Rabu, 15 Februari 2012

Surat Untuk Mama, part 2

2/15/2012 08:28:00 PM 0 Comments


^^^
Andre langsung beralih ke kamar tidurnya dari ruang TV. Terdiam seorang diri di atas kasurnya yang cukup besar nan empuk itu. Kesendiriannya seperti membawa ia ke dalam kehidupannya beberapa tahun yang lalu. Ia pun tergerak untuk mengambil kotak yang menyimpan banyak kenangan  di masa lalunya. Andre seperti sedang menyaksikan film yang memutar kisah pertemuannya dengan sang pujaan hati yang kemudian memberikannya harta terindah, Aira.
^^^

Andre sudah mulai menyukai Anita saat pertama kali mereka bertemu di kampus dan sedang menjalankan Masa Perkenalan Mahasiswa Baru. Hari pertama MPMB menjadi hari pertama Andre kenal dengan sosok Anita. Sosok perempuan yang anggun, cantik, terlihat pintar dan baik. Andre semakin mengenal Anita saat mereka tahu bahwa mereka satu fakultas, satu jurusan, dan bahkan satu kelas! Suatu kebetulan yang sangat Andre sukai. Pendekatan pun mulai gencar Andre lakukan. Perlahan, namun tepat pada sasaran. Itulah prinsip Andre. Ia tidak ingin terlihat dan terlalu terburu-buru mendekati Anita. Takut salah langkah yang ada Anita meninggalkannya. Ia berusaha dan mencoba mencari tahu tentang Anita lebih dalam. Selama lima semester Andre hanya berani dekat dengan Anita. Memberikan perhatiannya. Selalu memberikan waktu untuk Anita saat ia butuh teman curhat. Tidak pernah ada pernyataan bahwa ia mencintai Anita. Bahkan ia pun selalu mencoba kuat dan tegar saat ia mendapatkan cerita bahwa Anita sudah berpacaran. Andre tidak pernah patah semangat. Dengan keyakinan rasa cinta, sayang serta perhatiannya yang selalu ia berikan kepada Anita, ia yakin suatu saat nanti Anita akan datang kepelukannya.
Memasuki akhir semester enam, Andre pun membuktikan sendiri keyakinannya itu. Anita kembali kepadanya. Anita datang kerumahnya dan menceritakan kisah berakhirnya hubungan Anita dengan pacarnya. Andre merasa sangat senang, walau di sisi lain hatinya ia ikut merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Anita. Tiga bulan lamanya Andre mencoba membuat Anita melupakan masa lalu dengan mantan pacarnya itu. Berbagai macam hal Andre lakukan untuk menghibur Anita. Sampai akhirnya Andre pun berani mengungkapkan rasa cinta dan sayangnya itu kepada Anita.
“Aku mau menjadi pacar kamu, Ndre.” Jawab Anita.
“Kalau aku meminta kamu untuk menjadi calon pedampingku, apa kamu mau?” tanya Andre.
Anita terlihat tersipu malu dan akhirnya menjawab,
“Aku bersedia, Ndre.”
Jawaban itu membuat Andre seperti terbang ke langit. Walau hanya jawaban singkat dari Anita, itu semua membuat Andre luar biasa bahagia. Andre mulai mencari pekerjaan untuk mempersiapkan penikahannya nanti bersama Anita. Tidak peduli jika ia masih kuliah. Ia akan mengatur waktu sebaik mungkin untuk bisa kuliah dengan cepat dan mendapatkan hasil yang sempurna serta bekerja untuk mengumpulkan biaya menuju pernikahannya nanti.
Waktu kelulusan pun tiba. Andre dan Anita lulus bersamaan. Andre menyandang gelar sebagai mahasiswa terbaik di jurusan HI. Setahun setelah kelulusan mereka, Andre melamar Anita, dan selang sebulan setelah acara lamaran itu, mereka pun menikah. Suatu kebahagiaan yang tiada tara yang Andre dan Anita rasakan. Andre tidak menyangka bahwa penantiannya selama enam semester untuk mendapatkan Anita tidak sia-sia. Pada akhirnya Anita pun menjadi istrinya. Andre merasa menjadi pria yang paling beruntung karena telah mencintai, menyayangi, serta mencintai Anita, wanita catik, pintar, cerdas, baik, dan begitu menghormati orang tua.
Andre yang menjadi anak terakhir dari tiga bersaudara akhirnya harus menetap di rumah orang tuanya.
“Siapa yang akan mengurus Ibu dan Bapak kalau kamu keluar dari rumah ini, De?” tanya Ibu suatu hari saat Andre menyatakan rencananya ingin memiliki rumah sendiri bersama Anita.
Andre pun menceritakan ketidak inginan Ibu jika ia dan Anita meninggalkan Ibu dan Bapak hanya berdua di rumah yang cukup besar itu.
“Yasudah, Mas. Benar kata Ibu, kalau kita keluar, siapa yang akan mengurus mereka? Aku siap ko, merawat Ibu dan bapak, sampai kapanpu!” kata Anita menenangkan suamianya itu.
Andre tersenyum mendengar ucapan istrinya itu. Kebanggaan Andre kepada Anita naik satu tingkat. Bersyukurnya Andre karena memiliki istri yang begitu pengertian dan mau berkorban demi dirinya dan Ibu serta bapak.
Lima bulan setelah pernikahan mereka, Anita memberikan tanda-tanda bahwa di dalam rahimnya akan tumbuh buah hati mereka. Dan sejak saat itu Anita melepaskan pekerjaannya sebagai wanita karir dan total hanya mengurus Ibu dan Bapak di rumah. Serta menjaga buah hati mereka ini sepenuh hati. Ibu dan Bapak pun ikut menjaga dan memperhatikan kondisi Anita. Walau ini bukanlah cucu pertama bagi Ibu dan Bapak, tapi calon cucunya inilah yang akan menjadi cucu pertama yang tinggal bersama mereka. Ibu dan Bapak membayangkan betapa ramainya rumah ini jika si kecil ini terlahir ke dunia, mengisi bagian dari rumah ini. Ibu dan Bapak tidak membiarkan Anita bekerja keras. Mereka pun tidak akan membiarkan Anita kelelahan. Tugas anita hanyalah menjaga sang buah hati hingga lahir nanti.
Dan saatnya telah tiba. Sembilan bulan ia melalui hari-hari bersama sang buah hati yang menemaninya kemana pun ia pergi dan melangkah. Sembilan bulan sudah Anita menjaga buah hatinya dengan Andre di dalam rahimnya yang kokoh. Kini saatnya ia keluar dari persembunyiannya. Saatnya sang buah hati ikut merasakan dan menghirup udara dunia. Dan terlahir lah anak perempuan yang mungil dan cantik dengan proses dan kondisi yang normal. Perpaduan antara Andre dan Anita yang sangat pas. Hidungnya mancung seperti Anita, kulitnya sawo matang seperti Andre. Matanya pun benar-benar perpaduan antara Andre dan Anita yang sangat seimbang.

Surat Untuk Mama, part 1

2/15/2012 11:47:00 AM 0 Comments

Dua hari menjelang pesta ulangtahunku yang ke- 17
20 September 2008
Untuk Periku yang tak pernah ku lihat ....
Untuk pahlawanku yang tak pernah ku tatap ....
Mama.
Bagaimana dengan Mamamu? Mamaku selalu menyenangkan. Dia adalah orang yang sangat baik! Coba sekarang kamu ceritakan bagaimana dengan Mamamu? Apakah dia orang yang baik juga seperti Mamaku?
Pertanyaan itu sering sekali aku dapatkan sejak dulu. Sejak aku mulai sekolah. Sejak aku memiliki teman banyak. Mereka saling membanggakan Mamanya. Mereka saling menceritakan kebaikan Mamanya. Tapi aku tidak pernah bisa melakukan itu, Ma. Karena aku tidak pernah tahu semua tentang Mama. Kata Papa, Mama adalah orang yang baik dan cantik. Aku pernah sekali diperlihatkan foto Mama. Dan aku akui bahwa Mama memang orang yang cantik, dan mungkin juga baik. Saat ada seseorang yang menanyakan bagaimana Mamaku? Maka yang hanya bisa ku katakan adalah bahwa Mama adalah sosok perempuan yang sangat cantik.
Ma, tahukah Mama? Aku sangat merindukan Mama! Di setiap jantung ini berdegup, di setiap tarikan serta hembusan nafas ini, aku selalu menunggu kedatangan Mama. Aku tidak akan memaksa Mama untuk tinggal bersama ku serta bersama Papa, Nenek, dan Kakek di rumah ini. Aku hanya ingin Mama datang. Walau sebenatar saja, Ma. Walau hanya memelukku sedetik, Ma. Karena aku sangat merindukan Mama.
Dulu, saat aku masih duduk di bangku SD. Aku selalu iri dengan teman-temanku, Ma.

Minggu, 29 Januari 2012

Percayalah

1/29/2012 09:22:00 PM 0 Comments

Percayalah..
Kepada cinta yang tak pernah berhenti bersinar di hatimu..
Seperti mentari yang tak pernah berhenti menyinari bumi ini..
Percayalah..
Kepada cinta yang tak pernah berhenti memberikan kehangatan kepada hatimu..
Seperti matahari yang tak pernah berhenti memberikan kehangatan dipagi yang dingin..
Percayalah..
Kepada cinta yang yang tak pernah berhenti bernafas di hatimu..
Seperti nafas yang tak pernah berhenti berhembus…
Percayalah…
Kepada cinta yang tak pernah berhenti membasahi hatimu..
Seperti air di lautan yang tak pernah mengering…
Percayalah..
Kepada cinta yang tak pernah berhenti memberikan keindahan dihatimu..
Seperti taman mawar yang tak pernah lelah memancarkan keindahannya..
Percayalah…

Jumat, 27 Januari 2012

Ku Rindu..

1/27/2012 10:25:00 PM 0 Comments
Aku rindu
Pada tatapan matamu
Yang penuh kehangatan
menyampaikan salam perkenalan
Saat raga saling menyapa
          Aku rindu
          Dengan tatap matamu
          Yang memancarkan persahabatan
          Saat jiwa merasa sepi dan sendiri
Aku rindu
Pada tatap matamu
Yang penuh keteduhan
Tersirat dengan penjagaan
penuh garis kasih sayang dan cinta
Saat hati saling berkata memiliki rasa

Rabu, 11 Januari 2012

@afiah 16_RS bHaji Pondok Gede

1/11/2012 06:30:00 AM 0 Comments

Akhirnya terjebak sendiri oleh kesibukkan yang benar-benar menggila sejak dua minggu yang lalu. Persiapan akreditasi yang benar2 menyita waktu, fikiran, dan tenaga. Dari 12 orang guru akhirnya akulah orang yang pertama “tewas.” Kalau bahasanya orangtua kita, adalah “ngejoprak” duluan. Tapi, akreditasi pun tidak bisa dijadikan alasan mutlak atas kondisi ku yang seperti ini. Selalu ada kebaikan di balik ujian dan cobaan. Dan pasti selalu ada hikmah di setiap kejadian yang menimpa diri kita. Karena DIA yang MAHA TAHU SEGALANYA telah mengetahui apa-apa yang belum kita ketahui. Jadi aku percaya, dengan sakit ini, tandanya allah masih sayang aku. Alla ingin aku beristirahat sejenak dan lupakan pula sebentar masalah akreditasi. J

Selasa, 03 Januari 2012

Gagal Untuk Menang part 1

1/03/2012 09:38:00 PM 1 Comments

Kali ini akan ada kata-kata bijak dari para pakar kita terdahulu tentang “Gagal Untuk Menang”
Pertama, aku akan memulai dari CONFUSIUS beliau bilang “Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”
Dilanjutkan oleh ARISTOTELES “Jangan putus asa Cuma Karena beberapa kegagalan. Dalam hidup, Anda Cuma butuh satu keberhasilan.”
Selanjutnya adalah bapak proklamator kita BUNG KARNO, beliau pernah mengatakan Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkahpun!”
Sedangkan THOMAS A. EDISON berkata “Jangan Cuma karena tidak berjalan sesuai dengan apa yang Anda rencanakan, sesuatu dianggap tak berguna.” ALEXANDER GRAHAM BELL mengatakan ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka : namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang telah terbuka.
THOMAS ALVA EDISON mengatakan “Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa

Jumat, 23 Desember 2011

Nasehat Pagi dari Ummi

12/23/2011 12:24:00 PM 0 Comments

Menyongsong pagi dengan menggerakkan anak-anak untuk melakukan JUMSIH alias Jum`at bersih. Semua santri ikhwan maupun akhwat aku gerakkan untuk membersihkan lingkungan sekitarnya. Dari kamar, halaman, kelas, tempat wudhu, hingga ke lapangan. Dan semua itu membuat aku berharap semoga mereka mengerti bahwa kebersihan itu penting.
Tapi bukan tentang mereka yang akan aku ceritakan disini, tetapi tentang ibuku. Ummi tercinta. Guru terhebat yang aku temui dalam kehidupan ku. Beliau banyak memberiku nasihat dan pencerahan pagi ini. Kurang lebih seperti dibawah ini.
“Disetiap keluarga pasti ada saja yang suka maupun tidak kepada kita. Terkadang, setiap perilaku kita yang benar dilihat salah. Yang jujur dilihat bohong. Yang baik dilihat jahat. Begitulah seterusnya. Selalu ada saja percikan-percikan api emosi yang kemudian membakar jiwa. Namun semua itu kembali lagi kepada diri kita. Bagaimana kita menyikapi itu semua. Dan setiap penyikapan yang kita lakukan selalu menjadi sorotan dan perhatian bagi mereka-mereka yang memang tidak menyukai kita. Bagaimana orang lain akan menilai kita, terutama kamu, sudah dewasa kah atau masih kanak-kanak kah, dilihat dari bagaimana kamu bersikap. Ummi faham, tidak mudah melupakan sikap-sikap mereka dan tiingkah laku mereka kepada kita. Apalagi kamu sebagai seorang anak. Ummi faham, tidak ada seorang anakpun yang rela dan suka melihat orangtuanya menangis. Mendengar orangtuanya dihina, dimaki, apalagi dibenci. Tapi inilah, De yang namanya kehidupan. Inilah proses-proses untuk mendewasakan diri. Bukan ummi ingin menyombongkan diri, tapi kamu lihat! Ummi tidak pernah berusaha membela diri setiap kali mereka menyakiti hati ummi. Setiap kali mereka menyalahkan ummi. Setiap kali mereka memojokkan ummi. Ummi tidak pernah ingin melakukanj pembelaan diri seperti yang mereka lakukan setiap kali melakukan kesalahan. Karena ummi selalu yakin Allah Maha Melihat. Allah Maha Tahu segalanya. Dan pembalasan Allah sangatlah pedih, lebih pedih dari setiap perkataan yang mereka lontarkan kepada ummi. Lebih pedih dari yang telah mereka lakukan kepada kita. Semuanya kembali lagi kepada keikhlasan hati kita. Kepada kebesaran hati dan diri kita untuk menerima mereka yang seperti itu.”
“Tapi aku enggak suka melihat ummi, abi, dan orang-orang terdekat aku diguncingkan oleh mereka. Dan dede minta tolong mi, jangan paksa dede untuk bersikap biasa kepada mereka! Dede enggak bisa!” sela ku sambil menahan tetes air mataku. “Hati dede masih terlalu sakit, Mi. walau mereka saudara dede sendiri!” lanjutku.
Ummi hanya mendesah, dan kemudian melanjutkan, “Ummi mengerti, sangat mengerti, tapi ummi minta, belajarlah untuk ikhlas dan bersabar. Inilah kehidupan,de. Suka enggak suka, ya inilah kehidupan. Belajarlah untuk lebih dewasa. Kamu udah ummi lihat sebagai anak perempuan ummi yang mulai beranjak dewasa, maka bersikaplah semakin dewasa. Sabar. Hanya itu yang perlu kita lakukan sekarang. Karena tak ada yang bisa membalas mereka kecuali kita bersabar dan ikhlas. Percaya, De. Allah tidak pernah tidur, Allah tidak pernah buta, Allah pun tidak tuli. Percaya dengan kekuatan Allah. Biarkan hanya Dia yang menjawab siapa yang benar dan siapa yang salah. Karena hanya Dia yang tahu semuanya. Bukan orang lain. Dulu, saat ummi dan abi difitnah, saat abi diguncingkan juga seperti ini, nama abi dikotori oleh mulut-mulut tak bertanggung jawab, apa yang abi lakukan?? Abi dan Ummi hanya bersabar dan ikhlas. Lalu apa yang terjadi?? Allah membuka semuanya empat tahun kemudian. Allah menjawab dan memperlihatkan yang sebenarnya terjadi. Allah menunjukkan siapa yang salah dan siapa yang benar kepada orang-orang yang sempat kemakan oleh fitnahan dan guncingan itu. Begitu pula sekarang, percayalah, suatu saat nanti Allah akan membuka siapa yang salah dan siapa yang benar. Tinggal kita yang mau bersabar atau tidak. Karena benteng yang haru kita perkuat untuk menghadapi kehidupan yang penuh cobaan berupa fitnah dan guncingan adalah benteng kesabaran. Setelah kita perkuat benteng kesabaran kita, bersandarlah kepada Allah. Dia pasti menolong. Karena Dia Maha Penolong. Lihat almarhum babeh? Mana pernah beliau membalas segala kejahatan yang orang lakukan kepada beliau? Apa kata beliau setiap kali ada orang yang jahat? Babeh Cuma bilang “yaudah, kita sabar ajah. Entar juga dia kena batunya sendiri. Biarin Allah ajah yang bales, jangan kita!” dan ummi belajar dari babeh, De. Alhamdulillah, ummi selalu percaya Allah memang Maha Penolong. Seberat apapun masalah yang ummi hadapi, ummi cukup cerita ke abi, dan kemudian ummi meminta kepada Allah untuk memperkuat benteng sabar ummi dan meminta Allah membalas semuanya. Dan tanpa ummi berbuat apapun, ummi menyaksikan sendiri mereka kena balasannya sendiri.”
Aku merenung, mengkaji dalam hati dan fikiran setiap perkataan yang ummi ucapkan. Kuncinya hanya ikhlas, sabar dan serahkan semua kepada Pemilik Segalanya. Karena Allah-lah yang Maha Segalanya. Hanya Dia yang berkehendak membalas segala kejahatan itu. Hanya Dia yang Maha Tau yang Benar itu Benar dan yang Salah itu adalah Salah. 

Saat Keikhlasan Berbicara

12/23/2011 07:45:00 AM 0 Comments

Bagiku, bukan hukum karma yang berlaku, tetapi hukum Allah lah yang berbicara. Karena aku selalu percaya dan selalu yakin bahwa Allah tidaklah buta dan tidaklah tuli. Segala sesuatu ketika Allah berkata Kun, Fa yakun. Maka terjadilah. Ketika Allah mendengar segala keluh kesah hingga tangis dari para hamba-Nya yang merasa terdzolimi, aku percaya Allah tidak akan diam. Allah tidak hanya mendengarkan, tapi Allah pun melihat dan kemudian melakukan sesuatu.
Mungkin inilah yang terjadi di pesantren yang telah dibina oleh ayahku sejak tiga tahun yang lalu. Kita tidak pernah tahu apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh guru-guru termasuk kepala sekolah yang ada di Mts – pendidikan formal yang berdiri di bawah payung pesantren.-
Perlahan namun pasti Allah membuka dan memperlihatkan serta memperdengarkan kepada kita apa yang tidak kita ketahui dan kita dengar sebelumnya.  Allah membiarkan kita tahu bagaima mereka menerapkan kata ikhlas. Oleh memperdengarkan kepada aku serta ayah dan ibuku bagaimana mereka menjalankan kata ikhlas dalam bekerja dan membina anak yatim serta dhuafa yang ada dipesantren ku. Ternyata, kebanyakan dari mereka menerapkan kata ikhlas dengan ukuran rupiah. Astaghfirullah. Menghitung setiap tetes keringat mereka dengan kata ikhlas yang dihargai dengan rupiah. Bukan dengan kata ikhlas yang sesungguhnya ikhlas. Yang hanya mengharpakan balasan dari Allah, bukan mengharapkan rupiah dari manusia.
Dan saat inilah, hampir semua orang diuji sejauh mana mereka ikhlas menerima segala sesuatu yang mereka terima. Lagi. Semua pekerjaan yang kita kerjakan kembali lagi kepada keikhlasan. Ketika keikhlasan yang sesungguhnya ikhlas berbicara, jangan pernah membayangkan bahwa kehidupan kita akan susah, hidup kita tidak akan bahagia, hidup kita akan kekurangan. Percaya atau tidak, dikala keikhlasan berbicara, semua menjadi indah, semua menjadi mudah, semua menjadi bahagia, dan segalanya menjadi berkecukupan. Karena Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar, Allah pun Maha Tahu siapa yang benar-benar ikhlas, atau berpura-pura ikhlas. Seperti yang saat ini aku lihat di pesantren ku. Aku berfikir mereka adalah orang-orang terpilih hingga saat ini. Karena aku percaya mereka menggunakan hati mereka saat bekerja. Mereka menggunakan hati mereka untuk alat kontrol keikhlasan mereka.
Percayalah, saat keikhlasan berbicara, tidak akan ada yang sulit, tidak akan ada kemelaratan dalam hidup. Karena ikhlas lah kunci kebahagiaan kita yang sebenarnya. 

Kamis, 22 Desember 2011

Happy Mother`s Day..

12/22/2011 08:11:00 PM 0 Comments

22 desember 2011, kamis.
Happy mother`s day..
Tak ada kata yang bisa kuucapkan selain kata “I Love You, Mom.. and thank you for all you giving to me..”
Dan kata-kata itu pun nampaknya tak akan pernah bisa menggantikan semua perjuangan yang telah beliau berikan untukku.
Perjuangannya membawa ku kemana pun beliau pergi selama sembilan bulan. Pertaruhan nyawanya saat melahirkan aku ke dunia. Kerja kerasnya menjadi ibu, menjadi guru, menjadi sahabat, menjadi teman yang baik selama ini untukku. Tak akan pernah tergantikan hanya dengan ucapan “I Love you Mom” atau “Thank You for All”
Kata “I Love You Mom” pun tak bisa membayar setiap tetes air mata yang berjatuhan hanya karena khawatir kepada ku. Hanya karena beliau terlalu mencintai ku. Hanya karena beliau selalu sibuk membela ku saat aku memang benar. Hanya karena beliau terlalu lelah membuat ku mengerti bahwa aku saat itu sedang salah. Hanya karena beliau ingin melihat aku menjadi anak yang sholehah.
Terlalu banyak sudah pengorbanan, perjuangan, kerja keras, yang telah beliau lakukan untukku. Dan aku hanya bisa memberikan ucapan “I Love You Mom” dan bertekad “I Will be The best for You, and Make you proud of Me..I`m Promise..”
Tak akan sanggup aku membayar semua jasa yang telah kau berikan Mom, dan Tak akan pernah mampu aku menuliskan semua kebaikanmu diatas lembaran ini. Yang mampu aku lakukan saat ini adalah hanya memberikanmu ucapan “Happy Mother`s day.. and I always love you..”

Rabu, 14 Desember 2011

Pengalaman Hidup

12/14/2011 09:44:00 AM 0 Comments

Lagi, aku sangat berterimakasih kepada “Pengalaman Hidup.” Jika saja ada ajang pemberian penghargaan kepada sebuah Pengalaman Hidup, mungkin aku tak akan mampu memberikan satu hadiah pun yang pantas kepadanya. Tak ada kado semahal dan semewah pun yang bisa membayar dan memberikan penghargaan kepada pengalaman hidup. Karena dari Pengalama Hidup iinilah aku semakin belajar banyak tentang pentingnya menjadi guru yang baik, yang dicintai dan disukai oleh murid-murid, menjadi guru yang profesional. Tak hanya itu, pengalaman pun mengajarkan aku menjadi pribadi yang dapt menghargai oranglain, menghargai murid-murid ku. Pengalaman pula yang mengajarkan aku dan membuat aku tersadar bagaimana seseorang akan menilai diri kita, pribadi kita, menjadi seseorang yang baikkah? Menjadi seseorang yang patut dihormatikah? Menjadi seseorang yang patut dicontoh kah? Menjadi seseorang yang patut dihargaikah? Atau sebaliknya?
Bagiku, tak ada seorang pun yang mampu mengajarkan semua itu. Yang ada hanyalah guru yang menngajarkan teori-teori tentang itu semua. Tentang menjadi pribadi yang baik, profesional, dapat dihargai, dapat dihormati, dan sebagainya. Kita hanya diperintahkan menghafalkan, mempelajari, namun setelahnya kita melupakan perlahan tanpa kita sadari. Teori-teori yang paling hakiki adalah teori kehidupan yang diajarkan oleh sebuah pengalaman. Tak akan ada satu orang pun yang mampu mengingat setiap kata yang diucapkan oleh guru-guru atau dosen-dosen kita. Namun, sebuah pengalaman hidup mampu membuat kita mengingat setiap pelajaran yang diberikannya, setiap contoh yang ditunjukkannya, setiap kejadian yang dituliskannya.
Seperti halnya kejadian-kejadian beberapa hari ini. Aku antara benci, marah, ingin menangis, dan bersyukur. Begitu banyak permasalahan yang terjadi di pesantren ini. Pesantren yang dibangun oleh ayahku. Oleh hasil pemikiran dan kerja keras ayahku. Yang selalu berkomitmen bahwa pesantren ini adalah pesantren sosial. Yang terutama diperuntukkan kepada anak-anak yatim dan dhuafa yang memiliki semangat tinggi untuk bersekolah. Permasalahan dan kejadian yang terjadi beberapa hari ini sangat menggelitik hatiku untuk marah. Bagaimana tidak? Aku yang mengetahui perjuangan manis pahit ayah ku membangun pesantren ini, yang baru tiga tahun berdiri, dituduh keluar dari komitmen awal kami. Banyak orang yang mengatakan bahwa pesantren ini sudah menjadi pesantren komersil, naudzubillah.
Aku melihat ayah ku menangis. Menangis karena tidak menyangka semua perjuangannya selama ini harus tercemari. Dan aku hanya bisa menyaksikan, dan marah, tanpa harus bisa berbuat apa-apa. Aku tahu siapa