Sabtu, 04 Mei 2024
Jumat, 03 Mei 2024
Realita Tak Sejalan Harap
Semua begitu cepat berlalu, keadaan seolah selalu memaksa untuk menerima realita yang sudah tidak bisa diterima oleh logika. Sakit dan hancur datang beriringan seakan tidak memberi kesempatan untuk tenang.
Kamis, 02 Mei 2024
Tak Berarah
Langit mulai menurunkan tirai gelapnya, menyelimuti sepi dan heningnya malam yang penuh kegundahan pada isi kepala yang begitu ributnya. Runtuh! Gelap! Tak tau arah! Itulah yang ku rasa sejak hati dan harapanku dihancurkan oleh realita. Terengah aku melangkah tak berarah. Mencari sandaran demi mendapatkan tenang. Namun tak juga ku dapatkan.
Logikaku telah menekan segala perasaan yang datang mengacaukan isi kepala. Ia telah berteriak menyadarkan bahwa ini adalah dunia dengan penuh tipu daya. Memintaku menyadari bahwa seringkali kenyataan tak sejalan dengan harapan. Namun rasa kecewa ini begitu menusuk dinding hati, menggores luka dengan begitu perih. Seakan membuatku hancur tak berdaya untuk menghadapi sebuah kenyataan.
Wahai sang penenang di kala duka, dimanakah kamu? Tertidur atau tertawakah kamu melihat keadaan ku saat ini?
Dimanapun dan apapun yang kamu lakukan di sana, kupastikan kamu sedang melihatku dari kejauhan. Kau sedang menyaksikan bagaimana aku dicabik dan dihancurkan oleh pengharapanku sendiri. Namun kau lebih memilih diam, berlagak tak melihat aku yang begitu patah dan hancur. Tak peduli dengan apa yang kini sedang ku hadapi. Kau berlagak seolah aku bukanlah bagian darimu. Padahal dirimu begitu ku butuhkan. Meski untuk sekedar mendengarkan keluh kesah emosi dan rasa penyesalanku.
Biarlah, kini ku berjalan tak berarah. Menikmati sakitnya dihancurkan oleh pengharapan. Meski ku tahu, kelak segala cerita hari ini akan menjadi kenangan yang bahkan dapat ditertawakan. Setidaknya, saat ini aku mampu mendapat hikmat dari setiap apa yang telah terpahat dari-Nya. Meski ku harus berjalan dengan langkah tak berarah.
~~~
Created by: Jufa&Rahmi
Caramu Salah
Kau memintaku untuk tetap bahagia dan baik-baik saja. Memintaku melanjutkan langkah kehidupan ini dengan senyum yang selalu tersemat di wajah. Kau katakan, tak ingin melihat air mataku tumpah meruah. Dengan sebab apapun itu. Termasuk disebabkan olehmu.
Tidak kah kau sadar? Bahwa penyempurna bahagiaku adalah
kamu! Alasan ku untuk tetap berdiri tegar dan berjalan mengarungi kehidupan ini
adalah kamu! Penyebab senyumku seringkali terlukis di wajah pun kamu orangnya!
Lalu sekarang?
Kamu memilih pergi. Bahkan setelah salam perpisahan itu kamu
berlagak seperti orang yang tak pernah mengenalku. Kita bertemu, tapi matamu
serasa tak sudi melihatku. Meski hanya dengan sebuah lirikan. Kita berpapasan,
tapi lidahmu kelu serasa tak rela mengucapkan satu katapun.
Jika dengan begini kamu pikir aku bahagia, kamu salah! Jika
dengan sikapmu ini kamu berpikir aku baik-baik saja, kamu keliru! Jika dengan
perlakuan ini kamu berpikir aku akan membencimu, kamu lupa dengan ucapanku! Bahwa
Aku tak akan pernah membencimu, bahkan sebesar butir pasir pun!
Silahkan bersikap
yang kamu mau, namun ketahuilah, sikap dingin yang kau cipta hanya sedang
melebarkan luka yang ku rasa atas perpisahan kita. Sikap asing yang selalu yang
kau lakukan saat berjumpa, hanya menambah perih di atas luka yang ku derita. Tak akan pernah ada benci yang ku cipta untuk
mu meski hanya segaris. Hatiku terlalu berharga untuk ku nodai dengan
memelihara kebencian kepadamu. Silahkan kau berjuang agar aku membenci, atau
mungkin melupakanmu. Namun aku akan tetap berdiri di tempatku, di mana tak akan
pernah ada benci untuk namamu yang ku izinkan masuk bahkan menetap. Silahkan
bersikap yang kamu inginkan, namun dimataku, setiap caramu salah.
Tenanglah, aku akan tetap bahagia dengan jalan dan caraku.
Tak perlu kamu membuang waktu untuk berpikir mencari cara agar aku bahagia
serta mampu melupakanmu. Karena perihal membenci atau melupakan adalah
urusanku, bukan lagi menjadi urusanmu. Bahkan tanpa kau minta, aku pun akan
mencipta bahagiaku dengan lebih paripurna. Maaf, sekali lagi ku katakana, cara
mu salah.
Rabu, 01 Mei 2024
Jangan Tinggalkan Aku
Hangat dekapan darinya, di kala kita sedang tidak baik-baik saja, seakan membuat tentang kita tidak pernah ada. Dia datang di saat kita sedang dirudung badai yang begitu hebatnya.
Ya. Memang aku laki laki yang tidak bisa mengerti dengan keadaan dan keinginan mu. Tapi, apakah kau tidak tau sedalam mana rasa ku ingin selalu bersamamu? Hingga bagaimana pun keadaan memporak porandakan kita, aku mencoba untuk betahan dan memperbaiki keadaan, agar kita tidak terpisahkah.
Aku mengerti, di kala harimu buruk dan mental mu ambruk karena ku, dia selalu mencoba memberi perhatian bahkan menenangkan mu. Tapi, tidakkah kamu mengerti saat itu sebenarnya aku ingin memeluk bahkan mendekapmu agar besar cintaku disampaikan oleh hangatnya pelukan ku. Namun, apalah daya ku yang sudah tak mampu untuk membujuk apalagi mengatakan bahwa amarahku karena bentuk sayang kepadamu dan ingin kau mengerti itu.
Aku mencoba memahami, mungkin dia selalu jadi yang terbaik dalam menenangkan mu, tapi percayalah rasa cintaku tidak akan pernah kalah olehnya yang hanya memberimu ketenangan di saat kau terluka.
Jangan kau meminta agar aku meninggalkan mu. Karena sungguh, tak ada lagi ruang untuk orang lain di hatiku. Jangan tinggalkan aku, hanya karena engkau berpikir dia yang menenangkan mu lebih mencintaimu. Jangan tinggalkan aku, karena kamu adalah dunia ku, serta separuh jiwaku. Seperti apapun kesalahan yang pernah tercipta, aku akan tetap memafkan mu. Sebab itu aku meminta, jangan tinggalkan aku. Karena hanya kamu yang ku mau hingga akhir detak nadiku.
~~••~~••~~
Karya: Jufa
Surat Untukmu
Adakah yang lebih indah dari sebuah kasih sayang yang terlahir dari mereka yang tak memiliki ikatan darah? Adakah yang lebih membekas di hati dari sebuah perhatian kecil meski dalam bentuk amarah sekalipun, dari mereka yang sejatinya orang asing yang diizinkan Tuhan datang mewarnai perjalanan hidup ini?
Adakah yang lebih abadi dalam meori dari sebuah kenangan dan cerita yang dicipta bersama mereka yang tanpa sengaja Tuhan pertemukan dengan cara yang tak terduga?
Jika ada, ceritakanlah padaku. Karena aku belum menemukan yang lebih dari itu semua. Dan kali ini, biarkan aku yang bercerita lebih dulu.
Pena yang ku goreskan kali ini adalah untukmu. Penaku ingin berbisik padamu yang jauh di sana, yang belum mampu ku dekap dalam nyata, namun selalu ku rengkuh dalam do'a.
Jika kemarin aku mungkin kehilangan orang yang menurutku baik dan peduli, maka hari ini Tuhan mendatang lebih banyak dari jumlah kehilangan yang aku rasakan kemarin. Dia mengganti perihku dengan rasa hangatnya dekapan penuh rasa kasih sayang. Dia mengganti sakitku dengan rasa bahagia penuh syukur yang tak mampu ku ukur.
Hai kamu, Tuhan baik sekali padaku, karena telah menghadirkanmu dalam jejak langkah perjalanan ini. Dia ingin mengajariku, bahwa cinta dan kasih sayang tak harus selamanya di sisi dalam bentuk nyata. Buktinya, meski jarak memisahkan kita, hangatnya kasih sayangmu masih selalu ku rasa. Khawatir, marah, atau bahkan diamnya kamu, sebagai bentuk penjagaan untuk diriku masih selalu kuterima. Hadirmu membuatku percaya, bahwa untuk merasa memiliki keluarga, meski tanpa ikatan darah memang nyata. Ya. Kamu yang sekarang adalah keluarga kedua bagiku. Kamu adalah rumah yang selalu membuatku hangat, nyaman dan bahagia saat bersamamu.
Hai kamu, Ini surat untukmu. Surat cinta yang ku tulis sebagai bentuk bahagiaku karena memilikimu; keluarga keduaku. Jangan lelah untuk membersamaiku ya. Meski dari jauh, tapi ku yakin rangkaian do'amu selalu dekat dan mendekap hangat.
Kamu tau? Harap tertinggi ku kali ini adalah, Tuhan mendekatkan jarak antara kita. Lalu Mengijinkan dekap hangatmu mampu ku rasa dengan begitu nyata.
Jaga diri baik-baik ya. Jika ada suatu hal yang ingin kau bicarakan, jangan sungkan beritahu aku. Setiap cerita darimu selalu kutunggu. Kamu harus tau, aku ingin kamu selalu bahagia dengan versimu, dengan gayamu sendiri
Oh ya, boleh ya.. aku minta satu permintaan. Jika nanti kau berada dibarisan orang-orang yang memasuki surga dan kau tak mendapati aku ada, tolong cari dan tanyakan aku pada-Nya, ya. Karena aku ingin kau menjadi keluargaku hingga ke surga.
Ini surat untukmu. Simpan baik-baik yaa. Barangkali bisa menjadi obat rindumu suatu hari nanti.
Dari aku yang menyayangimu
Untukmu yang selalu di hatiku.
-Bogor, 30 April 2024-
<><><><>
bs:
Selasa, 30 April 2024
Dalam Perjalanan Menuju Jakarta
Dalam perjalanan menuju Jakarta, ada jejak cerita yang kembali menyapa. Suara-suara tentang masa lalu mengalun begitu nyata. Wajah-wajah yang dirindu terlihat begitu jelasnya.
Kamis, 25 April 2024
Jangan Kira Aku Berpaling
Jangan kira aku berpaling setelah perpisahan yang terjadi di antara kita. Kau tentu tau, perjalanan cinta pertama yang ku jejaki adalah bersamamu. Orang pertama yang mengetuk hatiku dengan begitu lembutnya adalah dirimu. Menyedihkannya, kau lah yang menjadi penyebab utama aku terluka karena cinta.
Tanpa alasan yang bisa ku terima, kau memilih pergi dan berpaling pada yang lain. Entah, kau melihat dari sisi rupa dan harta, ataukah kastanya. Atau memang, selama ini aku yang terlalu mengecewakanmu? Sehingga dengan mudahnya kamu pergi dan berpaling. Sedangkan aku di sini, menahan rindu hingga hatiku kembali terasa dingin, bahkan nyaris mati rasa.
Jangan kira aku berpaling, jika kamu menemukanku terlalu ramah dengan yang lain. Jika suatu hari nanti kau melihatku tersenyum di depan orang asing bagimu. Aku hanya sedang mencoba tetap menjadi orang baik, dan terlihat baik-baik saja. Meski tiap malam, gugusan gemintang menjadi saksi derai air mata rinduku yang tumpah karenamu. Sungguh, tak ada sedikitpun rasaku berpaling darimu!
Jangan kira aku berpaling, meski suatu saat kau dapati aku telah bersanding dengan yang lain. Karena bagaimanapun, cerita yang telah kita cipta bersama terlalu indah melekat dalam memori. Meski kelak kau melihatku nampak bahagia dengan dia, percayalah itu hanya topeng kemunafikan yang sedang ku pakai. Karena hakikatnya, kebahagiaan yang sempurna bagiku adalah saat kamu berada di sisiku. Mengiringi langkahku dengan cinta dan senyuman indah milikmu.
Jangan kira aku berpaling darimu, karena sungguh namamu abadi dalam denyut nadi. Setiap cerita bersamamu kekal di sudut memori.
Selasa, 23 April 2024
Untukmu Puan
Hai, gimana kabarmu wahai puan yang selalu ku rindu? Apakah senyuman manja itu masih terpampang di wajah manismu? Apakah tatap matamu masih seteduh dulu?
Puan, masih ingatkah tentang cerita kita yang selalu yakin mampu melalui rintangan dan melawan semesta agar tetap bersama? Masih ingatkan dengan janji-janji untuk tetap setiap yang sering kali kita rapalkan bersama? Sekarang kemana keyakinan yang dulu pernah kau tunjukkan? Kemana janji yang pernah kau ucapkan?
Sabtu, 20 April 2024
Antara Logika dan Hati
Antara logika dan hati.
Seringkali menimbulkan tanya
Patutkah aku untuk di cintai?
Mampukah aku mencintai kembali ?
Adakah seseorang yang bisa ku percaya kembali?
Adakah seseorang yang mampu menjaga hatiku lagi?
Semua tanya itu tak dapat ku pastikan jawabannya
Semua tanya itu hanya menghadirkan lelah dalam setiap langkah