Surat Untuk Mama, part 2
Anonim
2/15/2012 08:28:00 PM
0 Comments
^^^
Andre langsung beralih ke kamar tidurnya dari ruang TV. Terdiam seorang
diri di atas kasurnya yang cukup besar nan empuk itu. Kesendiriannya seperti
membawa ia ke dalam kehidupannya beberapa tahun yang lalu. Ia pun tergerak untuk mengambil kotak yang menyimpan banyak kenangan di masa lalunya. Andre seperti sedang
menyaksikan film yang memutar kisah pertemuannya dengan sang pujaan hati yang
kemudian memberikannya harta terindah, Aira.
^^^
Andre sudah mulai menyukai Anita saat pertama kali mereka bertemu di kampus dan sedang menjalankan Masa Perkenalan Mahasiswa Baru. Hari pertama MPMB menjadi hari pertama Andre kenal dengan sosok Anita. Sosok perempuan yang anggun, cantik, terlihat pintar dan baik. Andre semakin mengenal Anita saat mereka tahu bahwa mereka satu fakultas, satu jurusan, dan bahkan satu kelas! Suatu kebetulan yang sangat Andre sukai. Pendekatan pun mulai gencar Andre lakukan. Perlahan, namun tepat pada sasaran. Itulah prinsip Andre. Ia tidak ingin terlihat dan terlalu terburu-buru mendekati Anita. Takut salah langkah yang ada Anita meninggalkannya. Ia berusaha dan mencoba mencari tahu tentang Anita lebih dalam. Selama lima semester Andre hanya berani dekat dengan Anita. Memberikan perhatiannya. Selalu memberikan waktu untuk Anita saat ia butuh teman curhat. Tidak pernah ada pernyataan bahwa ia mencintai Anita. Bahkan ia pun selalu mencoba kuat dan tegar saat ia mendapatkan cerita bahwa Anita sudah berpacaran. Andre tidak pernah patah semangat. Dengan keyakinan rasa cinta, sayang serta perhatiannya yang selalu ia berikan kepada Anita, ia yakin suatu saat nanti Anita akan datang kepelukannya.
Memasuki akhir semester enam, Andre pun membuktikan sendiri
keyakinannya itu. Anita kembali kepadanya. Anita datang kerumahnya dan
menceritakan kisah berakhirnya hubungan Anita dengan pacarnya. Andre merasa
sangat senang, walau di sisi lain hatinya ia ikut merasakan kesedihan yang
dirasakan oleh Anita. Tiga bulan lamanya Andre mencoba membuat Anita melupakan
masa lalu dengan mantan pacarnya itu. Berbagai macam hal Andre lakukan untuk
menghibur Anita. Sampai akhirnya Andre pun berani mengungkapkan rasa cinta dan
sayangnya itu kepada Anita.
“Aku mau menjadi pacar kamu, Ndre.” Jawab Anita.
“Kalau aku meminta kamu untuk menjadi calon pedampingku, apa kamu
mau?” tanya Andre.
Anita terlihat tersipu malu dan akhirnya menjawab,
“Aku bersedia, Ndre.”
Jawaban itu membuat Andre seperti terbang ke langit. Walau hanya
jawaban singkat dari Anita, itu semua membuat Andre luar biasa bahagia. Andre
mulai mencari pekerjaan untuk mempersiapkan penikahannya nanti bersama Anita.
Tidak peduli jika ia masih kuliah. Ia akan mengatur waktu sebaik mungkin untuk
bisa kuliah dengan cepat dan mendapatkan hasil yang sempurna serta bekerja
untuk mengumpulkan biaya menuju pernikahannya nanti.
Waktu kelulusan pun tiba. Andre dan Anita lulus bersamaan. Andre
menyandang gelar sebagai mahasiswa terbaik di jurusan HI. Setahun setelah
kelulusan mereka, Andre melamar Anita, dan selang sebulan setelah acara lamaran
itu, mereka pun menikah. Suatu kebahagiaan yang tiada tara yang Andre dan Anita
rasakan. Andre tidak menyangka bahwa penantiannya selama enam semester untuk
mendapatkan Anita tidak sia-sia. Pada akhirnya Anita pun menjadi istrinya.
Andre merasa menjadi pria yang paling beruntung karena telah mencintai,
menyayangi, serta mencintai Anita, wanita catik, pintar, cerdas, baik, dan
begitu menghormati orang tua.
Andre yang menjadi anak terakhir dari tiga bersaudara akhirnya
harus menetap di rumah orang tuanya.
“Siapa yang akan mengurus Ibu dan Bapak kalau kamu keluar dari
rumah ini, De?” tanya Ibu suatu hari saat Andre menyatakan rencananya ingin
memiliki rumah sendiri bersama Anita.
Andre pun menceritakan ketidak inginan Ibu jika ia dan Anita
meninggalkan Ibu dan Bapak hanya berdua di rumah yang cukup besar itu.
“Yasudah, Mas. Benar kata Ibu, kalau kita keluar, siapa yang akan
mengurus mereka? Aku siap ko, merawat Ibu dan bapak, sampai kapanpu!” kata
Anita menenangkan suamianya itu.
Andre tersenyum mendengar ucapan istrinya itu. Kebanggaan Andre
kepada Anita naik satu tingkat. Bersyukurnya Andre karena memiliki istri yang
begitu pengertian dan mau berkorban demi dirinya dan Ibu serta bapak.
Lima bulan setelah pernikahan mereka, Anita memberikan tanda-tanda
bahwa di dalam rahimnya akan tumbuh buah hati mereka. Dan sejak saat itu Anita
melepaskan pekerjaannya sebagai wanita karir dan total hanya mengurus Ibu dan
Bapak di rumah. Serta menjaga buah hati mereka ini sepenuh hati. Ibu dan Bapak
pun ikut menjaga dan memperhatikan kondisi Anita. Walau ini bukanlah cucu
pertama bagi Ibu dan Bapak, tapi calon cucunya inilah yang akan menjadi cucu
pertama yang tinggal bersama mereka. Ibu dan Bapak membayangkan betapa ramainya
rumah ini jika si kecil ini terlahir ke dunia, mengisi bagian dari rumah ini. Ibu
dan Bapak tidak membiarkan Anita bekerja keras. Mereka pun tidak akan
membiarkan Anita kelelahan. Tugas anita hanyalah menjaga sang buah hati hingga
lahir nanti.
Dan saatnya telah tiba. Sembilan bulan ia melalui hari-hari bersama
sang buah hati yang menemaninya kemana pun ia pergi dan melangkah. Sembilan
bulan sudah Anita menjaga buah hatinya dengan Andre di dalam rahimnya yang
kokoh. Kini saatnya ia keluar dari persembunyiannya. Saatnya sang buah hati
ikut merasakan dan menghirup udara dunia. Dan terlahir lah anak perempuan yang
mungil dan cantik dengan proses dan kondisi yang normal. Perpaduan antara Andre
dan Anita yang sangat pas. Hidungnya mancung seperti Anita, kulitnya sawo
matang seperti Andre. Matanya pun benar-benar perpaduan antara Andre dan Anita
yang sangat seimbang.