Sabtu, 24 Februari 2024
Sabtu, 17 Februari 2024
Cintaku Habis Di Kamu
Minggu, 11 Februari 2024
Rindu Yang Berdetak
Losing You (2)
Selepas mengajak Aksa
bermain,; dan makan di salah satu tempat makan favoritnya, Natasya memilih untuk
menenangkan pikirannya ke toko buku. Beruntung Aksa tidak rewel saat Natasya
sedang menyusuri rak demi rak buku sambil mendorong stroller Aksa. Bahkan Aksa
sampai tertidur begitu nyenyak, sehingga Natasya semakin leluasa mencari buku
yang ia butuhkan.
Menjelang malam, Natasya bersama Aksa bersiap untuk pulang. Setelah merapihkan barang bawaan serta belanjaan, dan meletakkan Aksa dengan sangat hati-hati ke dalam car seat, Natasya segera menginjak pedal gas. Namun, baru saja beberapa meter mobilnya bergerak, ia tiba-tiba saja menginjak pedal rem. Untuk sekadar memastikan penglihatannya. Dengan cepat Natasya kembali memarkir mobilnya. Namun kali ini ia tidak turun dari mobil. Ia terus memperhatikan seseorang yang baru saja dilihatnya sedang berjalan menyebrangi area parkir . Tanpa pikir panjang Natasya mengambil ponselnya dan mengklik satu nomor.
Losing You (1)
”Aku pulang telat lagi malam ini, kamu
istirahat aja duluan. Gak usah tunggu aku sampai rumah.”
Natasya baru saja membaca
pesan dari Kafi, suaminya. Ini entah sudah yang keberapa dalam enam bulan
terakhir ini Kafi pulang terlambat. Natasya mencoba memahami pekerjaan suaminya
yang baru saja diangkat menjadi kepala manajer di kantornya.
“Hari ini aku ada rapat. Dan
kerjaanku padat banget hari ini.” Begitu dalihnya yang sering kali Natasya
dapatkan setiap kali ia bertanya mengapa pulang begitu larut. Nastasya yang
mendapatkan tugas untuk fokus saja di rumah mengurus Aksa, sang buah hati yang
baru berusia satu tahun, juga mengurus usaha fashionnya secara online, menurut
saja terhadap titah sang suami.
Natasya pun meletakkan gawai ke atas nakas samping tempat tidurnya. Merebahkan diri di samping Aksa yang sudah tertidur pulas sejak sejam yang lalu. Natasya mencoba untuk memejamkan mata, mengistirahatkan badannya, namun pikirannya menerawang kepada Kafi. Hatinya gundah tak karuan. Namun ia tak tahu apa penyebabnya.
Selasa, 06 Februari 2024
Merayu Allah
Berada dalam kondisi yang sama bertahun lamanya sungguh melelahkan. Perasaan putus asa dan ingin menyerah sering kali menyapa. Tapi aku tau, bahwa tidak akan ada perubahan jika bukan diri ini yang bergerak melakukan sesuatu untuk sebuah perubahan.
Aku si paling enggan pergi untuk bertemu banyak orang, kini harus mulai mendobrak keberanian untuk bisa tetap tersenyum manis di hadapan banyak orang meski raga begitu lelah, meski energi dalam jiwa seolah ditarik begitu banyak.
Minggu, 04 Februari 2024
Lucunya Hidup Ini
Aku sering kali mendengar kalimat bijak mengatakan, jika kamu ingin dihargai orang, maka, hargailah orang lain. Jika kamu tak ingin dikecewakan, maka jangan lah mengecewakan orang lain. Hidup seolah terlihat sesimpel itu. Seolah pengaturannya ada di tangan kita. Berlandaskan hukum sebab akibat. Namun pada nyatanya hidup tak semulus itu. Banyak sekali kelucuan yang terjadi di luar nalar dan logika.
Sabtu, 03 Februari 2024
Manipulasi Topeng
Rembulan dimalam ini lucu
Ada gelak tawa di dinding
Suara Tuan menggema dalam kelakar jenaka
Pandai memoles tembok menjadi halus
Layaknya manusia yang mencoba bergelut dengan pedang
Langkah kaki tuan memecah kesunyian
Meninggalkan jejak kelok dalam lintasan
Menipu puluhan pasang mata
Dan gencar kesana kemari mencari pembenaran
Minggu, 28 Januari 2024
Hantu Gila
Selepas isya ketiga teman sekelompokku pamit pulang ke rumah mereka. Aku ikut mengantar mereka sampai di depan gang. Sekalian aku mau beli makan malam. Pikiranku yang sudah terkuras sejak tadi berhasil membuat isi perutku keroncongan. Nasi goreng spesial menjadi menu andalan ku di saat lapar melanda di malam hari.
Selesai membeli nasi goreng aku segera kembali ke kost-an. Dan betapa terkejutnya aku saat membuka pintu mendapati seseorang duduk di pinggir tempat tidurku.
Sabtu, 27 Januari 2024
Berharap Kau Kembali
Aku memang belum melewati banyak waktu bersamamu. Mungkin terdengar berlebihan jika aku katakan bahwa aku merasa telah banyak mengenalmu. Tapi binar mata, irama suara, bahkan helaan sesakmu, aku telah banyak mendengarnya. Akupun telah melewati masa dimana kau pernah memutuskan untuk melangkah pergi dariku, tidak hanya sekali tapi berulangkali.