Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Mei 2024

Permaisuri yang Beriman

5/26/2024 01:34:00 PM 0 Comments

 


Permaisuri itu hidup di istana, terbiasa menjalani kehidupan prokoler kerajaan, melihat kekuatan kelaliman yang luar biasa, kesombongan penguasa, ketaatan para pengikut dan rakyat, tetapi iman menerangi hatinya, menyinari penglihatannya. Dia bosan menjalani kehidupan yang penuh kesesatan, lalu bernaung di bawah naungan iman, berdoa kepada Rabbnya agar berkenan menyelamatkannya dari kehidupan ini. Allah menjawab doanya dan menjadikannya sebagai teladan bagi orang-orang yang beriman. Sebagaimana firman-Nya:

"Dan Allah membuat istri Firaun perumpamaan bagi orang orang yang beriman, ketika ia berkata, 'Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim,'" (QS. AT-Tahrim: 11)

Rasulullah saw. bersabda:

          "Sebaik-baik wanita penghuni surga itu adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim istri Firaun, dan Maryam binti Imran." (HR. Ahmad 2720, berderajat shahih)

    Dia adalah Asiyah binti Muzahim, istri Firaun, yang menjadi teladan yang dikekalkan oleh Al-QUran untuk wanita beriman yang jujur kepada Rabbnya. Ketika mengetahui jalan kebenaran, dia mengikutinya tanpa takut terhadap kebatilan dan kezaliman para pelakunya/. Dia benar-benar beriman kepada Allah dengan iman yang tek terguncang dan tidak dapat dilemahkan. Berbagai ancaman Firaun dan beragam intimidasinya tak berhasil menggoyahkan dirinya dari keimanannya, atau menjauhkan dia dari jalan kebenaran dan hidayah. Dia bertransaksi dagang dengan Allah, maka perdagangan pasti meraih laba. Dia menjual gengsi, istana, dan pelayanan first class sebagai permaisuri, untuk dibayar dengan harga yang mahal, yakni sebuah rumah di surga.

    Kisah ibu Asiyah ra., disebutkan dalam kisah Musa as., manakala Allah memberi ilham kepada ibunya agar menempatkan Musa di dalam peti, kemudian menghanyutkan peti yang di dalamnya ada bayi Musa itu ke sungai. Aliran arus sungai menuju ke pantai yang di sana berdiri kukus istana Firaun. Dayang-dayang memungut peti itu dan membawanya masuk ke istana. Tatkala istri Firaun melihat bayi yang terdapat di dalam peti, Allah mengaruniakan cinta kepada Musa ke dalam hatinya sehingga dia menjadi sangat mencintai Musa.

    Firaun datang untuk membunuhnya, sebagaimana yang dia lakukan terhadap semua anak laki-laki yang dilahirkan dari rahim Bani Israil, tetapi seketika itu juga istrinya meminta dia untuk membiarkan hidup, karena bayi itu akan menjadi ganti ketidakmampuan dirinya melahirkan anak. Demikianlah, Allah menempatkan Musa untuk hidup di istana Firaun. Allah Ta`ala berfirman: 

    "Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; 'Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke suangi (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan pula bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para Rasul.'  Maka dipungutlah ia oleh keluarga Firaun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Firaun dan Haman beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah. Dan berkatalah istri Firaun, 'Ia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak.' Sedang mereka tiada menyadari." (QS al-Qashash: 7-9)

    Ibu Asiyah memiliki fitrah yang sehat, akal yang paham, hati yang penyayang. Dia mengingkari kegilaan yang menjangkiti akal suaminya, dia tidak memercayai klaim suaminya bahwa dirinya adalah Tuhan dan anak dari Tuhan-Tuhan yang ada. 

    Ketika Musa beranjak remaja dan dewasa, dia berpindah ke negeri Madyan, karena melarikan diri dari kekejaman Firaun dan bala tentaranya. Kemudian beberapa tahun berselang, dia pulang kembali ke Mesir, sesudah Allah mengutusnya sebagai Rasul maka istri Firaun adalah orang pertama yang memercayai dakwah Nabi Musa as. Keimanan yang kokoh kepada Allah itu diketahui oleh suaminya, Firaun. Firaun menjadi kalap dan marah besar. Bagaimana mungkin istri yang menjadi teman hidupnya sekian lama mau beriman kepada Musa. Firaun mengingkari. Dia menyiksa istrinya agar istrinya itu mau keluar dari keyakinannya dan mau meninggalkan ketaatan kepda musuhnya. Dia memerintahkan para algojonya untuk menimpakan berbagai jenis siksaan terhadap sang istri sampai dia mau kembali kepada keyakinannya yang lama. Akan tetapi, ternyata dia tetap teguh dalam beriman kepada Allah dan siap memikul pedihnya berbagai siksaan di jalan Allah.

    Firaun memerintahkan pasukannya untuk mencampakkan Asiyah ke tanah lalu mengikatnya di antara empat tiang yang kuat. Algojo mulai menyayat tubuhnya dengan cemeti tetapi dia tetap sabar dan mengharapkan pahala dari kepedihan siksa yang dia rasakan. Akhirnya Firaun memerintahkan agar diletakkan gerinda pada dadanya lantas dilemparkan sebongkah batu besar terhadap tubuhnya. Tetapi dia terlebih dahulu berdoa kepada Allah agar dirinya diselamatkan dari Firaun dan perbuatannya.

    Allah mengijabah doanya. Ruhnya naik tinggi menuju Penciptanya. Malaikat menaunginya dengan sayapnya, agar dia dapat segera menempati surga. Dia beriman kepada Rabbnya dan sudah menjalani beragam siksa akibat keimanannya. Dia layak menjadi wanita surga yang kekal.

    Benarlah Rasulullah saw. manakala beliau bersadba:

    "Banyak lelaki yang sempurna, tetapi tiada wanita yang sempurna kecuali Asiyah istri Firaun dan Maryam binti Imran. Sesungguhnya keutamaan Asiyah dibandingkan sekalian wanita adalah sebagaimana keutamaan bubur roti gandum dibandingkan dengan makanan lainnya." (Sahih al-Bukhari no 3411)

~~^^~~^^~~^^~~^^~~

Dinukil dari buku "Keistimewaan 62 Muslimah Pilihan" Karya Ali bin Nayif asy-Syuhud, hal 30-32


Kamis, 09 Mei 2024

Imam Para Wanita Di Zamannya

5/09/2024 05:00:00 PM 0 Comments

 


Ini adalah kisah tentang seorang wanita yang menjadi Imam para wanita di zamannya. Siapakah dia?

Ia adalah putri Abdullah bin al-Harits bin Uwaimar bin Naufal al-Anshariyah. Ia dikenal dengan gelar yang diawali dengan kata abu atau ummu. Beliau adalah Ummu Waraqah binti Abdullah atau dikenal dengan Ummu Waraqah binti Naufal, dinisbahkan kepada kakeknya.

Ia termasuk wanita yang paling mulia di zamnnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengunjungi beliau beberapa kali dan beliau menjulukinya dengan gelar asy-Syahidah.

Ummu Waraqah aadalah seorang wanita yang memiliki semangat tinggi terhadap Islam dan bercita-cita untuk mati syahid di jalan Allah untuyk meninggikan kalimat Allah. Karena itu, ia tidak terhalang untuk berjihad bersama kaum Muslimin dan mendapatkan pahala mujahidin. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak berangkat Perang Badar, Ummu Waraqah berkata kepada Rasulullah 'alaihi wa sallam, "Ya Rasulullah, izinkanlah aku berangkat bersama Anda sehingga aku dapat mengobati orang-orang yang terluka di antara kalian, merawat orang yang sakit di antara kalian, dan agar Allah mengaruniai diriku syahadah (mati syahid)."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Sesungguhnya Allah akan mengaruniaimu syahadah. Akan tetapi tingallah kamu di rumahmu karena sesungguhnya engkau adalah syahidah."

Ummu Waraqah turut mengumpulkan al-Quran dan ahli membacanya. Karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkannya agar menjadi imam bagi para wanita di daerahnya. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan seorang mu'adzdzin bagi mereka

Disebutkan dalam al-Musnad dan as-Sunan dari hadits Abdurrahman bin Khalad dari Ummu Waraqah; ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengunjungi dia di rumahnya, kemudian memberikan seorang mua'dzdzin untuknya. Abduraahman berkata, "Aku melihat mu'adzdzin tersebut seorang laki-laki yang sudah tua."

Jadilah rumah Ummu Waraqah radhiyallahu'anha, rumah Allah yang di dalamnya ditegakkan shalat lima waktu. Alangkah terhormatnya seorang wanita yang menduduki posisi sebagimana seorang wanita Mukm inah seperti Ummu Waraqah radhiyallahu'anha.

Ummu Waraqah senantiasa istiqomah dengan keadaannya, yakni menjaga syari'at-syari'at Allah hingga pada suatu ketika budak dan jariyahnya- yang telah dijanjikan oleh beliau. Tatkala pagi Umar bin Khaththab berkata, "Demi Allah, aku tidak mendengar suara bacaan al-Quran dari bibiku semalam."

Kemudian beliau memasuki rumahnya, namun tidak melihat suatu apapun, kemudian beliau memasuki kamarnya, ternyata beliau telah terbungkus dengan kain di samping rumah. Umar berkata, "Alangkah benar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika bersabda, 'Marilah pergi bersama kami untuk mengunjungi wanita yang syahid."

Selanjutnya, Umar radhiyallahu'anhu naik mimbar dan menyampaikan berita tersebut lantas berkata, "Hadapkanlah dua budak tersebut kepadaku." Maka datanglah dua orang budak tersebut dan Ummar menanyai keduanya dan mereka mengakui bahwa mereka telah membunuhnya. Umar pun perintahkan agar kedua budak tersebut disalib. Mereka berdualah orang yang pertamakali disalib dalam sejarah Islam.

Semoga Allah merahmati Ummu Waraqah, semoga Allah membalas semua kebaikannya dalam keistiqomahannya membaca al-Quran serta mengumpulkannya. Beliau adalah imam bagi para wanita di zamannya yang amat sangat rindu untuyk berjihad dengan haerapan mendapat pahala mujahidin. Akhirnya, Allah pun mengabulkan permohonannya dan beliau mendapatkan pahala mujahidin. 

-----------

Dikutip dari buku berjudul 101 Wanita Teladan di Masa Rasulullah, Karya Hepi Andi Bastoni