Jumat, 27 Maret 2020

Bayang Masa Lalu

Raka belum bisa tertidur. Padahal jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Ia mengambil gawainya yang tersimpan di atas nakas samping tempat tidur. Melihat tanggal yang tertera di layar utama. 19 Februari. Tanggal ulangtahunnya. Bisik hati Raka. Ingin ia mengetik sebuah pesan yang akan dikirim kepada si dia yang sedang berulang tahun. Namun tiba-tiba wanita yang sudah dinikahi selama tiga tahun ini, yang sedang tertidur di sampingnya terbangun dan melihat Raka sedang menatap layar gawainya.
"Belum tidur, Mas?" Tanya sang istri di sela rasa kantuknya.
"Belum, gak bisa tidur. Gak tau kenapa." Jawab Raka sambil meletakkan kembali gawainya, lalu kembali merebahkan badan di samping sang istri.
"Aku tau caranya biar kamu bisa tidur." Kata sang istri yang langsung memijat kepala Raka.
Andai kamu yang melakukan ini buat aku. Sempurna pasti kebahagiaan aku. Ucap Raka dalam hati sambil membayangkan seseorang yang sedang berulang tahun hari itu.

Subuh menjelang. Raka sudah bangun lebih dulu sebelum istrinya terbangun. Ia tak benar-benar bisa tidur semalaman. Hati dan pikirannya melayang kepada satu sosok yang tidak pernah sanggup ia lupakan. Satu sosok yang pernah singgah sebagai cinta pertamanya dan tak akan pernah pergi.
"Kamu sudah rapih, Mas? Mau berangkat ke kantor?"
Tanya sang istri yang baru saja terbangun. Jam sudah menunjukkan pukul 5.30 pagi. 
"Iya, aku harus menyiapkan materi untuk meeting hari ini." Jawab Raka sambil merapihkan dasinya.
"Aku buatkan sarapan dulu ya, sebentar." Kata sang istri sambil beranjak dari tempat tidurnya.
"Enggak perlu, aku udah bikin roti bakar tadi. Sudah aku siapkan juga untuk dibawa ke kantor. Kamu masuk pagi hari ini?" 
Sang istri berbalik badan dan kembali duduk di pinggir ranjang. Ada sedikit rasa bersalah menyelinap dalam hatinya. Harusnya aku bisa bangun lebih pagi. Biar mas Raka tidak menyiapkan segalanya sendiri. Bisik hati istri Raka.
"Iya, aku masuk pagi. Tapi nanti jam setengah delapan aku baru berangkat kayanya." Jawab sang Istri yang berprofesi sebagai perawat.
"Ya sudah. Aku pamit ya. Kamu nanti hati-hati berangkatnya. Aku juga sudah buatkan kamu roti bakar untuk sarapan. Jangan lupa dimakan." Kata Raka yang disusul kecupan hangat di kening sang istri. Rutinitas wajib sebelum mereka berpisah untuk menjalankan tugas masing-masing

~~~
Raka hanya menghabiskan waktu kurang lebih satu jam perjalanan dari rumah menuju kantornya. Tepat pukul 6.30 ia sampai di kantor. Ia langsung mengeluarkan gawai setelah sampai di ruangannya. Mencari nomor seseorang yang sedang berulang tahun hari ini.

Hai, Key. Happy birthday. Semoga kamu selalu sehat dan bahagia. Panjang umur, semakin banyak rejeki dan selalu dilimpahkan keberkahan oleh-Nya.

Pesan itu akhirnya ia kirimkan. Seseorang jauh dari tempat Raka, yang menerima pesan itu menatap layar gawainya tak percaya. Masih sepagi ini, dia mengirim pesan ini buat aku? Kalau istrinya tahu bagaimana? Kalau Mas Zidan tahu bagaimana? Bisik hati seseorang tersebut.

Keysha. Perempuan yang sedang berulang tahun hari ini. Seseorang yang sedang dalam pikiran Raka sejak kemarin. Seseorang yang hadir lebih dulu daripada istri Raka dalam kehidupannya.

"Hai, Ka. Terimakasih untuk do'anya.  Doa yang sama untukmu." Balas Keysha kemudian yang langsung meletakkan gawainya di atas meja makan. Ia pun melanjutkan kembali rutinitas paginya. Bebersih rumah dan menyiapkan sarapan untuk sang suami dan anaknya yang baru berusia tujuh bulan.

Keysha baru saja selesai memasak nasi goreng untuk menu sarapan ia dan sang suami. Tak lama Zidan keluar kamar dengan penampilan sudah rapih siap berangkat ke kantor.
"Sarapan apa nih kita, bundaa?" Sapa Zidan sambil memeluk Keysha dari belakang. Keysha yang baru saja meletakkan piring dan nasi goreng di atas meja makan merasa terkejut dengan perlakuan Zidan.
"Kamu nih! Aku kaget tau! Untung aja piringnya enggak jatoh!" Protes Keysha yang masih berada dalam pelukan Zidan.
"Maaf sayang." Ucap Zidan yang langsung mendaratkan kecupan sayang di pipi kanan Keysha. Mendadak wajah Keysha merona atas perlakuan Zidan.
"Makan yuk! Laper nih. Selagi Azalea belom bangun." Ajak Keysha sambil duduk di kursi meja makan. Zidan pun duduk di sampingnya.
"Nasi goreng spesial, di hari spesial. Pasti enak rasanya." Kata Zidan sambil memperhatikan Keysha yang sedang mengisi piringnya dengan nasi goreng. 
"Kamu nih apaan sih? Dari tadi ngegodain aku terus. Malu tau iih!" Jawab Keysha dengan rona merah di wajahnya yang semaki terlihat.
"Emang betul kan? Hari ini hari spesial buat kamu kan? Happy birthday, sayang. Semoga kamu selalu sabar menjalankan peran kamu sebagai istri aku, ibu dari anak-anak aku. Kamu semakin dewasa, semakin bijak, semakin cinta sama aku dan Azalea, dan semoga selalu Allah berkahi." Kata Zidan yang kemudian mencium kening Keysha. 
Keysha bahagia sekali mendengar Zidan mengucapkan itu di awal hari. Walau Zidan bukanlah orang pertama yang mengucapkan itu, tapi ia tetap bahagia.
"Makasih, Mas. Do'a-kan aku selalu ya."
"Pasti. Kamu mau kemana hari ini? Biar nanti aku usahakan pulang cepat dari kantor." Tanya Zidan yang langsung memasukkan suapan pertama nasi goreng buatan istri tercinta.
"Hmm. Gak perlu kemana-mana, Mas. Kita makan-makan di rumah aja. Aku lagi males keluar rumah." Jawab Keysha yang kemudian di iyakan oleh Zidan.
Mereka pun kemudian menyelesaikan agenda makan pagi mereka. Keysha langsung membawa piring-piring kotor ke tempat cuci piring setelah mereka selesai makan. Saat Keysha baru saja meletakkan piring-piring kotor itu, terdengar nada pesan masuk dari gawai Keysha. Zidan yang belum beranjak dari meja makan langsung mengambil alih gawai Keysha.

Raka?? Tanya Zidan dalam hati tak percaya saat membuka pesan itu. Zidan tahu betul siapa Raka dalam kehidupan Keysha. Laki-laki dari masa lalu Keysha yang pernah punya kisah bersama, juga pernah melukai hati Keysha. Zidan yang kemudian berjuang mengobati dan menyembuhkan luka itu. Zidan yang berjuang setengah mati agar Keysha bangkit dari lelaki itu. Lalu pagi ini, ia datang kembali tanpa rasa berdosa mengucapkan selamat ulang tahun kepada istrinya, perempuan yang paling ia cinta setelah ibunya.

"Key, ada pesan dari Raka." Kata Zidan mencoba tetap tenang. Keysha sangat terkejut mendengar Zidan memberitahu itu. Keysha tahu betul, suaminya itu sedang mencoba meredam amarah yang tiba-tiba saja datang. Dan ia tahu sumbernya dari siapa.

"Apa katanya, Mas?" Tanya Keysha sengaja. 

Ia ingin membuat Zidan tak berpikir macam-macam tentang ia dan Raka.

"Baca aja nanti sendiri. Aku mau siap-siap berangkat." Jawab Zidan yang sudah beranjak dari meja makan.

Setelah mengambil tas dan kunci mobil, Zidan pun pamit kepada Keysha. 
"Jangan salah paham ya, Mas. Aku sama dia gak ada apa-apa sama sekali. Bukan aku juga yang mulai duluan. Dia yang tadi pagi tiba-tiba kirim pesan duluan ke aku. Aku cuma sayang sama kamu. Cuma kamu yang ada di hati aku saat ini dan untuk selamanya." Kata Keysha sambil menatap dalam ke mata Zidan sebelum Zidan memasuki mobil.

"Aku percaya kamu. Tenang aja, sayang." Jawab Zidan yang kemudian melemparkan senyuman termanisnya dan memberikan pelukan hangat nan menenangkan kepada istri tercinta. Keysha bisa bernapas lega melihat sikap Zidan yang seperti itu.

Siang menjelang. Keysha baru saja selesai menyuapi Azalea saat ponselnya berdering.
Raka? Mau apa dia nelepon begini? Tanya Keysha dalam hati sebelum menjawab telepon dari Raka.

"Halo, Ka. Ada apa?" Tanya Keysha tanpa basa basi.

"Hai Key, gimana kabarnya?"

"Baik. Ada apa?" Jawab Keysha dengan nada tak begitu bersahabat.

"Gak ada apa-apa. Kamu lagi sibuk ya?"

"Lumayan. Aku harus ngurus anak aku. Dia mulai rewel mau tidur siang." Jawab Keysha tegas.

"Kalau gitu, nanti aku telepon lagi, ya? Boleh?" Tanya Raka tanpa ragu sedikitpun.

"Maaf sebelumnya, Ka. Tapi untuk apa? Kalau sekadar ngobrol biasa, maaf aku gak bisa."

"Aku cuma mau dengar suara kamu." Jawab Raka. Ada getar rindu mengiringi ucapannya.

"Sekarang sudah dengar, kan? Jadi buat apa nelepon lagi?" Tanya Keysha yang mulai tidak nyaman dengan Raka. Ia tahu ke arah mana pembicaraan ini akan Raka bawa.

Hal ini pernah terjadi beberapa bulan yang lalu. Sebelum akhirnya Keysha dimaki-maki oleh istri Raka. Karena dikira Keysha telah menggoda Raka. Padahal, demi apapun, Keysha tidak pernah lagi menyimpan rasa sayang dan cintanya untuk Raka sejak Raka memilih pergi darinya dan menikah dengan perempuan lain yang saat ini sudah sah menjadi istri Raka.

"Key, plis. Jangan sedingin ini. Aku kangen kamu, Key. Aku yakin kamu juga kangen aku, kan?"

Keysha tersenyum sinis sambil menggelengkan kepala saat mendengar Raka mengucapkan itu. Gak habis pikir sama orang ini. Apa yang ada di pikirannya sampai bisa ngomong kaya gini? Desis hati Keysha.

"Ka, aku mohon sama kamu, berhenti seperti ini. Kamu sadar gak sih? Aku udah nikah, aku sudah punya anak. Aku bahagia bersama Zidan. Jadi stop menghubungi aku seperti ini! Kamu juga sudah punya istri. Bahagiakan saja istri kamu. Aku gak mau dibilang pelakor atau dicaci maki lagi sama istri kamu hanya karena hal ini." Tegas Keysha.

"Key, aku cuma ...."

"Raka. Plis! Hargai keputusan aku seperti aku menghargai keputusan kamu saat itu. Saat kamu pamit pergi dan memilih menikah dengan dia."

"Tapi aku enggak benar-benar mencintai dia, Key. Aku cuma mau kamu. Aku cuma sayang dan cinta sama kamu."

"Ya ampun, Ka. Udahlah, gak usah ngawur!" Keysha mulai jengah. "Bertanggungjawablah dengan apa yang sudah kamu pilih. Termasuk pilihan untuk meninggalkan aku dan menikah dengan dia." lanjut Keysha sebelum memutuskan sambungan telepon dari Raka.

Di sebrang telepon, Raka hanya bisa duduk tak bersemangat di meja kerjanya. Ia kembali merutuki dirinya sendiri. Menyesali keputusannya untuk meninggalkan Keysha tiga tahun yang lalu. Kalau saja dulu aku memilih bertahan, dan memperjuangankan hubungan kita, Key. Mungkin sekarang enggak begini keadaannya. Kata Raka dalam hati. Gemuruh rindu dalam dadanya semakin menderu. Ia sesak. Menanggung rindu berselimut penyesalan.

~~~~

Tiga tahun lalu, Raka memilih untuk meninggalkan Keysha di tengah rasa sayang dan cintanya yang sedang melambung dalam hati. Ia harus rela melepaskan Keysha di saat ia dan Keysha baru saja memulai merancang masa depan hubungan mereka.
Sebulan sebelum Raka pergi dan menikah dengan Rianti, istrinya saat ini, ia dan Keysha sedang merencanakan kelanjutan hubungan mereka. Raka berencana akan melamar dan menikahi Keysha enam bulan mendatang. Namun, siapa kira, ternyata ayah Raka sudah menjodohkan ia dengan Rianti, anak dari sahabat sekaligus rekan bisnis sang ayah.

Segala cara sudah Raka lakukan untuk menolak, menentang keputusan orangtunya. Tapi gagal. Hingga akhirnya ia menyerah, dan lebih memilih mengikuti kemauan kedua orangtuanya, dan meningglkan Keysha.

“Maafkan aku, Key. Aku enggak bisa memperjuangkan lagi hubungan kita. Aku memilih untuk mengikuti maunya Papa dan Mama. Tapi kamu harus tahu, Key, cuma kamu yang aku cinta dan sayang sampai kapanpun.” Ucap Raka saat menghampiri Keysha ke rumahnya seminggu sebelum ia menikah.

Keysha yang saat itu sangat mencintai Raka, dan berharap masa depan hubungan mereka berakhir bahagia, merasa remuk seketika.

“Kamu enggak perlu meminta maaf. Karena kamu enggak salah. Kamu harus bisa mencintai dia, memperlakukan dia jauh lebih baik dari cara kamu memperlakukan aku. Karena bagaimanapun, dia yang akan menjadi istri kamu. Aku turut bahagia atas pernikahan kamu nanti. Oh ya, satu lagi. Mulai belajarlah melupakan aku, dan melupakan semua tentang kita.” Kata Keysha diiringi rintikan air mata.
“Aku enggak akan bisa, Key. Plis, jangan nangis, Key, dan jangan meminta suatu hal yang enggak mungkin aku lakukan. Aku merasa berdosa melihat kamu seperti ini, Key. Please maafin aku, Key.” Ucap Raka sambil menghapus air mata Keysha. Dengan lembut Keysha menepis tangan Raka.

“Gak perlu, Ka. Kamu enggak perlu merasa berdosa dengan keadaan ini. Aku hanya butuh waktu untuk menerima kenyataan ini. Aku pamit ke kamar, Ka. Kamu pulang, ya!” Kata Keysha yang langsung meninggalkan Raka sendiri di ruang tamu.

~~~~

Raka kembali teringat dengan kejadian itu. Masih terekam begitu jelas dalam memorinya bagaimana wajah Keysha yang hatinya begitu hancur menerima kabar ia akan menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya. Masih jelas dalam ingatan Raka bagaimana Keysha mencoba untuk tetap tegar menerima keputusannya, bahkan Keysha meminta ia untuk lebih mencintai istrinya, juga melupakan apapun tentang dirinya bersama Keysha.

Tiga tahun sudah berlalu, tapi serasa baru kemarin bagi Raka. Belum bisa ia menuruti permintaan Keysha. Bahkan di saat ia tahu Rianti memaki dan menyalahi Keysha karena kesalahan dirinya, ia semakin menyayangi Keysha. Ia semakin sulit mencintai Rianti. Raka tahu, ini keputusan yang salah sepanjang hidupnya. Namun ia tidak bisa berbuat apapun. Meninggalkan Rianti, sama saja mempertaruhkan kesehatan kedua orangtuanya, dan hubungan antara kedua orangtua dengan mertuanya. Kembali kepada Keysha pun adalah hal yang sudah sangat tidak mungkin.

Raka terjebak dalam bayangan masa lalunya. Ia terkunci di dalam cinta masa lalu. Hatinya terjebak kepada satu nama, Keysha. Walau ia sadar, tidak seharusnya ia seperti ini. Dalam hati kecilnya Raka membenarkan ucapan Keysha, bahwa ia harus bertanggung jawab atas apa yang sudah ia  pilih dalam hidupmya. Namun ia belum bisa. Karena langkah kaki dan hatinya masih terjebak dalam bayangan masa lalu.

1 komentar:

  1. Emperor Casino | Shootercasino
    If you are looking for great bonuses, you will definitely find Emperor Casino. 제왕카지노 There is the best online casino in the Philippines febcasino that 메리트 카지노 고객센터 offers a 100%

    BalasHapus