Selasa, 23 Januari 2024

Aku Ingin Pulang

 


Sudah ribuan kilometer ku melangkah, menjauh dari tanah kelahiran. Meninggalkan dua orang teristimewa nan berharga dalam hidupku. Dengan dalih, aku ingin berjuang menggapai impian demi membuat mereka tersenyum bangga. Serta terangkat martabatnya. Aku tahu pergi menjauh dari rumah yang begitu hangat adalah langkah yang paling berat ku ayunkan. Tapi mereka mendorongku untuk tetap pergi, dengan alasan, agar aku mendapatkan segala hal terbaik di tanah rantau. Demi melihat senyum bangga terukir di wajah mereka, ku sapa tanah rantau dengan suka cita. Ku katakana pada mereka aku telah sampai dengan selamat dan bahagia.

Waktu terus berjalan. Kehidupanku terus berlanjut. Aku yang paling terbiasa hidup bersama mereka, kini harus sendirian menghadapi kerasnya dunia. Aku yang sering kali bercerita dan mengeluh baik buruknya hari yang ku lalui, kini harus ku pilah pilih mana cerita yang layak untuk mereka dengar. Tentunya, aku selalu memilih cerita yang berisi tentang suka cita, kebahagiaan, serta keberhasilan yang telah ku raih. Ku pastikan mereka tak akan pernah mendengar cerita tentang bagaimana aku yang harus menghadapi pahit dan getirnya kehidupan yang ku lalui tanpa mereka membersamai di sisi. Mereka tak akan pernah mendengar bagaimana perihnya perutku menahan lapar di kala malam semakin pekat, sedang aku tak memiliki lembaran rupiah dalam genggaman. Mereka pun tak akan tahu bagaimana rindu yang menyapa dalam sepinya malam seringkali menyakitkan.

Ku tahu, doa mereka selalu melangit menemani setiap derap langkah yang ku pijak. Aku pun tahu, harapan mereka melihat ku pulang dengan membawa keberhasilan selalu mereka langitkan. Tapi kali ini, aku hanya ingin pulang. Tanpa melihat setinggi apa harapan yang mereka gantungkan kepadaku. Tanpa ada yang harus aku bawa untuk dipersembahkan.

Aku hanya ingin pulang. Melepas lelah di pangkuan Ibu, berdialog penuh makna bersama Bapak. Menikmati masakan terlezat buatan Ibu, mengiring senja dengan berbagi cerita kepada Bapak, ditemani secangkir kopi hangat yang disajikan Ibu.

Aku ingin pulang. Merasakan kembali kecup hangat di kening sebagai ucapan selamat pagi, atau selamat tidur menjemput mimpi dari Ibu. Menatap kembali senyuman teduh dari wajah tegas milik Bapak. Mendengarkan sejuta nasihat dari mereka agar aku menjadi sosok yang kuat menghadapi dunia yang seringkali tak bersahabat.  Aku rindu semua hal saat aku bersama mereka. Aku hanya ingin pulang, Bu. Aku hanya ingin pulang, Pak. Aku rindu bersama kalian. Aku hanya ingin pulang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar