Aku pernah mengatakan
padamu, bahwa aku tak akan pernah berhenti mencintaimu. Bagaimanapun
keadaannya. Aku jua pernah meyakinkan diriku sendiri bahwa kamu, akan menjadi
orang terakhir yang aku cinta.
Tapi, entah kenapa, perlahan
aku merasa cintaku berhenti. Tak ada lagi secercah harapan yang bisa kugenggam.
Tidak ada lagi gemuruh semangat untuk mempertahankanmu tetap ada dalam
perjalanan ku.
Jika hari ini cintaku berhenti, lalu perlahan aku
melangkah menjauh, bukan karena aku membencimu, membenci keadaan, apalagi
membenci takdir Tuhan. Bukan.
Ini hanya karena aku mulai sadar, bahwa aku
sedang berdiri pada titik kesia-siaan. Tak ada harapan indah untuk kita merajut
kisah bersama. Tak ada tanda-tanda bahwa takdir Tuhan berpihak untuk menyatukan
kita. Maka, jika aku terus berdiri di sini, aku hanya sedang terus melukai
diriku sendiri.
Aku memang pernah berkata, bahagiaku adalah melihat
bahagiamu. Meski bahagiaku tak pernah benar-benar sempurna. Karena harus
menyaksikan senyummu yang begitu tulus dan jujur … tapi untuk orang lain.
Tapi semakin hari,
entah kenapa rasanya aku semakin lelah. Lelah menyaksikan bahagiamu yang tidak
berasal dari aku.
Terlalu naif jika aku
terus menerus mengatakan baik-baik saja dengan berada di tempatku saat ini,
tempat dimana aku harus melepasmu, tapi aku tak sanggup membiarkanmu hilang.
Tempat dimana aku ikut tersenyum melihatmu bahagia, tapi diam-diam hatiku
meringis kesakitan. Tempat dimana aku hanya menjadi bayangan … pengisi
kekosonganmu saja.
Mungkin mulai saat ini, aku memilih keluar dari
titik kesia-siaan yang selama ini ku pijak. Mengayunkan langkah ku menuju ruang
yang memberiku tenang dan bahagia yang jauh dari kata pura-pura.
Meskipun aku tak
benar-benar ingin kehilanganmu dari pandangan, tapi setidaknya, kali ini,
pijakanku bukan lagi tentang menunggu suatu hal yang sia-sia.
Setidaknya kali ini, aku akan belajar memulai menciptakan kebahagiaanku sendiri. Bahagia yang sempurna, tanpa bayanganmu. Tanpa keinginan untuk selalu bersanding denganmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar