Jumat, 23 Desember 2011

Saat Keikhlasan Berbicara


Bagiku, bukan hukum karma yang berlaku, tetapi hukum Allah lah yang berbicara. Karena aku selalu percaya dan selalu yakin bahwa Allah tidaklah buta dan tidaklah tuli. Segala sesuatu ketika Allah berkata Kun, Fa yakun. Maka terjadilah. Ketika Allah mendengar segala keluh kesah hingga tangis dari para hamba-Nya yang merasa terdzolimi, aku percaya Allah tidak akan diam. Allah tidak hanya mendengarkan, tapi Allah pun melihat dan kemudian melakukan sesuatu.
Mungkin inilah yang terjadi di pesantren yang telah dibina oleh ayahku sejak tiga tahun yang lalu. Kita tidak pernah tahu apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh guru-guru termasuk kepala sekolah yang ada di Mts – pendidikan formal yang berdiri di bawah payung pesantren.-
Perlahan namun pasti Allah membuka dan memperlihatkan serta memperdengarkan kepada kita apa yang tidak kita ketahui dan kita dengar sebelumnya.  Allah membiarkan kita tahu bagaima mereka menerapkan kata ikhlas. Oleh memperdengarkan kepada aku serta ayah dan ibuku bagaimana mereka menjalankan kata ikhlas dalam bekerja dan membina anak yatim serta dhuafa yang ada dipesantren ku. Ternyata, kebanyakan dari mereka menerapkan kata ikhlas dengan ukuran rupiah. Astaghfirullah. Menghitung setiap tetes keringat mereka dengan kata ikhlas yang dihargai dengan rupiah. Bukan dengan kata ikhlas yang sesungguhnya ikhlas. Yang hanya mengharpakan balasan dari Allah, bukan mengharapkan rupiah dari manusia.
Dan saat inilah, hampir semua orang diuji sejauh mana mereka ikhlas menerima segala sesuatu yang mereka terima. Lagi. Semua pekerjaan yang kita kerjakan kembali lagi kepada keikhlasan. Ketika keikhlasan yang sesungguhnya ikhlas berbicara, jangan pernah membayangkan bahwa kehidupan kita akan susah, hidup kita tidak akan bahagia, hidup kita akan kekurangan. Percaya atau tidak, dikala keikhlasan berbicara, semua menjadi indah, semua menjadi mudah, semua menjadi bahagia, dan segalanya menjadi berkecukupan. Karena Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar, Allah pun Maha Tahu siapa yang benar-benar ikhlas, atau berpura-pura ikhlas. Seperti yang saat ini aku lihat di pesantren ku. Aku berfikir mereka adalah orang-orang terpilih hingga saat ini. Karena aku percaya mereka menggunakan hati mereka saat bekerja. Mereka menggunakan hati mereka untuk alat kontrol keikhlasan mereka.
Percayalah, saat keikhlasan berbicara, tidak akan ada yang sulit, tidak akan ada kemelaratan dalam hidup. Karena ikhlas lah kunci kebahagiaan kita yang sebenarnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar