. Jiwaku kembali berkelana. Kembali ku jejaki langkah menuju rumah yang membuatku mampu mencipta bahagia. Sedihnya, rumah itu telah menutup pintunya. Ia tak membiarkan ku masuk seperti sebelumnya. Aku berdiri di pekarangan. Berharap pintu itu kembali terbuka dan menyambutku sehangat dulu. Namun, tidak!
Langkahku terus terayun. Mencari kebahagiaan yang sama seperti yang ku dapatkan pada rumah itu. Ku singgahi beberapa rumah yang menyapaku begitu hangat, berharap menemukan yang sama seperti sebelumnya. Tapi sayangnya,  tak ada satu pun yang mampu mencipta nyaman, hangat, dan juga bahagia seperti rumah impian yang pertama ku datangi.
Rumah itu seperti memiliki magnet yang bisa kapanpun menarik kembali langkahku untuk mengunjunginya. Meski ku tau, tak ada lagi pintu terbuka untukku. Namun aku bahagia. Meskipun hanya bisa berdiri di hadapannya dan menatapnya masih berdiri kokoh.
Aku tau, kebahagiaan yang ku dapatkan darinya hanyalah sebuah kebahagiaan ilusi yang hidup pada dunia imaji yang ku cipta. Ilusi yang ku impikan menjadi nyata suatu hari nanti. Ilusi yang ku harapkan mampu mengubah takdir, agar rumah itu menjadi tempatku berteduh mencipta bahagia yang paripurna untuk jiwa dan ragaku. 
Kini, jiwa ku terkunci pada rumah ilusi. Langkah ku terpaku di sana, sedangkan ragaku ada pada rumah yang menjaga, dan merasa memilikiku seutuhnya.

Kamis, 26 Desember 2024

Warna Di Musimku

12/26/2024 07:55:00 PM 0 Comments

Created by: Irull

~~~~

Hai Nona

Yang sudah membuat ku jatuh hati

Membuatku banyak berpikir dan belajar mengerti

Membiarkan hatiku merapalkan doa dan  ingin

Perihal hari ini, esok dan jutaan hari nanti

Hai, Nona

Terimakasih sudah menggegam jariku

Membuatku percaya bahwa kau akan menjaga cinta yang ku berikan dengan baik

Terimakasih sudah menjadi warna untuk semua musim di hidup ku

Terimakasih sudah memilih ku di antara banyak kemungkinan yang bisa kau dapatkan

Nona,

Barangkali langkah kita tidak akan mudah,

Barangkali yang hari ini kita percayai ialah apa-apa yang menjelma ragu di kemudian hari

Barang kali 'selamanya' hanyalah kata yang terangkum dalam kamus bahasa

yang nyatanya tak pernah ada.

Namun nona, apapun yang terjadi, tetaplah tinggal di sisi

Mempertahankan rasa sampai kita melupa untuk pergi

Mempertahan kata kita hingga tak ada lagi waktu untuk tinggal di dunia

Sabtu, 20 April 2024

Antara Logika dan Hati

4/20/2024 09:44:00 PM 0 Comments

 


Antara logika dan hati. 

Seringkali menimbulkan tanya

Patutkah aku untuk di cintai? 

Mampukah aku mencintai kembali ? 

Adakah seseorang yang bisa ku percaya kembali? 

Adakah seseorang yang mampu menjaga hatiku lagi? 


Semua tanya itu tak dapat ku pastikan jawabannya

Semua tanya itu hanya menghadirkan lelah dalam setiap langkah

Jumat, 29 Maret 2024

Tetaplah Bersamaku

3/29/2024 09:37:00 PM 0 Comments


Langkah terseok menyusuri jalan panjang kehidupan

Lelah menggelayuti pundak yang seringkali merasa lemah

Dipeluk malam berselimut kesunyian

Didekap rindu akan hangatnya rumah


Allah... Engkau Dzat yang Maha Tahu

Betapa diriku rapuh! Duniaku runtuh!

Saat setengah jiwaku berpulang kembali ke sisi-Mu

Hilang sudah separuh rumah yang akan menghapus lelahku


Jalanku masih panjang

Banyak harapan dan impian yang terpampang

Walau dirinya tak lagi mampu ku dekap

Saat rindu begitu sesak menyekap

Tapi langkah kakiku harus selalu menderap

Dan kini, aku hanya memiliki-Mu

Agar pundakku selalu mampu untuk tetap tegap

Kamis, 28 Maret 2024

Aku yang Merindukanmu

3/28/2024 04:20:00 AM 0 Comments

Semenjak kepergian mu

kini aku sering duduk terdiam, termenung melamun di bawah terangnya sinar rembulan malam dan bertanya tanya apa yang salah denganku? Apa yang kurang dariku?


Kenapa dia meninggalkanku? Padahal semua sudah aku berikan; hati, perasaan, jiwa, raga, dan juga harta, tapi kenapa?

Sebenarnya apa yang salah dengan diriku

Minggu, 11 Februari 2024

Sabtu, 03 Februari 2024

Manipulasi Topeng

2/03/2024 10:44:00 AM 0 Comments

 

Rembulan dimalam ini lucu

Ada gelak tawa di dinding

Suara Tuan menggema dalam kelakar jenaka

Pandai memoles tembok menjadi halus

Layaknya manusia yang mencoba bergelut dengan pedang


Langkah kaki tuan memecah kesunyian

Meninggalkan jejak kelok dalam lintasan

Menipu puluhan pasang mata

Dan gencar kesana kemari mencari pembenaran

Kamis, 04 Januari 2024

Suara Hati

1/04/2024 12:40:00 PM 0 Comments


Malam sunyi Kali ini, 

membawaku pada kekecewaan bertubi

Dan merayakan ego yang silih berganti 

Pastikan jiwamu punya mental yang cukup untuk terus menghiasi


Lelah terikat akan bayangan semu yang tak ada akhir

Kepahitan ini mulai merajai kedengkian yang berakar

Angkara mengambil kendali tubuhku

Merajut amarah dalam setiap ragaku

Aku tidak sedikitpun membencimu 

Aku tidak mengutuk semua kalimat indah yang pernah kau ucap padaku


Mari kita menjadi sepasang asing

Setelah rasa dan sakit yang selalu bersanding

Hilangkan pedih yang berkeping – keping

Rasanya, ingin ku gantungkan tentang mimpi – mimpi yang mulai membentang

Pada setiap keinginan yang kian menghilang

Diamku

1/04/2024 09:53:00 AM 0 Comments


Karya; Sang Angin

~~~••~~~••~~~••~~

Tiada bersua bukan berarti tak ada

Apa yang harus kau banggakan senja 

Sedangkan hadirmu atas kehendak semesta

Tiada mengapa atas angkuhmu 

Karena banyak yang mencintaimu

Sedang dunia tak selamanya 


Layang anganmu boleh meninggi pada awan

Banggalah karena banyak pengagum, hahaha

Jika hanya dengan kata-kata kau mudah percaya begitu saja

Lantas bagaimana dengan langit yang tak pernah menjelaskan

Bahwa selain indah ia juga tinggi 

Rabu, 03 Januari 2024

Membangun Cinta

1/03/2024 12:26:00 PM 1 Comments


Pada setapak kesakitan

Ku seret langkah membawa sisa cinta

Mengobati luka sendirian

Berharap kau mengerti sedalam apa luka yang telah kau cipta


Mengapa harus kamu?

Tanya itu menggema dalam tangis tersembunyi

Menjadi saksi atas rasa tak percayaku

Dirimu yang begitu ku puja, kini berubah menjadi bukan kamu


Mengapa harus kamu?

Satu-satunya kekuatan yang kupunya

Menjadi alasan mengapa aku bertahan di dunia

Satu-satunya pegangan terkuatku di kala badai menyapa

Delusi

1/03/2024 09:43:00 AM 0 Comments

Pada awal pertemuan

kau menarikku dari kotornya lumpur kehidupan

Kau tunjukan aku mata air yang di dalamnya terpancar kesucian

Dekap lembutmu membuatku merasa utuh
Kau menjadi penopang di saat aku merasa rapuh
Tutur katamu membelaiku dengan hangat
Hingga aku mampu mencintaimu dengan begitu hebat

Pagi hari, kau sajikan senyum yang terpatri dalam sanubari
Beranjak siang, kau menjelma awan teduh di tengah terik matahari yang membakar diri
Ketika malam tiba, kau selimuti aku dengan kasih sayang, hingga mampu membuatku merasa sempurna 

Senin, 18 September 2023

Kamu yang Selalu Menemani

9/18/2023 10:30:00 PM 0 Comments


Di saat kuberdiri di atas kerapuhan, kamu datang menggenggam tanganku lalu mengucapkan, "tetaplah kuat dan tegar, aku disini untuk mu."

Di saat kumelangkah di atas keputusasaan, kamu hadir menemani dengan tutur katamu yang meyakinkan, "melangkahlah dengan yakin dan percaya diri! Aku tau kamu bisa, percayalah!"

Di saat kumenangis di atas kelemahan … kamu menemani, menghapus air mata serta menenangkanku, “Jangan menangis … karena kamu adalah orang hebat dan memiliki hati yang kuat, yang selama ini aku kenal!”

Selasa, 12 September 2023

Senja Di Pesisir Pantai

9/12/2023 08:58:00 AM 2 Comments

Kini kuberdiri di pesisir pantai
Menatap laut yang tak berujung
Ditemani deburan ombak yang berkejaran
Disini kuberdiri ... seorang diri

Bayangmu seolah menghampiri
Membawa semua kenangan yang telah kita lalui
Layaknya seperti film yang tayangkan dengan nyata
Semua begitu jelas tergambar di pelupuk mata!
Sakit yang pernah kurasakan kembali menghampiri
Luka yang hampir sembuh terbuka kembali
Perih Luka itu kembali mencabik relung hati
Semua kenangan tentangmu berputar dalam memori 

Sabtu, 02 September 2023

Sahabat

9/02/2023 11:28:00 AM 1 Comments

Karya; Rio Dirgantara

~~~~~~~

Sahabat 

Haruskah kau tutup pintu rapat-rapat bagi kami sahabatmu?

Kau usir kami yang lebih dahulu bertamu

Lantas kau biarkan tamu asing bertahta di ruang hidupmu?


Tak bisakah tamu agungmu juga berteman dengan kami seperti kita berteman sejak lama?


Kita telah bertumbuh bersama dengan segala terpaan

Terik, menggigil lapar dan haus yang kita lalui ... apakah tidak sedikitpun berkesan bagimu?

Jumat, 01 September 2023

Surga Duniaku

9/01/2023 12:14:00 AM 0 Comments


Hai, Cinta ... surga duniaku

Kamu adalah mimpi indah yang memeluk malamku

Mimpi indah penuh makna, yang kini menjelma menjadi nyata

Menghiasi hari dengan bunga cinta, yang terus bermekaran di setiap sisi

Menjadikan indah surga duniaku.

Biarkanlah ... 

cintamu merengkuhku ... dengan rapalan doa yang tiada henti

Cintamu menatapku ... dengan mata hati yang tak pernah berdusta

Senin, 21 Agustus 2023

Gilanya Aku

8/21/2023 07:01:00 PM 0 Comments

 

Karya: Emma Sofi

~~••~~••~~••~~••~~••~~

Suasana siang itu cerah ceria seperti biasanya. 

Semua orang pun sedang sibuk dengan rutinitas mereka masing masing. Begitupun aku, yang sedang melakukan kesibukanku sendiri.

Tidak ada yang aneh pada siang itu. Hanya saja, perasaanku yang tak nyaman. Kupikir... perasaan tidak enak yang singgah dihati hanyalah rasa gelisah yang tak berarti. Namun nyatanya ... ada sebuah kabar buruk yang harus ku terima!

Aku seperti tersambar petir disiang hari!

Ketika aku mengetahui bahwa orang yang selama ini selalu ada buatku telah pergi jauh meninggalkanku. Kepergiannya begitu mendadak menurutku. Sampai-sampai aku tidak punya kesempatan untuk mempersiapkan hati dan mentalku.