Perjalanan
panjang yang melelahkan bagiku, berhenti pada satu titik nama; dia. Entah
karena apa dan mengapa harus dirinya karena pahamku saat bersamanya adalah ... aku
bahagia akan sikapnya yang maratukanku. Hadirnya berhasil membuat goresan dengan
warna yang berbeda. Tidak ada warna selain cerah dan ceria saat bersamanya.
Merapalkan
namanya tak pernah henti kulakukan dalam diam … ketika sedang bersama Sang
Pemilik Hati. Pintaku selalu dia yang ada sampai akhir perjalanan
kisah kasih yang kumiliki.
Hingga tiba hari dimana aku merasa semua pintaku terpenuhi. Segenap suka cita memenuhi relung hati. Aku mencoba meyakini bahwa ia benar-benar akan menjadi yang terakhir menemaniku menitik jalan menuju surga-Nya. Aku merasa Tuhan sungguh berbaik hati padaku, karena pencarian panjang yang selama ini kujalani akan segera berakhir. Meski setelah hari itu … deburan ombak permasalahan diantara kami tak henti membentur hati
Setelah
terpaan gelombang badai menghantam, ia yang ku kira paling rapuh, nyatanya
paling teguh berpijak di sisi. Entah, apa yang ingin ia buktikan padaku selain
kesungguhan dari singgahnya selama ini. Aku yang sempat meragu pun kemudian
terketuk kembali untuk tetap bertahan di sampingnya. Hati yang sempat bimbang,
kembali tegak dengan penuh keyakinan bahwa ia akan menjadi pelukis kebahagiaan
paling handal dalam kehidupanku.
Namun
… ternyata aku keliru!!
Dia
yang paling banyak mencetak bahagia dalam hati, justru menjadi satu-satunya
orang yang paling dalam menyakiti!
Singgahnya
benar-benar tak sungguh!!
Setelah
memberikan segenap bahagia dan secercah harap, ia menghempasku ke jurang
kesedihan paling dalam. mematahkan segala impian ku tentang hidup bersamanya.
Membiarkanku menggantungkan segala harap di batas asa.
Aku yang
telah menjadi pendengar paling setia merekam setiap cerita suka dukanya,
menjadi bahu tempatnya bersandar mengurai penat, menjadi rangkul paling hangat
saat ia butuhkan, kini dihempaskan bak selembar kertas usang yang sungguh tak
berharga.
Aku
hancur berkeping! Terluka dengan ribuan sayatan yang tak terlihat!
Namun
dia … tanpa beban dan rasa berdosa memilih berjalan menjauh, lalu mencipta
kisah baru yang lebih indah dan bahagia bersama yang lain. Dia … dengan leluasa
melukis senyum indah nan bahagia diatas goresan lukaku yang begitu perih!
Hai, kamu … terimakasih telah singgah dan mencipta luka sepedih ini! Setidaknya, aku tahu apa yang harus aku lakukan ketika bertemu kembali dengan orang tak punya hati seperti dirimu. Dan sungguh pergimu secara tiba-tiba seperti ini mengajarkanku bagaimana harus melepas dengan ikhlas. Walau begitu sulit dan berat untuk kujalani. Walau sesak kerap kali menggelayuti… di kala namamu kembali hadir tanpa izin yang ku beri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar