Rabu, 14 Desember 2011

Pengalaman Hidup


Lagi, aku sangat berterimakasih kepada “Pengalaman Hidup.” Jika saja ada ajang pemberian penghargaan kepada sebuah Pengalaman Hidup, mungkin aku tak akan mampu memberikan satu hadiah pun yang pantas kepadanya. Tak ada kado semahal dan semewah pun yang bisa membayar dan memberikan penghargaan kepada pengalaman hidup. Karena dari Pengalama Hidup iinilah aku semakin belajar banyak tentang pentingnya menjadi guru yang baik, yang dicintai dan disukai oleh murid-murid, menjadi guru yang profesional. Tak hanya itu, pengalaman pun mengajarkan aku menjadi pribadi yang dapt menghargai oranglain, menghargai murid-murid ku. Pengalaman pula yang mengajarkan aku dan membuat aku tersadar bagaimana seseorang akan menilai diri kita, pribadi kita, menjadi seseorang yang baikkah? Menjadi seseorang yang patut dihormatikah? Menjadi seseorang yang patut dicontoh kah? Menjadi seseorang yang patut dihargaikah? Atau sebaliknya?
Bagiku, tak ada seorang pun yang mampu mengajarkan semua itu. Yang ada hanyalah guru yang menngajarkan teori-teori tentang itu semua. Tentang menjadi pribadi yang baik, profesional, dapat dihargai, dapat dihormati, dan sebagainya. Kita hanya diperintahkan menghafalkan, mempelajari, namun setelahnya kita melupakan perlahan tanpa kita sadari. Teori-teori yang paling hakiki adalah teori kehidupan yang diajarkan oleh sebuah pengalaman. Tak akan ada satu orang pun yang mampu mengingat setiap kata yang diucapkan oleh guru-guru atau dosen-dosen kita. Namun, sebuah pengalaman hidup mampu membuat kita mengingat setiap pelajaran yang diberikannya, setiap contoh yang ditunjukkannya, setiap kejadian yang dituliskannya.
Seperti halnya kejadian-kejadian beberapa hari ini. Aku antara benci, marah, ingin menangis, dan bersyukur. Begitu banyak permasalahan yang terjadi di pesantren ini. Pesantren yang dibangun oleh ayahku. Oleh hasil pemikiran dan kerja keras ayahku. Yang selalu berkomitmen bahwa pesantren ini adalah pesantren sosial. Yang terutama diperuntukkan kepada anak-anak yatim dan dhuafa yang memiliki semangat tinggi untuk bersekolah. Permasalahan dan kejadian yang terjadi beberapa hari ini sangat menggelitik hatiku untuk marah. Bagaimana tidak? Aku yang mengetahui perjuangan manis pahit ayah ku membangun pesantren ini, yang baru tiga tahun berdiri, dituduh keluar dari komitmen awal kami. Banyak orang yang mengatakan bahwa pesantren ini sudah menjadi pesantren komersil, naudzubillah.
Aku melihat ayah ku menangis. Menangis karena tidak menyangka semua perjuangannya selama ini harus tercemari. Dan aku hanya bisa menyaksikan, dan marah, tanpa harus bisa berbuat apa-apa. Aku tahu siapa
yang menyebabkan isu negatif itu berkembang, Aku juga tahu sebab-sebab permasalahan yang ada beberapa hari ini, bahkan aku pun tau mereka hampir tidak disukai oleh semua murid bahkan wali santri pun demikian. Namun mereka tidak tau itu..
Dan aku terus belajar dari kejadian-kejadian ini, dari sikap-sikap mereka. Aku mendapatkan banyak pelajaran penting. Diantaranya, bagaimana seseorang akan menghargai diri kita, maka kita harus memulainya terlebih dahulu untuk menghargai orang. Bagaimana orang akan berfikir dan menganggap diri kita baik atau buruk, itu tergantung bagaimana kita bersikap dan berprilaku kepada mereka. Bagaimana kita menjadi guru yang dicintai dan disukai oleh murid-murid kita, yaitu kita harus menjadi guru yang mencintai mereka dan menyukai mereka. Berprilaku dan bertutur kata baik kepada mereka. Menghargai mereka. Bagaimana orang akan simpatik kepada kita, maka kita harus bersimpatik kepada orang lain. Bagaimana orang akan berfikir positif kepada kita, maka kita harus berfikir positif kepada orang lain. Bagaimana orang akan menghormati kita, yaitu dengan cara kita menghormati mereka. Dan seperti itulah seterusnya. Jika kita menginginkan sikap A dari seseorang, kita pun harus memberikan sikap A kepada orang lain, maka kita akan mendapatkan sikap yang kita inginkan pula.
Jangan biarkan setiap kejadian yang kita alami terjadi dan kemudian berlalu begitu saja. Perhatikanlah dan ambil pelajaran yang begitu berharga dari sebuah pengalaman. Karena pengalaman selalu mengajarkan apa yang tidak diajarkan oleh guru kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar