Apakah yang mereka ceritakan
benar? Sebahagia itukah kau memiliki aku? Setakut itukah kau kehilangan ku? Di
saat dokter memvonis ku mengidap salah satu penyakit yang tak akan bisa sembuh.
Serapuh itukah kau menghadapi kenyataan bahwa gadis kecilmu tak baik-baik saja?
Kenapa kau tak pernah memperlihatkan air mata lukamu di hadapanku? Bahkan, kau
pun tak pernah membantah saat aku membawa seseorang yang menjadi pilihanku,
sedangkan kau sebenarnya sudah menyiapkan pilihan untukku.
Ayah, bisakah kita ketemu?
Sebentar saja. Kita bicara banyak hal. Tentang aku, tentang dirimu, juga
tentang perasaanmu yang tak pernah terungkap selama ini. Aku hanya ingin
mendengar semua cerita itu langsung dari mulutmu, Ayah. Karena aku sedang
merindukan momen kebersamaan kita. Jika dulu kau selalu mencipta momen bahagia
penuh tawa saat bersamaku, kenapa kau tak juga meninggalkan momen dimana kau
membagi dukamu kepadaku. Kenapa tak kau tunjukkan sedih dan rapuhnya dirimu
saat melihatku jatuh sakit tak berdaya? Kenapa aku harus selalu kau pandang
sebagai gadis kecilmu yang tak boleh merasakan kerasnya dunia, serta sedikit
mengetahui beratnya beban perasaan yang kau pikul. Oh ya, aku lupa. Kau pantang
dilihat lemah, apalagi di depanku yang sedang butuh kekuatan darimu. Kau pantang
menyeka air mata, apalagi di hadapanku yang selalu ingin melihat senyummu.
Kau tau, Ayah? Kini keadaan yang
membentur serta mendidikku untuk menjadi kuat. Untuk menjadi putrimu yang tak lagi mudah rapuh. Menjadi seseorang yang
terlihat setegar batu karang. Walau pada kenyataannya, kali ini aku sangatlah
lemah tanpamu.
Ayah, bisakah bertemu? Sebentar saja.
Banyak sekali hal yang ingin ku dengar darimu. Yang ingin ku ceritakan serta yang
ingin ku pastikan padamu. Aku bingung, Yah. Kali ini aku tak punya tempat untuk
bercerita atau sekadar mendapatkan pelukan hangat.
Inikah makna air matamu di saat dulu
kau melepasku kepada orang lain? Adakah ketakutan yang kau rasa juga kau
pikirkan tentang kebahagiaanku? Jika memang benar, Ayah tenang aja, aku
bahagia. Hanya saja, kali ini aku sedang merasa tidak baik-baik saja. dan aku
hanya butuh pelukmu, Ayah.
Ayah, datanglah sebentar. Beritahu
aku segala hal yang selama ini aku tak tau. Beri aku penjelasan tentang segala
hal yang selama ini aku tak paham. Bisakah kita bertemu, Ayah? Walau hanya
melalui dunia mimpi. Aku butuh dirimu, Ayah.
~~~~
Bogor, 31 Mei 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar