"Belum
tidur, Mas?" Tanya sang istri di sela rasa kantuknya.
"Belum,
gak bisa tidur. Gak tau kenapa." Jawab Raka sambil meletakkan kembali
gawainya, lalu kembali merebahkan badan di samping sang istri.
"Aku
tau caranya biar kamu bisa tidur." Kata sang istri yang langsung memijat
kepala Raka.
Andai
kamu yang melakukan ini buat aku. Sempurna pasti kebahagiaan aku. Ucap Raka dalam hati sambil
membayangkan seseorang yang sedang berulang tahun hari itu.
Subuh
menjelang. Raka sudah bangun lebih dulu sebelum istrinya terbangun. Ia tak
benar-benar bisa tidur semalaman. Hati dan pikirannya melayang kepada satu
sosok yang tidak pernah sanggup ia lupakan. Satu sosok yang pernah singgah
sebagai cinta pertamanya dan tak akan pernah pergi.
"Kamu
sudah rapih, Mas? Mau berangkat ke kantor?"
Tanya
sang istri yang baru saja terbangun. Jam sudah menunjukkan pukul 5.30
pagi.
"Iya,
aku harus menyiapkan materi untuk meeting hari ini." Jawab Raka sambil
merapihkan dasinya.
"Aku
buatkan sarapan dulu ya, sebentar." Kata sang istri sambil beranjak dari
tempat tidurnya.
"Enggak
perlu, aku udah bikin roti bakar tadi. Sudah aku siapkan juga untuk dibawa ke
kantor. Kamu masuk pagi hari ini?"
Sang
istri berbalik badan dan kembali duduk di pinggir ranjang. Ada sedikit rasa
bersalah menyelinap dalam hatinya. Harusnya aku bisa bangun lebih pagi.
Biar mas Raka tidak menyiapkan segalanya sendiri. Bisik hati istri
Raka.
"Iya,
aku masuk pagi. Tapi nanti jam setengah delapan aku baru berangkat
kayanya." Jawab sang Istri yang berprofesi sebagai perawat.
"Ya
sudah. Aku pamit ya. Kamu nanti hati-hati berangkatnya. Aku juga sudah buatkan
kamu roti bakar untuk sarapan. Jangan lupa dimakan." Kata Raka yang
disusul kecupan hangat di kening sang istri. Rutinitas wajib sebelum mereka berpisah untuk menjalankan tugas masing-masing
~~~
Raka
hanya menghabiskan waktu kurang lebih satu jam perjalanan dari rumah menuju
kantornya. Tepat pukul 6.30 ia sampai di kantor. Ia langsung mengeluarkan
gawai setelah sampai di ruangannya. Mencari nomor seseorang yang sedang
berulang tahun hari ini.
Hai,
Key. Happy birthday. Semoga kamu selalu sehat dan bahagia. Panjang umur,
semakin banyak rejeki dan selalu dilimpahkan keberkahan oleh-Nya.
Pesan
itu akhirnya ia kirimkan. Seseorang jauh dari tempat Raka, yang menerima pesan
itu menatap layar gawainya tak percaya. Masih sepagi ini, dia mengirim pesan
ini buat aku? Kalau istrinya tahu bagaimana? Kalau Mas Zidan tahu
bagaimana? Bisik hati seseorang tersebut.
Keysha.
Perempuan yang sedang berulang tahun hari ini. Seseorang yang sedang
dalam pikiran Raka sejak kemarin. Seseorang yang hadir lebih dulu daripada
istri Raka dalam kehidupannya.
"Hai,
Ka. Terimakasih untuk do'anya. Doa yang sama untukmu." Balas Keysha
kemudian yang langsung meletakkan gawainya di atas meja makan. Ia pun
melanjutkan kembali rutinitas paginya. Bebersih rumah dan menyiapkan
sarapan untuk sang suami dan anaknya yang baru berusia tujuh bulan.
Keysha
baru saja selesai memasak nasi goreng untuk menu sarapan ia dan sang suami. Tak
lama Zidan keluar kamar dengan penampilan sudah rapih siap berangkat ke
kantor.
"Sarapan
apa nih kita, bundaa?" Sapa Zidan sambil memeluk Keysha dari belakang.
Keysha yang baru saja meletakkan piring dan nasi goreng di atas meja makan
merasa terkejut dengan perlakuan Zidan.
"Kamu
nih! Aku kaget tau! Untung aja piringnya enggak jatoh!" Protes Keysha yang
masih berada dalam pelukan Zidan.
"Maaf
sayang." Ucap Zidan yang langsung mendaratkan kecupan sayang di pipi kanan
Keysha. Mendadak wajah Keysha merona atas perlakuan Zidan.
"Makan
yuk! Laper nih. Selagi Azalea belom bangun." Ajak Keysha sambil duduk di
kursi meja makan. Zidan pun duduk di sampingnya.
"Nasi
goreng spesial, di hari spesial. Pasti enak rasanya." Kata Zidan sambil
memperhatikan Keysha yang sedang mengisi piringnya dengan nasi goreng.
"Kamu
nih apaan sih? Dari tadi ngegodain aku terus. Malu tau iih!" Jawab Keysha
dengan rona merah di wajahnya yang semaki terlihat.
"Emang
betul kan? Hari ini hari spesial buat kamu kan? Happy birthday, sayang. Semoga
kamu selalu sabar menjalankan peran kamu sebagai istri aku, ibu dari
anak-anak aku. Kamu semakin dewasa, semakin bijak, semakin cinta sama aku
dan Azalea, dan semoga selalu Allah berkahi." Kata Zidan yang kemudian
mencium kening Keysha.
Keysha
bahagia sekali mendengar Zidan mengucapkan itu di awal hari. Walau Zidan
bukanlah orang pertama yang mengucapkan itu, tapi ia tetap bahagia.
"Makasih,
Mas. Do'a-kan aku selalu ya."
"Pasti.
Kamu mau kemana hari ini? Biar nanti aku usahakan pulang cepat dari
kantor." Tanya Zidan yang langsung memasukkan suapan pertama nasi goreng
buatan istri tercinta.
"Hmm.
Gak perlu kemana-mana, Mas. Kita makan-makan di rumah aja. Aku lagi males
keluar rumah." Jawab Keysha yang kemudian di iyakan oleh Zidan.
Mereka
pun kemudian menyelesaikan agenda makan pagi mereka. Keysha langsung membawa
piring-piring kotor ke tempat cuci piring setelah mereka selesai makan. Saat
Keysha baru saja meletakkan piring-piring kotor itu, terdengar nada pesan masuk
dari gawai Keysha. Zidan yang belum beranjak dari meja makan langsung mengambil
alih gawai Keysha.
Raka??
Tanya Zidan dalam hati tak percaya
saat membuka pesan itu. Zidan tahu betul siapa Raka dalam kehidupan Keysha.
Laki-laki dari masa lalu Keysha yang pernah punya kisah bersama, juga
pernah melukai hati Keysha. Zidan yang kemudian berjuang mengobati dan
menyembuhkan luka itu. Zidan yang berjuang setengah mati agar Keysha bangkit
dari lelaki itu. Lalu pagi ini, ia datang kembali tanpa rasa berdosa
mengucapkan selamat ulang tahun kepada istrinya, perempuan yang paling ia cinta
setelah ibunya.
"Key,
ada pesan dari Raka." Kata Zidan mencoba tetap tenang. Keysha sangat
terkejut mendengar Zidan memberitahu itu. Keysha tahu betul, suaminya itu
sedang mencoba meredam amarah yang tiba-tiba saja datang. Dan ia tahu sumbernya dari siapa.
"Apa
katanya, Mas?" Tanya Keysha sengaja.
Ia ingin membuat Zidan tak berpikir macam-macam tentang ia dan Raka.
Ia ingin membuat Zidan tak berpikir macam-macam tentang ia dan Raka.
"Baca
aja nanti sendiri. Aku mau siap-siap berangkat." Jawab Zidan yang
sudah beranjak dari meja makan.
Setelah
mengambil tas dan kunci mobil, Zidan pun pamit kepada Keysha.
"Jangan
salah paham ya, Mas. Aku sama dia gak ada apa-apa sama sekali. Bukan aku juga
yang mulai duluan. Dia yang tadi pagi tiba-tiba kirim pesan duluan ke aku.
Aku cuma sayang sama kamu. Cuma kamu yang ada di hati aku saat ini dan untuk selamanya." Kata Keysha
sambil menatap dalam ke mata Zidan sebelum Zidan memasuki mobil.
"Aku percaya
kamu. Tenang aja, sayang." Jawab Zidan yang kemudian
melemparkan senyuman termanisnya dan memberikan pelukan hangat nan
menenangkan kepada istri tercinta. Keysha bisa bernapas lega melihat sikap
Zidan yang seperti itu.
Siang
menjelang. Keysha baru saja selesai menyuapi Azalea saat ponselnya berdering.
Raka?
Mau apa dia nelepon begini? Tanya
Keysha dalam hati sebelum menjawab telepon dari Raka.
"Halo,
Ka. Ada apa?" Tanya Keysha tanpa basa basi.
"Hai
Key, gimana kabarnya?"
"Baik.
Ada apa?" Jawab Keysha dengan nada tak begitu bersahabat.
"Gak
ada apa-apa. Kamu lagi sibuk ya?"
"Lumayan.
Aku harus ngurus anak aku. Dia mulai rewel mau tidur siang." Jawab Keysha
tegas.
"Kalau
gitu, nanti aku telepon lagi, ya? Boleh?" Tanya Raka tanpa ragu
sedikitpun.
"Maaf
sebelumnya, Ka. Tapi untuk apa? Kalau sekadar ngobrol biasa, maaf aku gak
bisa."
"Aku
cuma mau dengar suara kamu." Jawab Raka. Ada getar rindu mengiringi
ucapannya.
"Sekarang
sudah dengar, kan? Jadi buat apa nelepon lagi?" Tanya Keysha yang mulai
tidak nyaman dengan Raka. Ia tahu ke arah mana pembicaraan ini akan Raka bawa.
Hal
ini pernah terjadi beberapa bulan yang lalu. Sebelum akhirnya Keysha
dimaki-maki oleh istri Raka. Karena dikira Keysha telah menggoda Raka. Padahal,
demi apapun, Keysha tidak pernah lagi menyimpan rasa sayang dan cintanya untuk
Raka sejak Raka memilih pergi darinya dan menikah dengan perempuan lain yang
saat ini sudah sah menjadi istri Raka.
"Key,
plis. Jangan sedingin ini. Aku kangen kamu, Key. Aku yakin kamu juga kangen
aku, kan?"
Keysha
tersenyum sinis sambil menggelengkan kepala saat mendengar Raka mengucapkan
itu. Gak habis pikir sama orang ini. Apa yang ada di pikirannya sampai bisa
ngomong kaya gini? Desis hati Keysha.
"Ka,
aku mohon sama kamu, berhenti seperti ini. Kamu sadar gak sih? Aku udah nikah,
aku sudah punya anak. Aku bahagia bersama Zidan. Jadi stop menghubungi aku
seperti ini! Kamu juga sudah punya istri. Bahagiakan saja istri kamu. Aku gak
mau dibilang pelakor atau dicaci maki lagi sama istri kamu hanya karena hal
ini." Tegas Keysha.
"Key,
aku cuma ...."
"Raka.
Plis! Hargai keputusan aku seperti aku menghargai keputusan kamu saat itu. Saat
kamu pamit pergi dan memilih menikah dengan dia."
"Tapi
aku enggak benar-benar mencintai dia, Key. Aku cuma mau kamu. Aku cuma sayang
dan cinta sama kamu."
"Ya
ampun, Ka. Udahlah, gak usah ngawur!" Keysha mulai jengah.
"Bertanggungjawablah dengan apa yang sudah kamu pilih. Termasuk pilihan
untuk meninggalkan aku dan menikah dengan dia." lanjut Keysha sebelum
memutuskan sambungan telepon dari Raka.
Di
sebrang telepon, Raka hanya bisa duduk tak bersemangat di meja kerjanya. Ia
kembali merutuki dirinya sendiri. Menyesali keputusannya untuk meninggalkan
Keysha tiga tahun yang lalu. Kalau saja dulu aku memilih bertahan, dan
memperjuangankan hubungan kita, Key. Mungkin sekarang enggak begini keadaannya.
Kata Raka dalam hati. Gemuruh rindu dalam dadanya semakin menderu. Ia sesak.
Menanggung rindu berselimut penyesalan.
~~~~
Tiga
tahun lalu, Raka memilih untuk meninggalkan Keysha di tengah rasa sayang dan
cintanya yang sedang melambung dalam hati. Ia harus rela melepaskan Keysha di
saat ia dan Keysha baru saja memulai merancang masa depan hubungan mereka.
Sebulan
sebelum Raka pergi dan menikah dengan Rianti, istrinya saat ini, ia dan Keysha
sedang merencanakan kelanjutan hubungan mereka. Raka berencana akan melamar dan
menikahi Keysha enam bulan mendatang. Namun, siapa kira, ternyata ayah Raka
sudah menjodohkan ia dengan Rianti, anak dari sahabat sekaligus rekan bisnis
sang ayah.
Segala
cara sudah Raka lakukan untuk menolak, menentang keputusan orangtunya. Tapi
gagal. Hingga akhirnya ia menyerah, dan lebih memilih mengikuti kemauan kedua
orangtuanya, dan meningglkan Keysha.
“Maafkan
aku, Key. Aku enggak bisa memperjuangkan lagi hubungan kita. Aku memilih untuk
mengikuti maunya Papa dan Mama. Tapi kamu harus tahu, Key, cuma kamu yang aku
cinta dan sayang sampai kapanpun.” Ucap Raka saat menghampiri Keysha ke
rumahnya seminggu sebelum ia menikah.
Keysha
yang saat itu sangat mencintai Raka, dan berharap masa depan hubungan mereka
berakhir bahagia, merasa remuk seketika.
“Kamu
enggak perlu meminta maaf. Karena kamu enggak salah. Kamu harus bisa mencintai
dia, memperlakukan dia jauh lebih baik dari cara kamu memperlakukan aku. Karena
bagaimanapun, dia yang akan menjadi istri kamu. Aku turut bahagia atas
pernikahan kamu nanti. Oh ya, satu lagi. Mulai belajarlah melupakan aku, dan
melupakan semua tentang kita.” Kata Keysha diiringi rintikan air mata.
“Aku
enggak akan bisa, Key. Plis, jangan nangis, Key, dan jangan meminta suatu hal
yang enggak mungkin aku lakukan. Aku merasa berdosa melihat kamu seperti ini,
Key. Please maafin aku, Key.” Ucap Raka sambil menghapus air mata Keysha. Dengan
lembut Keysha menepis tangan Raka.
“Gak
perlu, Ka. Kamu enggak perlu merasa berdosa dengan keadaan ini. Aku hanya butuh
waktu untuk menerima kenyataan ini. Aku pamit ke kamar, Ka. Kamu pulang, ya!”
Kata Keysha yang langsung meninggalkan Raka sendiri di ruang tamu.
~~~~
Raka
kembali teringat dengan kejadian itu. Masih terekam begitu jelas dalam
memorinya bagaimana wajah Keysha yang hatinya begitu hancur menerima kabar ia
akan menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya. Masih jelas dalam ingatan
Raka bagaimana Keysha mencoba untuk tetap tegar menerima keputusannya, bahkan
Keysha meminta ia untuk lebih mencintai istrinya, juga melupakan apapun tentang
dirinya bersama Keysha.
Tiga
tahun sudah berlalu, tapi serasa baru kemarin bagi Raka. Belum bisa ia menuruti
permintaan Keysha. Bahkan di saat ia tahu Rianti memaki dan menyalahi Keysha
karena kesalahan dirinya, ia semakin menyayangi Keysha. Ia semakin sulit
mencintai Rianti. Raka tahu, ini keputusan yang salah sepanjang hidupnya. Namun
ia tidak bisa berbuat apapun. Meninggalkan Rianti, sama saja mempertaruhkan
kesehatan kedua orangtuanya, dan hubungan antara kedua orangtua dengan
mertuanya. Kembali kepada Keysha pun adalah hal yang sudah sangat tidak
mungkin.
Raka
terjebak dalam bayangan masa lalunya. Ia terkunci di dalam cinta masa lalu.
Hatinya terjebak kepada satu nama, Keysha. Walau ia sadar, tidak seharusnya ia
seperti ini. Dalam hati kecilnya Raka membenarkan ucapan Keysha, bahwa ia harus
bertanggung jawab atas apa yang sudah ia
pilih dalam hidupmya. Namun ia belum bisa. Karena langkah kaki dan
hatinya masih terjebak dalam bayangan masa lalu.
Emperor Casino | Shootercasino
BalasHapusIf you are looking for great bonuses, you will definitely find Emperor Casino. 제왕카지노 There is the best online casino in the Philippines febcasino that 메리트 카지노 고객센터 offers a 100%