Monolog Rasa
Hai ... apa yang sedang kaupikirkan? Kenapa aku melihat banyak banget benang kusut dalam dirimu?
Hhh ... sebelum kujawab, boleh gak kubertanya? Bagaimana perasaanmu sebenarnya? Bisakah kamu jujur dengan perasaanmu sendiri?
Ah ... pertanyaan apa ini?
Hahaha ... jujur? Terhadap rasa yang hadir pada diriku? Bagaimana kumampu jujur atas rasa yang tercipta ini, sedang dia, sebagai logika, sering kali mencekalnya! Hhf ... bagaimana aku harus mengatakannya? Tiap kali detak rasa ini hadir, aku selalu 'tak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan logika. Aku ... dan logika ... seringkali berada pada persimpangan jalan untuk memilih. Tidak jarang, pilihan kami 'tak searah.