Perjodohan Terindah (bagian 1)
Aku nyaris tak percaya dengan apa yang berada di hadapanku saat ini. Biodata seorang laki-laki dalam sebuah map, yang kini di tangan membuat aku tak bisa berkedip beberapa saat. Ia adalah lelaki yang ingin Ayah kenalkan kepadaku.
“Dia anak dari sahabat Ayah yang udah lama ingin sekali Ayah kenalkan sama kamu. Ayah dan sahabat ayah berharap kalian bisa berjodoh suatu hari nanti, dan kami ingin kalian bisa saling berkenalan saja dulu.” Terang Ayah saat aku membaca biodata di hadapanku.
“Bagaimana, Key? Kamu mau?” tanya Ayah membuyarkan lamunanku.
Aku mengangguk memberi jawaban kepada Ayah.
“Kamu tidak keberatan kan, Nak?” tanya ibu sekedar meyakinkan.
“Tidak Ibu. Tidak sama sekali.” Jawabku untuk meyakinkan Ayah dan Ibu. Terlihat senyum lega dan bahgaia di wajah mereka yang mulai nampak keriput halus. Tanda mereka sudah mulai menua.
“Ibu dan Ayah tidak akan memaksa menjodohkan kamu dengan dia. Kami hanya berusaha untuk memperkenalkan kamu dengan dia dulu. Ya, syukur-syukur memang kamu setuju dengan perjodohan ini dan cocok dengan dia. Kalaupun tidak, ya sudah, tidak masalah.” Kata Ayah. Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Ayah. Jikalau saja Ayah tahu yang sebenarnya. Ah, biarlah waktu yang akan memberitahu Ayah yang sebenarnya, bisikku dalam hati.








