Aku Pamit
Aku yang dulu istimewa kini kembali menjadi seorang yang asing dan biasa.
Tatap matamu yang penuh cinta, kini tak lagi ku dapatkan.
Senyuman manismu yang sering membuat ku terpaku, tak lagi ku temu.
Peluk hangatmu yang selalu membuatku tenang, tak lagi ku rasakan.
Hei, Kenapa?
Apa aku ada salah?
Bicaralah!
Kau tahu, bukan? Bagiku kamu adalah rumah paling nyaman untukku pulang.
Namun sepertinya kini kau membangun pagar tinggi dan menguncinya rapat.