Maaf. Satu kata yang selalu hadir saat bayang wajahmu menari dalam ingatan. Satu kata yang ingin sekali ku ucapkan sejak lama kepadamu, saat aku tak mampu menolak perjodohan itu. Jika kamu merasa tersiksa dengan perpisahan yang tak pernah kita inginkan ini, maka harus ku beritahu padamu, bahwa aku pun tak lebih baik darimu.
Aku sama tersiksanya. Atau bahkan lebih tersiksa darimu. Karena aku, harus menjalankan sebuah pernikahan yang tak ada cinta di dalamnya. Jangan tanya kenapa, karena kamu pasti tau, bahwa cintaku telah habis di kamu. Keadaan ini bukan kita yang mau, kan?
Aku tak bisa memaksamu mempercepat rencana pernikahan kita di saat kamu memilih untuk lebih berbakti kepada seseorang dimana surgamu terletak di bawah telapak kakinya. Lalu aku pun tak bisa menolak di saat kedua orangtua meminta untuk aku segera kembali pulang.
Namun siapa mengira? Kepulanganku justru menjadi titik akhir dari cerita kita. Keadaan memaksa kita berpisah, memghancurkan segala impian yang telah kita bina bersama.
Maaf. Satu kata yang begitu lama ku simpan dalam lubuk hati. Satu kata yang ingin sekali ku ucapkan langsung di hadapanmu. Agar kau tau, maafku bukanlah sebuah candaan. Agar kau mampu merasakan getar bersalah, serta patahnya aku yang bertahun lamanya ku simpan.
Tuhan begitu baik, ya. Detik pertemuan denganmu yang dengan sabar telah kunanti begitu lama, akhirnya menjadi nyata. Maaf itu akhirnya terlontar di hadapanmu. Kesendirianmu hingga saat ini menjadikan rasa bersalahku semakin bertahta.
"Cepatlah cari pedamping, agar tidak terlalu lama sendiri."
Kalimat konyol itu terlontar dari lisanku begitu saja. Aku tau, tentu sulit bagimu bukan? Sama seperti ku yang sulit jatuh cinta pada dia yang telah secara sah mengikatku.
"Ya, secepatnya. Nanti aku kenalkan ke kamu jika sudah ketemu, ya."
Jawaban darimu yang justru membuat hatiku terasa ngilu saat mendengarnya. Meskipun ku tau, sudah seharusnya itu kau lakukan.
Maaf, ya. Aku telah membuatmu seterpuruk ini. Hingga kamu sulit bangkit dan mencari pegangan yang baru.
Dan maaf, aku tidakbisa menuruti permintaan mu kali ini. Permintaan untuk mencintai dia seperti aku mencintaimu. Karena sungguh, cintaku telah habis di kamu. Sekali lagi, maaf, ya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar