Langkah demi langkah, telah kujejaki. Perlahan ... semakin menjauh dari tempatku bernaung. Menjauh dari tempat seharusnya aku pulang dan berhenti.
"Tidakkah kau lelah dengan langkah-langkahmu itu? Pulanglah! Berhentilah untuk terus bermain dengan perasaan dan pikiranmu. Berhentilah untuk terus bersembunyi di balik barisan aksara. Pulanglah! Nikmati kembali hangatnya rumah yang telah lama kau tinggalkan." Lirih hati kecilku di tengah rasa sepi dan lelah yang bercampur menjadi satu.
Hingga akhirnya ... langkahku benar-benar terhenti. Mengharuskanku untuk pulang dari kelana panjang di hutan aksara. Mengakhiri segala senyum yang sempat terlukis diantara diksi diksi yang memabukkan. Aku sadar, ini bukanlah tempatku. Ini adalah fatamorgana di kala aku sedang haus akan sebuah pengakuan dan penghargaan.
Sudah saatnya aku pulang!
Aku tahu, langkah kepulanganku akan terasa sangat berat. Karena aku mulai terjebak di antara rindangnya pepohonan hutan aksara, berteman kicauan merdu para merpati, semburat senja yang mengintip di antara ranting dan dedaunan, juga indahnya taburan gemintang pada langit malam yang kutatap. Namun bagaimanapun, aku harus mampu melepaskan dan meninggalkan semuanya. Aku harus mampu meninggalkan yang hanya bersifat fana. Karena aku 'tak mungkin tinggal dalam dua dunia yang berbeda.
Aku harus pulang!
Sudah saatnya aku pulang!
Aku tahu, aku 'tak berjalan sendirian. Ada jiwa penuh cinta yang tak lepas menggenggam jemariku, yang siap sedia menemani setiap langkah hingga aku tiba kembali pada rumah yang akan menjelma nirwana.
Kembali mencipta bahagia dan melukis senyum di antara lisan yang merapalkan doa kebaikan penuh keikhlasan. Kembali mencipta kehangatan bagi mereka yang masih memandangku sebagai rumah layaknya surga. Kembali mengukir jejak perjuangan yang kelak akan menjadi saksi bisu penebus kunci-kunci firdaus.
Duhai hutan aksara dengan segala keindahan diksinya, terimakasih sudah menjadi tempat ku singgah sementara waktu, sudah memberiku ruang untuk mencicipi bahagia dengan warna yang berbeda. Waktuku telah habis. Aku pamit pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar