Apa yang kau cari? Apa yang kau tuju?
Tanya itu berulang menyapa gendang telingaku. Menggelitik pikiran serta hatiku. Berharap aku segera tersadar, bahwa langkah yang aku jejaki adalah keliru. Aku sedang berjalan menjauh dari menggapai impian tertinggi. Padahal, di setiap waktu saat aku bercengkrama dengan sang Pencipta, impian itu menjadi nomor satu yang terucap dengan lirih. Namun, ternyata langkah yang diayun justru membuatku semakin jauh dari gerbang tercapainya impian.
Maka, malam ini aku memutuskan untuk berhenti. Meski apa yang telah dicapai mungkin adalah bagian dari harapan dan mimpiku di waktu terdahulu. Aku tahu, apa yang telah ku raih ini mahal harganya. Namun ada yang lebih mahal daripada apa yang telah digapai saat ini; kunci surgaku.
Kunci surgaku tak mungkin digadai demi sebuah kebahagiaan semu, demi sebuah ketenaran yang tak akan abadi, demi memuaskan hasrat sesaat. Kunci surga yang kini sudah berada dalam genggamanku, tak mungkin ku lempar pada lautan dalam yang pada nyatanya hanya memuaskan setitik dahaga, atau kusimpan diantara semak belukar yang suatu saat akan sulit kutemukan lagi kunci surga itu. Aku tak pernah tahu, kapan Tuhan memanggilku pulang. Jika Dia memanggilku pulang, dalam keadaan aku telah kehilangan kunci surga itu, bukankah aku adalah orang terbodoh dan sangat merugi??
Maka, sebelum ku gagal menggapai impian tertinggi itu, sebelum aku kehilangan kunci surgaku, aku harus sudah berhenti dari segala hingar bingar kebahagiaan semu. Sudah waktunya aku menghentikan langkah dari permainan yang melalaikan. Meski memang terasa berat, tapi kuyakin bahwa sang waktu akan membantuku meringankannya.
~~~~
"Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. dan masuklah kedalam surga-Ku"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar