Semua begitu cepat berlalu, keadaan seolah selalu memaksa untuk menerima realita yang sudah tidak bisa diterima oleh logika. Sakit dan hancur datang beriringan seakan tidak memberi kesempatan untuk tenang.
Sudah mencoba untuk menerima, dan berpikir mungkin semua adalah ujian untuk seorang hamba, tapi apa daya rasa takut dan gelisah menjadikan sampai di titik terendahnya manusia.
Tuhan, seperti apakah dosa masa lalu yang pernah aku buat? Hingga begitu beratnya keadaan yang harus ku terima. Ujiankah atau musibah yang sedang Engkau datangkan kepada seorang hamba sepertiku. Engkau tentu tau bagaimana mentalku saat ini
Wahai Sang Penguasa semesta, apakah kesalahanku terlalu besar? Tidak adakah celah untukku yang lemah ini menjadi lebih baik dari realita yang sudah Kau tetapkan?
Kini rasa hancur, kecewa, takut bahkan tidak percaya mulai hadir. Bahkan perasaan ditinggalkan oleh-Mu tidak bisa dihilangkan dari kepala. Bukan ingin untuk berburuk sangka, tapi kenyataan yang membuat rasa tidak percaya itu tumbuh merekah.
Tuhan, mungkin selama ini aku lalai menangkap peringatan dari Mu. Hingga yang kurasakan hanyalah hukuman Mu yang begitu berat untuk ku pikul. Aku harus menyeret langkah meski tertatih.
Tuhan, jika memang semua ini harus terjadi maka aku hanya bisa menerima kenyataan dari Mu. Meski terkadang realita yang memeluk jiwa sulit sekali untuk ku pahami makna tersiratnya. Meski seringkali realita tak sejalan harap membuat mentalku kembali hancur untuk sekian kali. Tolong bantu kuatkan aku, Tuhan. Bantu yakinkanku bahwa realita pemberian-Mu jauh lebih baik dari sebatas keingianku yang egois.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar