Lama telah ku kehilangan kata-kata penyembuh luka, atau sekedar pelepas kesakitan yang mendera. Setiap kata yang sering kali terangkai karena apapun dan siapapun penyebabnya, seketika buntu. Tak mampu terangkai sempurna. Diksi-diksi yang sering kali menemani seolah lari menjauhi diri dan hati.
Lama ku terjebak dalam zona mati
kata yang membuatku bahkan tak mampu mengenal diriku sendiri. Bahkan aku tak
mampu memaksa kemampuanku untuk melahirkan kembali diksi-diksi terindah yang
pernah terangkai begitu nyata. Aku terkurung dalam ruang mati kata. Berkali ku
teriak ingin keluar darinya, namun ku tak bisa! Langkahku seolah terpaku pada
ruang itu. Berkali ku mencoba menghadirkan rangkaian kata menjadi kalimat yang
kelak menjelma menjadi obat dari berbagai kesakitan karena sebuah rasa,aku pun
tak mampu. Zona mati kata membuatku harus menelan sendiri kesakitakan yang
kerap kali menyapa bahkan memeluk jiwa. Membuatku bekerja keras mengolah
berbagai perasaan yang sering kali hadir tak sesuai harapku. Zona mati kata,
membuatku kehilangan separuh aku yang selama ini menjadi kawan di setiap
keadaan. Tak ada lagi rangkaian air mata berteman kata-kata yang mengalir
melalui ujung pena yang ku goreskan. Tak ada lagi cerita suka maupun duka cita
yang ku abadikan dalam kota memori kata. Semua yang terjadi ku biarkan terjadi
dan berlalu begitu saja. sedangkan ku, menikmati kesendirian, kesakitan maupun
kebahagiaan semu dalam zona mati kata yang membelenggu entah sampai kapan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar