Sabtu, 01 Februari 2025
Selasa, 21 Januari 2025
Dua Mata Air
Aku, sebuah gelas kristal, berdiri di antara dua sumber yang bermuara pada rindu. Yang satu, airnya bening bagai sepi menyusup sunyi, murni tanpa dusta, dingin namun meneduhkan. Yang lain, derasnya gemuruh, menyala bagai api yang menari di dalam cairan membakar namun memeluk. Kedua mata air itu melintas jauh, namun menemukan muaranya padaku.
Air pertama mengisi setengah ruangku dengan kepastian. Rasanya seperti embun yang jatuh pada dedaunan pagi tak pernah bertanya, hanya hadir dan menggenapi. Tapi air kedua, oh, ia adalah badai yang menjelma tetes. Rasanya asing, namun dalam ketidaktahuannya, aku menjadi candu.
Kini tubuhku penuh, dua rasa saling bertaut, bertabrak, tetapi tak menyatu. Aku gelas yang rapuh, terancam retak oleh berat paradoks ini. Kadang aku merasa ada retakan halus di pinggirku, sebuah peringatan bahwa cinta yang membelah tidak pernah berakhir tanpa luka.
Tetapi, apakah salah mencintai dua rasa yang tak sama? Yang satu memberiku kedamaian, yang lain memberiku hidup. Aku tidak memilih untuk menjadi gelas di antara mereka; aku hanya menjadi wadah bagi keberadaan mereka.
Mungkin suatu hari salah satu akan mengering, dan aku, gelas ini, akan lebih ringan. Atau mungkin aku akan pecah, dan dua air itu akan kembali ke asalnya, membawa sebagian kecil diriku dalam setiap alirannya.
Namun, sebelum saat itu tiba, aku hanya ingin meneguk keberadaan ini. Aku ingin menjadi saksi bahwa tidak semua yang berbeda harus saling menghapus. Kadang, mereka hanya butuh ruang untuk mengisi, meski hanya untuk sesaat.
~~Created By: Opet~~
Kamis, 26 Desember 2024
Warna Di Musimku
Created by: Irull
~~~~
Hai Nona
Yang sudah membuat ku jatuh hati
Membuatku banyak berpikir dan belajar mengerti
Membiarkan hatiku merapalkan doa dan ingin
Perihal hari ini, esok dan jutaan hari nanti
Hai, Nona
Terimakasih sudah menggegam jariku
Membuatku percaya bahwa kau akan menjaga cinta yang ku berikan dengan baik
Terimakasih sudah menjadi warna untuk semua musim di hidup ku
Terimakasih sudah memilih ku di antara banyak kemungkinan yang bisa kau dapatkan
Nona,
Barangkali langkah kita tidak akan mudah,
Barangkali yang hari ini kita percayai ialah apa-apa yang menjelma ragu di kemudian hari
Barang kali 'selamanya' hanyalah kata yang terangkum dalam kamus bahasa
yang nyatanya tak pernah ada.
Namun nona, apapun yang terjadi, tetaplah tinggal di sisi
Mempertahankan rasa sampai kita melupa untuk pergi
Mempertahan kata kita hingga tak ada lagi waktu untuk tinggal di dunia
Kamis, 07 November 2024
Zona Mati Kata
Lama telah ku kehilangan kata-kata penyembuh luka, atau sekedar pelepas kesakitan yang mendera. Setiap kata yang sering kali terangkai karena apapun dan siapapun penyebabnya, seketika buntu. Tak mampu terangkai sempurna. Diksi-diksi yang sering kali menemani seolah lari menjauhi diri dan hati.
Lama ku terjebak dalam zona mati
kata yang membuatku bahkan tak mampu mengenal diriku sendiri. Bahkan aku tak
mampu memaksa kemampuanku untuk melahirkan kembali diksi-diksi terindah yang
pernah terangkai begitu nyata. Aku terkurung dalam ruang mati kata. Berkali ku
teriak ingin keluar darinya, namun ku tak bisa! Langkahku seolah terpaku pada
ruang itu. Berkali ku mencoba menghadirkan rangkaian kata menjadi kalimat yang
kelak menjelma menjadi obat dari berbagai kesakitan karena sebuah rasa,aku pun
tak mampu. Zona mati kata membuatku harus menelan sendiri kesakitakan yang
kerap kali menyapa bahkan memeluk jiwa. Membuatku bekerja keras mengolah
berbagai perasaan yang sering kali hadir tak sesuai harapku. Zona mati kata,
membuatku kehilangan separuh aku yang selama ini menjadi kawan di setiap
keadaan. Tak ada lagi rangkaian air mata berteman kata-kata yang mengalir
melalui ujung pena yang ku goreskan. Tak ada lagi cerita suka maupun duka cita
yang ku abadikan dalam kota memori kata. Semua yang terjadi ku biarkan terjadi
dan berlalu begitu saja. sedangkan ku, menikmati kesendirian, kesakitan maupun
kebahagiaan semu dalam zona mati kata yang membelenggu entah sampai kapan.
Senin, 16 September 2024
Rasa Bersalah
Sebelum sampai di angka dua tahun untuk saling mengenal, aku dan dia sepakat akan melanjutkan kisah kita hingga ke mahligai pernikahan.
Rabu, 21 Agustus 2024
Berdamai Dengan Kenyataan
Amarahku sudah mereda sejak lama. Bahkan saat namamu ku dengar disebut oleh siapapun, aku tak lagi merasakan getar amarah dan kebencian yang sempat memelukku dengan begitu hebatnya.
Selasa, 02 Juli 2024
Tanpa Status
Pernah terlintas dalam pikiran, kenapa ya? Aku harus ketemu dan kenal sama kamu? Kenapa kamu, seseorang yang awalnya begitu aku benci, sekarang bisa menjadi seseorang nomor satu di hati? Apapun dan bagaimanapun kondisiku, cuma kamu orang pertama yang ingin aku beri tau. Kemanapun aku akan pergi, atau darimanapun aku tiba, selalu kamu yang akan ku beri kabar pertama kali. Entah, segala cerita tentang apa yang aku lalui hanya ingin ku bagi denganmu. Tidak ada yang lain! Bahkan, perihal seseorang dari masa laluku yang tiba-tiba saja hadir kembali, aku pun ingin kamu mengetahui ceritanya.
Setiap respon yang kamu berikan, selalu menjadi perhatianku. Hingga tak jarang, selalu ada tanya, kita ini sebagai apa? Sebenarnya, kamu ini siapa bagiku? Atau siapa aku bagimu? Jika ku sebut kita hanyalah teman, tapi aku merasakan kita lebih dari itu. Jika dikatakan bahwa kita lebih dari teman, tak pernah ada perjanjian atau pernyataan serius baik dari kamu ataupun aku. Namun, entah kenapa selalu ada rasa takut yang tiba-tiba menghantui hatiku. Rasa takut kehilangan kamu, takut kamu jatuh cinta dengan orang lain, takut tiba-tiba kamu pergi dan tak meninggalkan jejak sedikitpun. Intinya, aku takut jika suatu hari nanti kamu bahagia dengan orang lain. Aneh, ya? hhhfff. Aku pun gak ngerti dengan apa yang hadir dalam hati dan pikiran ini.
Kamu ingat? Saat tempo hari kamu bercerita tentang seseorang yang membuatmu begitu merasa kagum, hingga hadir rasa nyaman dalam hatimu, meski hanya menatap orang itu dari jauh. Saat kamu bercerita bagaimana khawatirnya kamu saat hilang kabar dari si dia yang kau kagumi itu. Dan rangkaian cerita lainnya tentang si dia yang kini singgah dalam hatimu. Kamu tau bagaimana perasaanku saat mendengar itu?
Ada perih yang seketika aku rasakan. Ada air mata yang ku sembunyikan. Serta ada rasa takut yang memelukku kian erat! Tapi aku harus sadar diri, bukan? Bahwa kita sedang berjalan di koridor tanpa status. Ya. Kedekatan kita, bahagianya aku saat bersamamu, rinduku saat jauh darimu, khawatirku saat kau tak ada kabar, semua berjalan pada koridor tanpa status. Maka, sudah semestinya aku mempersiapkan hati sejak saat ini, bukan? Jika suatu hari kamu pamit pergi untuk mencipta kebahagiaan yang lebih sempurna bersama dia.
Namun, sebelum kata pamit itu terlontar darimu, aku masih di sini, pada koridor tanpa status yang kita jalani, sambil menunggu kepastian darimu. Dan biarkan aku bahagia dengan kita yang seperti ini, paling tidak untuk saat ini saja.
Kamis, 20 Juni 2024
Tolong, Jangan Menyerah
Aku mungkin hanya orang lain yang tiba-tiba aja ditakdirkan Tuhan untuk bertemu denganmu. Tanpa sengaja dititipkan rasa sayang begitu dalam kepadamu. Lalu, gak pernah ku duga, hari-hariku semakin rame dengan hadirmu. Cinta dan sayang untukku pun semakin berlimpah karena hadirmu. Hingga akhirnya, namamu masuk dalam daftar yang selalu disebut saat ku sedang berdua dengan-Nya.
Kamu, yang kini menjadi seseorang yang begitu berarti dalam hidupku. Aku memang orang asing yang Tuhan pertemukan denganmu. Aku tak pernah tau bagaimana latar belakang kehidupanmu sebelum bertemu denganku. Aku tidak pernah tau bagaimana rekam jejak perjalananmu hingga berada di titik ini. Bahkan, hari ini pun, aku gak tau sudah berapa banyak badai yang kau hadapi, sudah seberat apa beban yang kau pikul hingga detik ini, sudah berapa banyak derasnya air mata yang diam-diam harus kau hapus dank au sembunyikan di balik topengmu yang penuh canda tawa. Aku memang tak pernah tau semua lika liku yang harus kau jalani hingga akhirnya kau bertahan sampai di titik ini.
Yang ku tau, saat kau sudah merasa tidak sanggup, kau akan bicara dan cerita. Di saat kau butuh pegangan, kau akan memanggil. Meski setiap detik aku ada untukmu, aku ada di sisimu.
Hei, aku cuma mau bilang, tolong jangan menyerah, ya. Tolong jangan berputus asa dengan segala ujian yang sedang kau hadapi kali ini. Meski ku tak tau, seberat apa ujian yang kini kau hadapi, tapi aku tau, kau adalah orang yang kuat. Kau adalah orang terpilih untuk bisa menghadapi dan melewati ujian ini. Bukankah Tuhan tak akan memberikan beban ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya? Meski kini kau harus berderai air mata lagi, artinya, kau kuat, kau mampu untuk menghadpinya lagi.
Aku mohon, tolong jangan menyerah, ya. Jangan pula melarangku untuk selalu menyebut namamu dalam barisan doaku. Kau harus tau, aku tak ingin kehilanganmu. Tak akan pernah! Jika salah satu dari kita ada yang harus menghilang dari bumi ini, maka biarkan aku yang lebih dulu menghilang, ya. Karena sungguh, setakut ini aku kehilanganmu. Jadi, sekali lagi ku mohon, jangan menyerah. Teruslah berjuang. Dan ku tau, kau mampu melewati ini semua.
Minggu, 16 Juni 2024
Sebatas Imaji
Putaran waktu, telah membawaku pada titik keadaan yang tak pernah aku duga sebelumnya, yaitu kedatangan kamu dalam hidupku. Kamu, orang asing yang tak sengaja ku temui pada dunia maya. Momen perkenalan singkat antara kita, berlanjut dengan keakraban dan kedekatan yang mengundang rasa nyaman. Entah siapa yang memulainya, namun yang aku tau, sejak kehadiranmu aku bisa merasakan kenyamanan serta kebahagiaan yang tak pernah aku dapatkan sebelumnya.
Hadirmu mencipta bahagiaku kian sempurna. Segala perhatianmu membuat aku merasa betapa berharganya di sisimu. Senyum manis mu yang mampu ku tatap dari kejauhan selalu berhasil menjadi pelipur laraku. Berbagi cerita denganmu menjadi candu bagiku. Hingga diam-diam menyebut namamu di antara senyapnya malam yang menyelimuti menjadi kebiasaanku, ketika sedang bercengkrama dengan Dia yang telah menciptakanmu.
Tanpa ku sadari, rasa nyamanku kini telah berkawan dengan rasa sayang dan juga takut kehilangan. Setiap kali sepi menghampiri, bayang wajah serta senyummu selalu berhasil menjadi pengusirnya. Setiap kali kegundahan menyapa, suaramu mampu menjadi penenangnya. Dan semakin hari, aku semakin candu dengan hadirmu.
Kau tau? Tangan ini rasanya ingin sekali mendekapmu. Ingin sekali aku merengkuhmu, merasakan hangat peluk dan kecupmu pada realita hidup yang ku jalani. Namun ku sadar, kita hanya dekat pada sebatas imaji. Segala rasaku hanya bermain pada dunia ilusi. Karena kita adalah dua jiwa yang terpisah oleh dinding realita. Meski segenap rasa yang hadir ini begitu nyata adanya.
Terkadang ada masa dimana aku ingin sekali melepas segala perasaan yang tertuju padamu, lalu menguburnya dalam-dalam. Namun bayanganmu selalu saja menari dalam benak. Membuatku merasa sesak, ketika membayangkan jika aku harus menghilangkan atau mungkin kehilanganmu. Jika aku harus kembali pada kubang sepi setelah hadirmu meramaikan hari-hari yang ku lalui. Meski ku tau, kau hanya akan hidup pada batas imajiku. Kau memberikan kebahagiaan pada dunia ilusi yang ku cipta. Karena kata bersama untuk kita, tak akan pernah lahir pada dunia realita.
Biarlah, jika aku harus lelah merawat rasa ini sendirian. Jika aku tak mampu berhenti menyayangimu dengan begitu tulus dan hebatnya. Jika sekali waktu aku harus merasakan getar rindu yang menyapa bagaikan badai yang mengacaukan dunia realitaku. Biarlah, jika rasa bahagia, sedih, takut kehilangan, bahkan sakitnya merindu karena hadirmu begitu nyata ku rasakan, dan harus ku tanggung sendirian. Karena akan kubiarkan dirimu terus hidup dan abadi pada batas imaji yang ku cipta dalam dunia ilusi.
Rabu, 12 Juni 2024
Menjadi Penggantinya
Sejak kepergian Ayah, segala beban dan tanggung jawabnya jatuh di pundakku. Aku, sebagai anak lelaki pertama, harus menjadi pelindung bagi ibu dan adik-adik perempuanku. Tugas Ayah sebagai tulang punggung keluarga, kini menjadi tanggung jawabku. Bahkan aku harus menggantikan Ayah dalam memberikan kebahagiaan, rasa aman, dan kenyamanan yang dulu selalu dia hadirkan.
Ayah, betapa beratnya peran ini. Bolehkah aku meminjam ketegaran hatimu yang sekuat baja? Bolehkah aku meminjam pundakmu yang kokoh untuk menanggung semua ini? Setiap hari aku berusaha sekuat tenaga untuk menjadi sepertimu, meski sering kali terasa mustahil.
Aku sadar, tak mungkin sepenuhnya menggantikanmu untuk Ibu dan adik-adikku. Namun, aku berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik bagi mereka, menciptakan kebahagiaan meski tak sempurna, karena ketiadaanmu, Ayah.
Aku yang tak pernah bisa memahami dengan baik bagaimana karakter adik-adikku, kini seiring waktu bergulir aku harus belajar untuk selalu bisa memahami mereka. Meski lelah, dan tak mudah namun harus ku lakukan. Walau sering kali tergores kecewa dan amarah, tapi aku harus menutup rasa itu begitu rapat saat berhadapan dengan mereka.
Teruntuk adikku sayang, ingatlah bahwa aku selalu ada untukmu. Walaupun langkahku kadang goyah, hatiku tetap teguh melindungimu. Walau terkadang jarak memisahkan, percayalah bahwa kasih sayang dan cintaku sangat dekat denganmu. Dan meskipun sering kali kau melihatku marah, kecewa, akan sikap tingkah lakumu, ketahuilah itu caraku menjagamu dari orang-orang yang tak bertanggung jawab. Karena aku tak ingin kau terasakiti oleh siapapun! Karena menjagamu kini menjadi tanggung jawabku.
Aku berharap dengan segala usahaku, meskipun kecil, bisa mengurangi rasa kehilangan yang kau rasakan. Kenangan tentang Ayah akan selalu menjadi cahaya yang menerangi jalan kita. Kita akan melaluinya bersama, dengan saling menguatkan.
Meski Ayah tidak lagi hadir secara fisik, kasih sayangnya akan selalu menjadi pelita bagi kita. Aku akan terus berusaha, untuk Ibu, untukmu, dan untuk mengenang Ayah.
Biarkanlah aku menjadi peganti Ayah, dalam mencurahkan kasih sayang, serta kebahagiaan untukmu. Sampai kelak kau bertemu seseorang yang bisa menjaga dan membahagiakanmu dengan sepenuh jiwa.
.png)
.png)
.png)
.png)
.png)

.png)


