Selasa, 04 Juli 2023

Hai, Biru

 


Biru.. nama itu masih melekat erat dalam memori. 

Secangkir kopi dan sepotong roti menjadi saksi salam perkenalan kami. 

Setelah hari itu, selalu hadir cangkir cangkir kopi yang lain.  Mendekatkan jarak yang terbentang di antara kami. Sebelum kata pisah kembali membentangkan jarak yang lebih jauh dari sebelumnya.

Hai, Biru.

Sedang apa kamu di sana?

Bagaimana hari-harimu bersamanya?

Bahagia, kan?

Harapku kamu selalu bahagia, meski bukan bersama ku.

Terimakasih, Biru.

Karena kamu pernah menungguku tanpa lelah dan menyerah.

Hingga kemudian aku kembali datang, lalu menyatakan pisah.

Aku tau kamu pasrah.

Karena Menolak inginku, bagimu bukanlah suatu hal yang mudah. Meski aku tahu, kamu begitu patah.

Kau tak membantah, meski satu kata.

Karena yang terpenting bagimu adalah mampu mencipta senyum bahagia yang tercetak indah di wajah.

Meski pada akhirnya, matamu akan basah karena harus menerima kata pisah pada kisah kita.

Hai, Biru...

Bahagia selalu bersamanya ya...

Tenang, aku baik-baik saja. Aku hanya tak mampu berhenti merindukanmu. Ku anggap ini adalah karma untukku karena telah melepasmu begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar