Kamis, 05 April 2018

Tak Usah Merasa Paling

4/05/2018 09:52:00 PM 0 Comments
Assalammualaikum...haaii sahabat..
Bagaimana kabarnya hari ini?
Semoga selalu sehat.. Dan selalu bahagia.. :)

Sahabat, pernah gak sih merasa "Paling bahagia," atau mungkin merasa "paling sengsara." Sehingga seringkali membuat kita merasa sombong terhadap apa yang kita miliki, atau membuat kita lupa bersyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan.


Aku pernah!! (Jujur aja ini sih.. hahaha.. Astaghfirullah.). Dan pasti kebanyakan orang seperti itu. ada yang merasa paling baik, merasa paling bahagia, merasa paling menderita, merasa paling berat mendapatkan beban hidup, merasa paling kaya, dan merasa paling paling yang lainnya.


Dan memang pada kenyataannya banyak orang yang seperti itu.

Merasa tak punya uang serupiah pun dalam dompet (padahal di celengan atau di bank masih punya simpenan), lalu merasa menjadi orang yang "susah" banget. Padahal ternyata, di luar sana, masih ada orang yang hidupnya bener bener lebih susah. Mungkin, yang namanya "memiliki simpanan dalam celengan" hanya menjadi angan-angan belaka.

Merasa menjadi anak yang paling menderita lantaran tiap pagi dibangunin tidur sama emak pake teriakan yang nyaringnya melebihi priwitan tukang parkir! (Hahaha,, oke, ini sih lebay!!). Padahal disekitar kita mungkin aja ada yang sangat menderita lantaran gak pernah ketemu sama emaknya sejak kecil.


Atau, ada orang yang merasa paling berduit karena baru bisa beli mobil secara cash. Dia pamer sana sini. Padahal ternyata, ada orang yang lebih berduit, yang bisa mampir ke luar negeri kapanpun dia mau tapi diam-diam aja tuh!


Ya!! dan masih baaaanyaaak lagi contoh kasus disekitar kita yang bisa diperhatikan dengan seksama untuk diambil hikmahnya.


Tak usahlah kita merasa paling menderita hanya karena orangtua telat kirim uang untuk bayar kost, atau hanya karena si doi pergi begitu saja tanpa kabar tau-tau sudah nikah dengan pilihan hati yang lain, atau hanya karena hal-hal sepele lainnya.


Tak usah pula merasa paling bahagia, paling jemawa, paling memiliki segalanya hanya karena memiliki materi ber-jut-jut, atau ber-eM-eM.

Karena kita tak pernah sadar, bahwa disekitar kita sejatinya masih ada yang jauh dibawah kita, jauh lebih menderita dari kita. Atau bahkan ada yang lebih bahagia dari kita walaupun tak punya materi sama seperti kita.

Bahagia dan bersedihlah secukupnya. Tak perlu merasa paling. Karena dari kebahagiaan dan kesedihan yang kita rasakan, pasti ada orang lain yang sedang merasa lebih bahagia atau lebih menderita.

:)

Kamis, 08 Maret 2018

Jangan takut lelah

3/08/2018 10:16:00 PM 0 Comments
💕💕💕💕
_ *ومااللذّة إلا بعد التعب*
___

Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan
___

Ketika lelahmu membawa berkah, mengapa masih saja kau rapalkan keluh?
.
Bukankah hasil selalu sesuai dengan usaha dan jerih payah kita?
.
Hasil yang didapat, tak akan pernah mengkhianati lelah yang telah kita rasakan.
.
.
Percayalah, semua rasa lelahmu demi menapaki jalan untuk berhijrah, untuk menebar kebaikan, atau bahkan lelahmu menapaki jalan meraih mimpi, pasti akan mendatangkan hasil yang begitu indah dan nikmat kau rasakan. .
.
Jika kamu tak yakin, mungkin kamu perlu memperluas lagi rasa sabarmu, dan mempertajam kembali rasa percayamu kepada Allah.
.
.
Karena sungguh *Tidak ada kenikmatan kecuali setelah kepayahan*
_ 💕💕💕💕
.
.
📝 by : @wildahrahmi
.
.
#goresanpenarahmi #wildahrahmi #selfreminder #selfmotivation #quotesoftheday #motivasi #semangat

Senin, 19 Februari 2018

Tak kenal "Mengapa?" dan "Bagaimana?"

2/19/2018 10:50:00 PM 0 Comments
Memprotes Tuhan kala takdir menimpa merupakan kematian agama, kematian tauhid, kematian tawakal dan keikhlasan. Hati yang beriman tak kenal "Mengapa" dan "Bagaimana?". Tak kenal! (Syekh Abdul Qadir Al-Jailani)
.
.
Astaghfirullah..
Tak jarang..hati kita sering kali menggoreskan tanya "Mengapa?" atau "Bagaimana...?" pada ketentuan yang  telah Allah tuliskan untuk kita..walau kalimat "saya ikhlas dengan keadaan ini" mungkin saja sering kita ucapkan. Namun pada nyatanya,, "keikhlasan" itu sendiri telah mati di balik tanya "Mengapa?" atau "Bagaimana?" 😕😕😢
Astaghfirullah...
.
.
Semoga di sisa waktu yang masih kita miliki, kita mampu kembali menguatkan keimanan kita.. Kita mampu untuk tak membiarkan agama, tauhid, tawakal, juga keikhlasan kita mati sebelum waktunya..
.
.
#wildahrahmi
#selfreminder
#goresanpenarahmi
#muhasabahdiri

Rabu, 31 Januari 2018

Tak Semudah Katanya

1/31/2018 09:17:00 AM 0 Comments
S.A.B.A.R
.
Lima huruf, satu kata yang begitu mudah diucapkan, namun saat dilakukan, tak semudah "katanya"

Sabar.. Satu kata, satu sikap yang kata kebanyakan orang ia memiliki batas, akan habis pada masanya. Dan juga terasa percuma nan sia sia pada kebanyakan masalah.

Padahal sejatinya, sabar itu tak boleh memiliki batas. Tak boleh habis, dan juga tak akan sia-sia.

Karena tak pernah ada suatu hal kebaikan yang kita lakukan akan berakhir sia-sia.

Sabar, adalah salah satu kebaikan yang jika kita lakukan maka hadiahnya tak sembarangan. Hadiahnya bukanlah kipas angin atau permen lolipop. Hahaha.

Ya!! Karena hadiah dari sabar itu adalah pahala tanpa batas dari Allah dan juga dicintai oleh-Nya. 

Sebagaimana firman Allah:

قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ ﴿١٠﴾

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas."
(Q.S.39:10)

Sabar.
Memang tak semudah katanya. Tapi percayalah, ia selalu membuahkan hasil yang begitu indah, begitu manis. Kalaupun tak di dunia ini kita merasakan indah dan juga manisnya buah kesabaran, bisa jadi, kelak di tempat kita yang kekal kita akan merasakannya.

Bersabarlah! Pada setiap keadaan yang pahit, pada setiap ujian yang sulit, pada setiap cobaan yang menghimpit. Dan jangan pernah berikan batas dan waktu pada sabar yang sudah kita miliki.. Walau "SABAR" tak semudah katanya. Tapi yakinlah bahwa diri ini bisa bersabar san tak akan memberikan batas ruang dan waktu pada kata sabar.

Senin, 29 Januari 2018

Jangan merendahkan orang lain..

1/29/2018 08:56:00 AM 0 Comments
Laa tahtaqir man duunak, falikulli syayin maziyyah

لا تحتقر من دونك فلكلّ شيئ مزيّة

*Artinya :  Janganlah menghina seseorang yang lebih rendah daripada kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan*
.
.
.
Terkadang, seseorang itu seringkali merasa dirinya paling sempurna, tak memiliki kekurangan, sehingga dengan mudah bisa melihat kekurangan oranglain.
.
.
Pernah kamu menemukan orang yang merasa dirinya paling pintar, lalu dia dengan mudah "menghina" temannya yang tak sepintar dia??
.
.
atau..


pernahkah kamu melihat seseorang yang merasa dirinya paling kaya karena memiliki harta berlimpah, sehingga dengan bebasnya ia "merendahkan" orang lain yang tak semapan dia??
.
Bolehkan kita seperti itu??
.
*TIDAK!!*

Karena tak ada alasan apapun yg membenarkan kita untuk merendahkan oranglain..
.
.
Karena sejatinya, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.
karena setiap kita, jika dipertemukan satu dengan yang lainnya, maka kita akan seperti jari jemari kita yang ketika disatukan, akan saling mengisi ruang-ruang kosong di sela-sela jemari kita.
Artinya, setiap kita pasti memiliki kekurangan juga kelebihan.
Maka tak sepatutnya kita merasa diri "yang paling...." dan merasa berhak merendahkan orang lain.
.
.
Karena Setiap segala sesuatu memiliki kelebihan nya masing-masing. 😊
.
.
#selfmotivation #selfreminder #goresanpenarahmi #wildahrahmi #al-adabiyah #materingajar

Minggu, 21 Januari 2018

Mulia karena Adab

1/21/2018 03:48:00 AM 0 Comments
Seorang ahli hikmah pernah berkata :
الشرف بالادب لا بالنسب (Asy-syarafu bil adab laa binnasab) Bahwasannya Kemuliaan itu dengan adabnya (budi pekertinya), bukan karena keturunannya.

Namun kenyataannya, yang sering terjadi dan kita temui di tengah-tengah kehidupan kita adalah, seseorang yang merasa mulia karena harta kekayaannya, atau karena jabatannya. Merasa dirinya lebih baik karena ia merasa kedua orangtuanya memiki segala hal yang membuat ia menjadi seseorang yang terpandang. Merasa sangat jemawa lantaran harta yang bergelimpangan. Hingga rasanya apa yang ia miliki bisa membeli segalanya. Termasuk adab sopan santun. Karena begitu jemawanya, dia lupa cara menghormati yang kebih tua, menyayanhi yang lebih muda dengan kasih sayang yang tulus. Karena dalam pikirannya, segalanya bksa ditebus dengan materi.

Padahal sejatinya, kemuliaan yang kita dapatkan bukan dengan semua itu. Karenna kemuliaan yang kita dapatkan adalah dengan adab baik yang selalu kita lakukan kepada siapapun dan dimanapun. Bukan karena harta, ataupun jabatan kedua orangtua kita. Bukan pula karena siapa orangtua kita. Karena sebaik apapun orangtua kita jika kita tidak mengikuti kebaikannya, maka kita tak akan menjadi baik. Sesantun apapun orangtua kita, setinggi apapun jabatan orangtua kita, sepenting apapun peran orangtua kita di negri ini, semua itu tak akan dapat diturunkan kepada kita. Karena hanya kitalah yang harus meraih kemuliaan itu dengan sendirinya.

Karena sebuah kemuliaan bukan dengan nasab, bukan dengan keturunan, bukan karena siapa bapakku, atau siapa ibuku, tapi kemuliaan hidup yang kita dapatkan adalah karena kita mampu bersikap dan berakhlak baik kepada siapapun, dan dimanapun. 😊

Rabu, 29 November 2017

Give Me Hug!!

11/29/2017 06:27:00 PM 0 Comments
"sini.. peluk dulu.."
Kalimat itu sederhana sekali. Sangat sederhana! Tapi di balik kalimat itu, tersimpan makna yg sangat luar biasa. Tersimpan energi positif yang tak dapat kau jabarkan dengan kata kata.

Pernahkah kau berhadapan dengan situasi dimana egomu mengalahkan segalanya? Membuat dirimu dan orang terdekatmu berdiaman untuk jangka beberapa waktu.. Sulit untuk memulai..darimu, atau darinya..

Aku pernah

Berhadapan dengan situasi yang sulit membuatku berkata. Bahkan membuat egoku begitu berkuasa. Hingga membuatku enggan menyapa dirinya.

Ya! Dirinya ... kekasih halalku.

Pertengkaran kecil antara kami adalah hal biasa. Bahkan menjadi bumbu dalam rumahtangga bukan?? Namun aku.. Selalu kalah dengan egoku. Dan dia, selalu menjadi pemenangnya. Ia selalu bisa lebih dulu meredam ke-ego-an dalam dirinya. Hingga kemudian, kalimat "sini... Peluk dulu.." selalu menjadi air dingin peredam api keegoisan diriku.

 Hati ku luluh, dan keegoan ku runtuh dalam sekejap.. saat tangan kekarnya memelukku lembut.

Begitu juga dulu..sebelum aku memilikinya..
Pelukan akan menjadi sumber kekuatan tersendiri bagiku. Pelukan dari abi, ataupun ummi. Akan menjadi sumber bahagia dan juga ketenangan dalam diriku..

Mulai hari ini.. Belajarlah meruntuhkan egomu. Peluklah orang-orang terdekatmu.. Karena kau tak akan pernah tau.. Kapan mereka tak bisa lagi kau peluk.

Selasa, 14 November 2017

Saat Kalimat itu Bergema di hati

11/14/2017 08:32:00 PM 0 Comments
Tak selamanya apa yang kita dapatkan kita rasakan sebagai nikmat dan karunia terindah dari Allah. Tak selamanya terlintas dibenak, apa yg sedang kita nikmati sebuah keberkahan dan bentuk kasih sayang Allah untuk kita. Dan tak selamanya kata "Bismillah" dan "Alhamdulillah" terasa begitu dalam maknanya dihati kita.

Mengapa???

Mungkin kitakah yg terlalu sombong dan berbangga dengan segala rupa yang sedang kita nikmati? Merasa segalanya hanyalah karena usaha diri ini.  Kesehatan, kekayaan, kebahagiaan, kedudukan, dan yang lainnya.
Mungkinkah kita lupa? Atau sedang pura-pura lupa? Bahwa segala kebahagian, kenikmatan, keberkahan, yang kita rasakan sejatinya adalah pemberian Allah Dzat yang Maha Penyayang.

Terkadang, kita perlu berada pada sebuah kondisi yang membuat kita berucap "Bismillah" dan "Alhamdulillah" tak sekedar berbunyi dimulut, tapi dapat juga kita rasakan getarannya di hati.

Contohnya??

Kamu pernah, berada pada kondisi dimana kamu butuh membeli air minum di saat jam istirahat sekolah atau kuliahmu, sedangkan uang sakumu hanya cukup untuk ongkos? Lalu kemudian kamu berbisik dalam hati.. "Ya Allah.. Aku haus sekali.. Jikalau saja Engkau kirimkan seseorang yng baik hati memberiku pinjaman uang, pastinya aku akan sangat bersyukur..."

Tidak lama, datang seorang teman mu berbaik hati memberikan mu sebotol minuman yg dingin nan segar.

Lalu, apa yg akan kau rasakan??

Bersyukur? Harus!
Bahagia? Pasti!

Dan saat itulah, saat kamu ingin minum air dari teman mu itu, dan kamu ucapkan "Bismillah" , lalu sesudahnya kamu ucapkan "Alhamdulillah".. Maka saat itu pula kamu akan merasakan betapa dua kalimat itu tak sekedar bunyi di mulutmu, namun juga bergema dihati mu mengirimkan rasa syukur tak terkira pada Rabb Sang Maha Pemberi Rezeki dan Maha Penyayang.

~~~~

Jika saja kita ingin membuka mata kita lebih lebar, dan hati kita lebih luas, kita tentu akan melihat dan merasakan betapa banyak sekali bentuk-bentuk kasih sayang Allah untuk kita.. 😊😊

Sabtu, 11 November 2017

Rintik Hujan

11/11/2017 08:56:00 PM 0 Comments
Jangan kau tatap rintik hujan yang jatuh membentur bumi sebagai sesuatu yang membuka luka lama.
Atau sebagai suatu hal pembawa cerita
Tentang kamu dan masa lalu
Tentang kamu dan juga rindu.
Atau mungkin tentang kamu dan juga cinta.
Sejatinya ia memiliki keistimewaan lebih dari itu.
Ia memberikan ruang pada diijabahnya setiap doa dan harapan
Pada sang Khalik yang Maha Segala..
.
.
Jangan enggan berbisik mesra pada-Nya
Memohon segala kebaikan yang kau harapkan..
Mungkin saja..
Tiap tetes hujan itu akan menjadi saksi
Juga membawa bisikkanmu kepada Nya

Rabu, 08 November 2017

Akan tiba masanya

11/08/2017 09:25:00 PM 0 Comments
Semua akan tiba masanya
.
.
Mengapa harus kau ukir rasa iri dan cemburu
Pada kebahagian yang tengah mereka rasakan
Jika pada akhirnya
Waktu mu pun akan datang
Jika sesungguhnya
Bahagiamu dapat kau ciptakan
.
Mengapa harus kau pendam rasa amarah
Pada kenyataan yang tak sejalan dengan harapan
Jika kelak nanti
Akan tiba masanya
Apa yang kau harapkan menjadi nyata
Jika sebenarnya
Kau dapat merubah rasa amarahmu menjadi kelapangan yang begitu luas dalam dada
.
Ah, sudahlah!
Berhenti merengek!
Berhenti mengeluh!
Berhenti mengingkari nikmat-Nya
.
Semua akan tiba masanya
Karena kehidupan ini terus berjalan
Dan kamu, tak selamanya berdiri disini