Abu Al-Aswad Al-Du'ali pernah bersyair, yang bunyinya:
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللهِ فَإِنَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya:
"Barangsiapa yang memaafkan dan melakukan perbaikan, maka pahalanya ada di tangan Allah, karena sesungguhnya Dia mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan."
Syair ini menunjukkan bahwa memaafkan dan melakukan perbaikan setelah suatu kesalahan atau kesalahan orang lain adalah hal yang mulia dan dihargai oleh Allah SWT. Syair ini juga mengajarkan pentingnya berbuat baik dan mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, karena hal ini akan memperoleh pahala dan berkah dari Allah SWT.
♥♥♥
Jika melihat syair Abu Al-Aswad di atas, rasanya tertampar sekali!
Tapi sisi hati lain berkata, "Aku bukan tidak memaafkan, bukan membenci, aku hanya sedang terluka dan butuh waktu untuk menyembuhkannya."
Perkara meminta maaf dan memaafkan adalah perkara yang begitu mudah. Kita hanya butuh menurunkan sedikit keegoan diri yang sedang merajai hati. Dan meyakini bahwa Allah begitu mencintai hamba-Nya yang saling memaafkan. Namun untuk menghilangkan jejak perih yang telah ditorehkan itu adalah perkara yang tak mudah. Butuh waktu. Bahkan terkadang, diri sendiri pun tidak mampu menentukan kapan luka itu sembuh dengan sempurna.
Miris! Ketika dalam benaknya tercipta pikiran bahwa aku membenci.
Bukan aku membenci!! Aku hanya sedang terluka!
Bisakah kau pahami ini?
Bisakah kamu diam lalu mencoba untuk memahami keadaan ini dengan baik? Daripada berbicara dengan tuduhan yang kemudian memperlebar luka ini.
Sadarilah, bahwa aku hanya manusia biasa. Kapanpun aku bisa merasa bahagia, sedih, kecewa, terluka.
Tenang, aku sedang melatih diriku untuk tidak lagi membenci siapapun! Meski begitu, bukan berarti aku tidak boleh menikmati perihnya luka ini, kan?
Pahamilah, aku bukan membenci, aku hanya sedang terluka. Dan biarkan Allah dengan waktu yang diciptakan-Nya yang membantuku membasuh luka ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar