Hai, diriku
Hai, diriku.
Sudah puluhan tahun dirimu berjalan mengarungi kehidupan yang fana ini. Langkahmu semakin dekat dengan gerbang akhir perjalanan hidup.
Lalu, bekal apa yang telah kau persiapkan sampai hari ini?
Mengenang tanggal lahir bukanlah tentang pesta meriah berlimpah hadiah. Namun hakikat pertemuan dengan tanggal lahirmu adalah perenungan, sebanyak apa bekal yang telah kau persiapkan untuk pulang? Sebesar apa dirimu bermanfaat untuk orang banyak?
Bukankah sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya?
Hai, diriku.
Jangan berhenti berterimakasih pada Tuhan, ya. Karena DIA masih memberimu kesempatan untuk memperbaiki diri, berproses menjadi lebih baik lagi, belajar untuk terus menebar kebaikan sepanjang hari, dan mengasah ilmu ikhlas juga sabar yang harus terus terisi.