Sabtu, 08 Juli 2023
Selasa, 04 Juli 2023
Aku Pamit
Aku yang dulu istimewa kini kembali menjadi seorang yang asing dan biasa.
Tatap matamu yang penuh cinta, kini tak lagi ku dapatkan.
Senyuman manismu yang sering membuat ku terpaku, tak lagi ku temu.
Peluk hangatmu yang selalu membuatku tenang, tak lagi ku rasakan.
Hei, Kenapa?
Apa aku ada salah?
Bicaralah!
Kau tahu, bukan? Bagiku kamu adalah rumah paling nyaman untukku pulang.
Namun sepertinya kini kau membangun pagar tinggi dan menguncinya rapat.
Hai, Biru
Biru.. nama itu masih melekat erat dalam memori.
Secangkir kopi dan sepotong roti menjadi saksi salam perkenalan kami.
Setelah hari itu, selalu hadir cangkir cangkir kopi yang lain. Mendekatkan jarak yang terbentang di antara kami. Sebelum kata pisah kembali membentangkan jarak yang lebih jauh dari sebelumnya.
Hai, Biru.
Sedang apa kamu di sana?
Bagaimana hari-harimu bersamanya?
Bahagia, kan?
Harapku kamu selalu bahagia, meski bukan bersama ku.
Terimakasih, Biru.
Karena kamu pernah menungguku tanpa lelah dan menyerah.
Hingga kemudian aku kembali datang, lalu menyatakan pisah.
Aku tau kamu pasrah.
Sabtu, 01 Juli 2023
Inikah Cinta Tak Bersyarat?
Langkah kaki yang mengantarkan mereka pada tempat yang sedang ku rawat dan ku jaga ini, tentu bukan sebuah kebetulan.
Ada peran Allah yang menggerakkan
hati juga langkah mereka untuk tiba pada rumah baru yang akan mereka singgahi saat ini.
Siapa aku?
Tentu tanya itu bertalu dalam pikiran
dan hati mereka.
Perkenalkan, aku adalah seseorang
yang akan selalu ada di rumah barumu ini.
Di saat kamu butuh sepasang telinga
untuk mendengar segala keluh kesahmu, aku di sini.
Di saat kamu butuh bahu untuk sekadar
bersandar, aku ada.
Di saat kamu butuh sebuah pelukan
hangat demi meredakan pelukan kampung halaman, tenanglah! Aku siap!
Aku bisa menjadi kakakmu, ibumu, atau
bahkan sekadar teman ceritamu.
Begitulah jawabku dari sebuah pertanyaan yang bahkan belum terlontar dari mulut mereka yang masih kelu. Dan mereka hanya menatapku dengan segaris senyuman.
Jumat, 30 Juni 2023
Hanya Lelah
Ribuan jarak dan langkah telah bersama terlewati
Mengukir cerita bukan hanya tentang bahagia.Ada duka dan air mata yang telah bersama kita rasa
Namun percayakah?
Setelah ratusan purnama kita nikmati bersama, ada satu malam dimana asing kembali menyapa.
Tanya mengapa kita? Ingin apa kita? Kemana lagi kita akan melangkah? Masihkan searah? Terkadang kembali menyapa pada dinding kesunyian malam.
Selasa, 27 Juni 2023
Sesak yang Menyakitkan
Aku tak pernah tau arti sesak dalam
merindu. Sebelum kehilangan itu datang menyapa, membelai hingga memelukku erat.
Ini adalah sesak yang menyakitkan ketigakalinya dalam hidupku. Setelah aku
merasakan sesak karena kehilangan mereka, salah satu penyebab keridhoan Allah
turun padaku, kini aku merasa bertambah sesak karena kehilanganmu, sebab pintu
surgaku terbuka lebar.
Semua terlalu cepat bagiku.
Kebersamaan bersamamu di balik angka 28 tahun terasa baru hitungan hari bagiku.
Aku tahu, kau tak pernah suka melihatku rapuh. Tapi kepergianmu dalam pelukku
adalah pencipta kerapuhanku yang paling utuh.
Ku tahu, jiwa dan ragaku harus kuat. Karena ada dua permata hidupmu yang juga kau tinggalkan bersamaku. Tapi maaf, sesak yang kau tinggalkan begitu menyakitkan, Tuan.
Ingin Temu
Jika saja batas ruang dan waktu ini bisa ku tembus, ingin sekali aku menembusnya. Bertemu denganmu sejenak. Memelukmu dengan begitu erat. Bercerita banyak hal yang mungkin kamu tidak tahu. Namun yang pasti aku ingin berkata bahwa aku meridukanmu. Setiap waktu berg ulir rindu ini semakin menderu. Sesak rasanya. Karena aku terlalu terbiasa dengan adanya dirimu. Banyak orang menilai aku adalah gadis kecilmu yang manja. Tanpa mereka tahu seberapa kuat aku berjuang untuk menjadi gadis kecilmu yang tangguh, saat kau ditakdirkan untuk pulang ke negeri abadi.
Kamis, 30 Maret 2023
Dipatahkan Realita
Aku tidak pernah jatuh cinta sedalam ini. Menaruh harapan kepada orang yang sama dalam waktu yang cukup panjang. Ya, tiga tahun waktu yang cukup lama untuk menunggu dan menantinya menjadi milikku, bukan? Aku tahu, dia telah menjalin hubungan serius dengan seseorang. Ia bersama teman sekelasnya, sudah menjalin hubungan yang cukup serius. Bahkan kabar terakhir yang ku dengar darinya, mereka akan membawa hubungan itu hingga ke jenjang pernikahan selepas wisuda nanti.
Bagas. Nama lelaki yang selama ini telah membuatku berhasil
jatuh cinta sedalam ini. Dia kakak seniorku sejak di bangku SMA hingga di
kampus yang sama. Ia memiliki rahang yang tegas, mata yang tajam, alis mata
yang cukup tebal, serta tinggi badan sekitar 170 cm, yang akhirnya menjadi daya
pikat tersendiri di mataku. Jarak rumah kami yang begitu dekat, hanya berbeda
satu blok, membuat hubungan aku denganya pun begitu dekat sejak lama. Kami
sering kali menghabiskan waktu untuk sekadar berdiskusi singkat. Atau di saat
aku butuh bantuannya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah. Atau sekadar
menghabiskan malam minggu yang panjang dengan ngobrol ngalor ngidul sambil
menikmati semangkuk bakso dan es campur. Namun semua kedekatan kami terjalin sebelum
ku tahu ia telah memiliki tambatan hati.
Aku mundur perlahan.
Sabtu, 18 Maret 2023
Bukan Membenci, Hanya Terluka
Abu Al-Aswad Al-Du'ali pernah bersyair, yang bunyinya:
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللهِ فَإِنَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya:
"Barangsiapa yang memaafkan dan melakukan perbaikan, maka pahalanya ada di tangan Allah, karena sesungguhnya Dia mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."
Syair ini menunjukkan bahwa memaafkan dan melakukan perbaikan setelah suatu kesalahan atau kesalahan orang lain adalah hal yang mulia dan dihargai oleh Allah SWT. Syair ini juga mengajarkan pentingnya berbuat baik dan mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, karena hal ini akan memperoleh pahala dan berkah dari Allah SWT.
♥♥♥
Jika melihat syair Abu Al-Aswad di atas, rasanya tertampar sekali!
Selasa, 07 Maret 2023
Pesan Cinta Dari-Nya
Mungkin segala harap dan do`a itu terdengar. Mungkin segala azam dan tekad itu Allah saksikan. Hingga kemudian hadir kejadian demi kejadian yang membuat hati begitu terluka dan perih. Berderet tanya terlukis indah dalam benak. Tapi yang paling nyata adalah kata "Mengapa?"
Ada tangis yang ingin ku luapkan. Membuang perih yang tergores. Tapi nyatanya, tangis itu tak kunjung pecah. Seolah tak rela jika aku menangis hanya karena disebabkan oleh orang-orang tak tahu diri dan tak tahu cara menghargai juga menghormati orang lain.