Rabu, 26 Juli 2023

Aku Tak Membenci


Maaf ...

Tuturmu setelah lapisan luka kau lukiskan dengan begitu indah.

Berharap senyumku hadir kembali seperti sedia kala; saat sebelum luka-luka itu kau gores dengan begitu nyata


Maaf ...

Ucapmu setelah desiran air mata berlomba bak rintikan hujan membasahi wajah

Lembut kau menghapus tiap bulir yang mengalir.

Berharap perih yang kurasa mampu kau singkir.


Maaf ... 

Katamu setelah percayaku kau hancurkan seperti serpihan kaca

Berharap kepingan percaya itu kembali terbentuk seperti semula

Tolong, maafkan ... jangan membenciku!

Bisikmu sambil mendekapku lembut nan hangat

Berharap kuabaikan semua yang telah terjadi, dan melepas kecewa yang begitu erat mengikat


Ah ... aneh sekali dirimu!!

Ingin ku teriakkan kalimat itu pada telingamu yang masih terbuka

Tidakkah kau lihat aku sedang sangat terluka??

Putaran waktu yang membawa kita kerap bersama, meskinya mampu membuatmu memahamiku seperti apa.


Adakah goresan benci yang ku lukis pada tatap serta wajahku?

Kupastikan kamu tidak menemukannya.

Karena memang aku tidak membenci, hanya sedang terluka!


Kadang Cinta ini membuatku sangat lelah

Kadang aku ingin berhenti, tapi aku tahu bahwa keinginanku sering berakhir menjadi salah

Ingin rasanya menangis dalam sunyiku,

Walau selalu saja kudapati mahalnya ruang dan waktu

Kutenggelamkan diriku pada jeram kepura-puraan, menyandang topeng ceria dalam tertawaku


Aku tidak membenci, hanya pikiranku yang selalu meracau mengutuki diri

Mungkin ikhlas dan rela mudah terucapkan olehmu, namun untukku sepertinya tak pernah mudah kau pahami

Tak perlu khawatir, sayang ... aku tak pernah tega untuk membencimu

Hanya ... ijinkan aku sesekali menangis, menanggalkan topengku sekali waktu


Tuhaan ...

Kau tahu aku tak membenci, bahkan ku `tak sanggup melakukannya

Aku hanya sedang lelah, patah, dan terluka

Ijinkan aku selalu belajar menerima diri

Sungguh, Aku tak membenci!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar