Kau memintaku untuk tetap bahagia dan baik-baik saja. Memintaku melanjutkan langkah kehidupan ini dengan senyum yang selalu tersemat di wajah. Kau katakan, tak ingin melihat air mataku tumpah meruah. Dengan sebab apapun itu. Termasuk disebabkan olehmu.
Tidak kah kau sadar? Bahwa penyempurna bahagiaku adalah
kamu! Alasan ku untuk tetap berdiri tegar dan berjalan mengarungi kehidupan ini
adalah kamu! Penyebab senyumku seringkali terlukis di wajah pun kamu orangnya!
Lalu sekarang?
Kamu memilih pergi. Bahkan setelah salam perpisahan itu kamu
berlagak seperti orang yang tak pernah mengenalku. Kita bertemu, tapi matamu
serasa tak sudi melihatku. Meski hanya dengan sebuah lirikan. Kita berpapasan,
tapi lidahmu kelu serasa tak rela mengucapkan satu katapun.
Jika dengan begini kamu pikir aku bahagia, kamu salah! Jika
dengan sikapmu ini kamu berpikir aku baik-baik saja, kamu keliru! Jika dengan
perlakuan ini kamu berpikir aku akan membencimu, kamu lupa dengan ucapanku! Bahwa
Aku tak akan pernah membencimu, bahkan sebesar butir pasir pun!
Silahkan bersikap
yang kamu mau, namun ketahuilah, sikap dingin yang kau cipta hanya sedang
melebarkan luka yang ku rasa atas perpisahan kita. Sikap asing yang selalu yang
kau lakukan saat berjumpa, hanya menambah perih di atas luka yang ku derita. Tak akan pernah ada benci yang ku cipta untuk
mu meski hanya segaris. Hatiku terlalu berharga untuk ku nodai dengan
memelihara kebencian kepadamu. Silahkan kau berjuang agar aku membenci, atau
mungkin melupakanmu. Namun aku akan tetap berdiri di tempatku, di mana tak akan
pernah ada benci untuk namamu yang ku izinkan masuk bahkan menetap. Silahkan
bersikap yang kamu inginkan, namun dimataku, setiap caramu salah.
Tenanglah, aku akan tetap bahagia dengan jalan dan caraku.
Tak perlu kamu membuang waktu untuk berpikir mencari cara agar aku bahagia
serta mampu melupakanmu. Karena perihal membenci atau melupakan adalah
urusanku, bukan lagi menjadi urusanmu. Bahkan tanpa kau minta, aku pun akan
mencipta bahagiaku dengan lebih paripurna. Maaf, sekali lagi ku katakana, cara
mu salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar