Malam ini untuk kesekian kalinya ia memberi kabar pulang terlambat
dari kantornya. Aku tahu alasan sesungguhnya mengapa ia akhir-akhir ini
terlambat pulang ke rumah. Bahkan tak jarang ia kembali ke rumah saat malam
sudah semakin larut. Namun begitu, alasan yang ia berikan masih sama, ada
rapat mendadak di kantor, yang tidak bisa aku tinggal. Walau aku tahu ia
sedang berbohong, dan selalu mencari-cari alasan, aku hanya tersenyum menerima
alasannya. Aku tetap bersikap sebagai istri yang berbakti kepada suami.
Sudah mendekati tahun ke dua sikapnya sedikit berubah, serta pulang
larut malam yang semakin sering. Rasanya, aku semakin lelah dengan
kepura-puraan ini. Hingga akhirnya aku mendapati waktu yang tepat untuk
mengatakan apa yang selama ini aku tahu. Bahwa ada seorang madu di belakangku
yang ia sembunyikan. “Temui aku dengan dia, kamu tidak perlu lagi
menyembunyikan dia seperti ini. Aku sudah tahu semuanya, Mas.” Aku tahu ia
sangat terkejut dengan ucapanku. Tentu ia tidak akan mengira bahwa aku
mengetahui kebohongannya selama ini.
Dua hari setelah permintaanku, ia benar-benar membawa wanita itu ke
rumah kami. Rumah yang sederhana penuh cinta dan bahagia ketika wanita itu
belum memasuki hati suamiku. Tentu saja aku menjamu maduku ini dengan sangat
baik. Sebaik dulu saat ia hanya bertamu dengan status sahabat terbaikku.
-------
Naskah yang lolos seleksi dalam event menulis antologi pentigraf pada tahun 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar