Sabtu, 24 Februari 2024

Tak Pernah Usai

Hai, kamu. Kenapa suara di kepalaku keras sekali memanggil namamu berulang kali? Hingga mencipta sesak dan rindu yang menggema dalam dada.
Aku tak pernah sekhawatir ini memikirkanmu. Aku selalu mencoba untuk mendatangkan pikiran positif bahwa kamu akan baik-baik saja, dan tetap bahagia meski aku tidak lagi membersamaimu. Namun kali ini, entah. Rasanya berbeda.
Khawatirku mengundang titik embun di sudut mata. Cemasku mencipta perih dalam dada. Ada apa denganmu di sana?
Gema suara hati dan pikiranku memanggil namamu tiada henti sejak kemarin. Melukis rindu yang hanya tertuju untukmu.
Aku pernah berpikir, rindu untukmu hanya akan hadir sesaat. Ketika sepi dan sendiri menyapa di sela waktu. Namun ternyata tidak. Rindu untukmu berdetak seirama jarum jam. Tak pernah usai ia menemaniku. Hanya saja, terkadang ia diam, menyebut namamu hanya dalam bisikkan. Dan sekali waktu ia berteriak, menggema dalam dada dan pikiran. Seolah ingin memberi tanda tentang keadaanmu di sana.
Aku pikir, rindu yang terus melaju hanya kepadamu, akan berhenti seiring waktu yang bergulir. Nyatanya, sampai detik ini rinduku padamu tak pernah usai. 
Ada apa denganmu di sana? Kau baik-baik saja, bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar