Sabtu, 04 Mei 2024

Peran Sang Waktu

5/04/2024 09:27:00 AM 0 Comments


Setiap detik kehidupan yang berlalu, selalu menyimpan berjuta misteri dan teka teki. Terkadang, kita bisa menebak alurnya. Namun sering kali kita tak mampu menerka arahnya.
Seperti halnya pertemuanku denganmu. Siapa yang merencanakan ini semua? Aku? atau kah kamu? Tak ada satupun diantara kita! Ini adalah bagian dari misteri yang Tuhan simpan untuk kita.
Tuhan telah menuliskannya dengan begitu rapih, dan sang waktu diminta untuk berperan andil dalam setiap kejadian yang kita lalui. Waktulah yang berperan, membuat kita merasa saling terpaut, membutuhkan, memahami, dan juga saling mencintai.
Tapi siapa mengira, peran sang waktu yang kemudian mengenalkan ku pada rasa sakit dan patah dari mencintai. Sang waktu pula yang menjadi saksi atas derai air mata kesakitanku karena harus kehilanganmu. Aku pernah begitu takut berada di keadaan dimana aku harus melepas dan kehilanganmu di saat aku masih begitu menyayangi serta mencintaimu. Namun akhirnya sang waktu membawa ku kepada keadaan yang selalu ku takutkan itu.
Lalu aku yang sendiri bisa apa? Selain meminta Tuhan menguatkan aku, dan sang waktu mendampingiku menyembuhkan setiap kesakitan itu. 
Kepada sang waktu ku merintih kesakitan, menahan sepi dan rindu yang seringkali tertuju padamu. Pada sang waktu, ku meminta untuk mematikan rasaku padamu, dan menghilangkan segala tanya serta khawatir tentang dirimu. Karena memang itu yang kau mau, bukan?
Aku pun tak ingin selalu tersiksa dengan bayang-bayang tentangmu. Sebab itu, ku meminta dengan sangat peran sang waktu untuk mewujudkan keinginan ku itu.
Lalu, di sinilah aku sekarang. Di hari-hari yang sudah sangat berdamai dengan keadaan dimana kamu tak lagi ada untukku. Di hari-hari saat disebut namamu tak lagi ada getar sedikitpun dalam hati. Segala rasa yang pernah ada untukmu hilang sudah tak bersisa. Apapun yang terjadi denganmu bukan lagi menjadi urusanku, dan tak lagi mengundang rasa khawatirku.
Seseorang yang pernah mengingatkanku benar, jika suatu saat aku kehilangan, aku hanya butuh ditemani oleh waktu untuk membantuku agar terbiasa dengan rasa kehilangan itu.
Memang peran sang waktu itu nyata. Aku hanya butuh bersabar lebih lama untuk menyadari peran dan tugasnya. Terimakasih untukmu, sang waktu. Karena kini aku telah mampu berdamai dan terbiasa tanpanya.

~~~
By; Tulisan Rahmi
Bogor, 4 Mei 2024

Jumat, 03 Mei 2024

Realita Tak Sejalan Harap

5/03/2024 08:40:00 AM 0 Comments




Semua begitu cepat berlalu, keadaan seolah selalu memaksa untuk menerima realita yang sudah tidak bisa diterima oleh logika. Sakit dan hancur datang beriringan seakan tidak memberi kesempatan untuk tenang.


Sudah mencoba untuk menerima, dan berpikir mungkin semua adalah ujian untuk seorang hamba, tapi apa daya rasa takut dan gelisah menjadikan sampai di titik terendahnya manusia.

Tuhan, seperti apakah dosa masa lalu yang pernah aku buat? Hingga begitu beratnya keadaan yang harus ku terima. Ujiankah atau musibah yang sedang Engkau datangkan kepada seorang hamba sepertiku. Engkau tentu tau bagaimana mentalku saat ini

Wahai Sang Penguasa semesta, apakah kesalahanku terlalu besar? Tidak adakah celah untukku yang lemah ini menjadi lebih baik dari realita yang sudah Kau tetapkan?

Kini rasa hancur, kecewa, takut bahkan tidak percaya mulai hadir. Bahkan perasaan ditinggalkan oleh-Mu tidak bisa dihilangkan dari kepala. Bukan ingin untuk berburuk sangka, tapi kenyataan yang membuat rasa tidak percaya itu tumbuh merekah.

Tuhan, mungkin selama ini aku lalai menangkap peringatan dari Mu. Hingga yang kurasakan hanyalah hukuman Mu yang begitu berat untuk ku pikul. Aku harus menyeret langkah meski tertatih.
Tuhan, jika memang semua ini harus terjadi maka aku hanya bisa menerima kenyataan dari Mu. Meski terkadang realita yang memeluk jiwa sulit sekali untuk ku pahami makna tersiratnya. Meski seringkali realita tak sejalan harap membuat mentalku kembali hancur untuk sekian kali. Tolong bantu kuatkan aku, Tuhan. Bantu yakinkanku bahwa realita pemberian-Mu jauh lebih baik dari sebatas keingianku yang egois.

Kamis, 02 Mei 2024

Tak Berarah

5/02/2024 05:35:00 PM 0 Comments




Langit mulai menurunkan tirai gelapnya, menyelimuti sepi dan heningnya malam yang penuh kegundahan pada isi kepala yang begitu ributnya. Runtuh! Gelap! Tak tau arah! Itulah yang ku rasa sejak hati dan harapanku dihancurkan oleh realita. Terengah aku melangkah tak berarah. Mencari sandaran demi mendapatkan tenang. Namun tak juga ku dapatkan.

Logikaku telah menekan segala perasaan yang datang mengacaukan isi kepala. Ia telah berteriak menyadarkan bahwa ini adalah dunia dengan penuh tipu daya. Memintaku menyadari bahwa seringkali kenyataan tak sejalan dengan harapan. Namun rasa kecewa ini begitu menusuk dinding hati, menggores luka dengan begitu perih. Seakan membuatku hancur tak berdaya untuk menghadapi sebuah kenyataan.

Wahai sang penenang di kala duka, dimanakah kamu? Tertidur atau tertawakah kamu melihat keadaan ku saat ini?

Dimanapun dan apapun yang kamu lakukan di sana, kupastikan kamu sedang melihatku dari kejauhan. Kau sedang menyaksikan bagaimana aku dicabik dan dihancurkan oleh pengharapanku sendiri. Namun kau lebih memilih diam, berlagak tak melihat aku yang begitu patah dan hancur. Tak peduli dengan apa yang kini sedang ku hadapi. Kau berlagak seolah aku bukanlah bagian darimu. Padahal dirimu begitu ku butuhkan. Meski untuk sekedar mendengarkan keluh kesah emosi dan rasa penyesalanku.

Biarlah, kini ku berjalan tak berarah. Menikmati sakitnya dihancurkan oleh pengharapan. Meski ku tahu, kelak segala cerita hari ini akan menjadi kenangan yang bahkan dapat ditertawakan. Setidaknya, saat ini aku mampu mendapat hikmat dari setiap apa yang telah terpahat dari-Nya. Meski ku harus berjalan dengan langkah tak berarah. 

~~~

Created by: Jufa&Rahmi

Caramu Salah

5/02/2024 12:19:00 PM 0 Comments


Kau memintaku untuk tetap bahagia dan baik-baik saja. Memintaku melanjutkan langkah kehidupan ini dengan senyum yang selalu tersemat di wajah. Kau katakan, tak ingin melihat air mataku tumpah meruah. Dengan sebab apapun itu. Termasuk disebabkan olehmu.

Tidak kah kau sadar? Bahwa penyempurna bahagiaku adalah kamu! Alasan ku untuk tetap berdiri tegar dan berjalan mengarungi kehidupan ini adalah kamu! Penyebab senyumku seringkali terlukis di wajah pun kamu orangnya!

Lalu sekarang?

Kamu memilih pergi. Bahkan setelah salam perpisahan itu kamu berlagak seperti orang yang tak pernah mengenalku. Kita bertemu, tapi matamu serasa tak sudi melihatku. Meski hanya dengan sebuah lirikan. Kita berpapasan, tapi lidahmu kelu serasa tak rela mengucapkan satu katapun.

Jika dengan begini kamu pikir aku bahagia, kamu salah! Jika dengan sikapmu ini kamu berpikir aku baik-baik saja, kamu keliru! Jika dengan perlakuan ini kamu berpikir aku akan membencimu, kamu lupa dengan ucapanku! Bahwa Aku tak akan pernah membencimu, bahkan sebesar butir pasir pun!

 Silahkan bersikap yang kamu mau, namun ketahuilah, sikap dingin yang kau cipta hanya sedang melebarkan luka yang ku rasa atas perpisahan kita. Sikap asing yang selalu yang kau lakukan saat berjumpa, hanya menambah perih di atas luka yang ku derita.  Tak akan pernah ada benci yang ku cipta untuk mu meski hanya segaris. Hatiku terlalu berharga untuk ku nodai dengan memelihara kebencian kepadamu. Silahkan kau berjuang agar aku membenci, atau mungkin melupakanmu. Namun aku akan tetap berdiri di tempatku, di mana tak akan pernah ada benci untuk namamu yang ku izinkan masuk bahkan menetap. Silahkan bersikap yang kamu inginkan, namun dimataku, setiap caramu salah.

Tenanglah, aku akan tetap bahagia dengan jalan dan caraku. Tak perlu kamu membuang waktu untuk berpikir mencari cara agar aku bahagia serta mampu melupakanmu. Karena perihal membenci atau melupakan adalah urusanku, bukan lagi menjadi urusanmu. Bahkan tanpa kau minta, aku pun akan mencipta bahagiaku dengan lebih paripurna. Maaf, sekali lagi ku katakana, cara mu salah.

 

Rabu, 01 Mei 2024

Jangan Tinggalkan Aku

5/01/2024 08:31:00 PM 0 Comments


Hangat dekapan darinya, di kala kita sedang tidak baik-baik saja, seakan membuat tentang kita tidak pernah ada. Dia datang di saat kita sedang dirudung badai yang begitu hebatnya.


Ya. Memang aku laki laki yang tidak bisa mengerti dengan keadaan dan keinginan mu. Tapi, apakah kau tidak tau sedalam mana rasa ku ingin selalu bersamamu? Hingga bagaimana pun keadaan memporak porandakan kita, aku mencoba untuk betahan dan memperbaiki keadaan, agar kita tidak terpisahkah.


Aku mengerti, di kala harimu buruk dan mental mu ambruk karena ku, dia selalu mencoba memberi perhatian bahkan menenangkan mu. Tapi, tidakkah kamu mengerti saat itu sebenarnya aku ingin memeluk bahkan mendekapmu agar besar cintaku disampaikan oleh hangatnya pelukan ku. Namun, apalah daya ku yang sudah tak mampu untuk membujuk apalagi mengatakan bahwa amarahku karena bentuk sayang kepadamu dan ingin kau mengerti itu.


Aku mencoba memahami, mungkin dia selalu jadi yang terbaik dalam menenangkan mu, tapi percayalah rasa cintaku tidak akan pernah kalah olehnya yang hanya memberimu ketenangan di saat kau terluka.


Jangan kau meminta agar aku meninggalkan mu. Karena sungguh, tak ada lagi ruang untuk orang lain di hatiku. Jangan tinggalkan aku, hanya karena engkau berpikir dia yang menenangkan mu lebih mencintaimu. Jangan tinggalkan aku, karena kamu adalah dunia ku, serta separuh jiwaku. Seperti apapun kesalahan yang pernah tercipta, aku akan tetap memafkan mu. Sebab itu aku meminta, jangan tinggalkan aku. Karena hanya kamu yang ku mau hingga akhir detak nadiku.

~~••~~••~~

Karya: Jufa

Surat Untukmu

5/01/2024 12:44:00 AM 0 Comments

 




Adakah yang lebih indah dari sebuah kasih sayang yang terlahir dari mereka yang tak memiliki ikatan darah? Adakah yang lebih membekas di hati dari sebuah perhatian kecil meski dalam bentuk amarah sekalipun, dari mereka yang sejatinya orang asing yang diizinkan Tuhan datang mewarnai perjalanan hidup ini? 

Adakah yang lebih abadi dalam meori dari sebuah kenangan dan cerita yang dicipta bersama mereka yang tanpa sengaja Tuhan pertemukan dengan cara yang tak terduga?

Jika ada, ceritakanlah padaku. Karena aku belum menemukan yang lebih dari itu semua. Dan kali ini, biarkan aku yang bercerita lebih dulu. 

Pena yang ku goreskan kali ini adalah untukmu. Penaku ingin berbisik padamu yang jauh di sana, yang belum mampu ku dekap dalam nyata, namun selalu ku rengkuh dalam do'a. 

Jika kemarin aku mungkin kehilangan orang yang menurutku baik dan peduli, maka hari ini Tuhan mendatang lebih banyak dari jumlah kehilangan yang aku rasakan kemarin. Dia mengganti perihku dengan rasa hangatnya dekapan penuh rasa kasih sayang. Dia mengganti sakitku dengan rasa bahagia penuh syukur yang tak mampu ku ukur.

Hai kamu, Tuhan baik sekali padaku, karena telah menghadirkanmu dalam jejak langkah perjalanan ini. Dia ingin mengajariku, bahwa cinta dan kasih sayang tak harus selamanya di sisi dalam bentuk nyata. Buktinya, meski jarak memisahkan kita, hangatnya kasih sayangmu masih selalu ku rasa. Khawatir, marah, atau bahkan diamnya kamu, sebagai bentuk penjagaan untuk diriku masih selalu kuterima. Hadirmu membuatku percaya, bahwa untuk merasa memiliki keluarga, meski tanpa ikatan darah memang nyata. Ya. Kamu yang sekarang adalah keluarga kedua bagiku. Kamu adalah rumah yang selalu membuatku hangat, nyaman dan bahagia saat bersamamu.

Hai kamu, Ini surat untukmu. Surat cinta yang ku tulis sebagai bentuk bahagiaku karena memilikimu; keluarga keduaku. Jangan lelah untuk membersamaiku ya. Meski dari jauh, tapi ku yakin rangkaian do'amu selalu dekat dan mendekap hangat.

Kamu tau? Harap tertinggi ku kali ini adalah, Tuhan mendekatkan jarak antara kita. Lalu Mengijinkan dekap hangatmu mampu ku rasa dengan begitu nyata. 


Jaga diri baik-baik ya. Jika ada suatu hal yang ingin kau bicarakan, jangan sungkan beritahu aku. Setiap cerita darimu selalu kutunggu. Kamu harus tau, aku ingin kamu selalu bahagia dengan versimu, dengan gayamu sendiri


Oh ya, boleh ya.. aku minta satu permintaan. Jika nanti kau berada dibarisan orang-orang yang memasuki surga dan kau tak mendapati aku ada, tolong cari dan tanyakan aku pada-Nya, ya. Karena aku ingin kau menjadi keluargaku hingga ke surga.

Ini surat untukmu. Simpan baik-baik yaa. Barangkali bisa menjadi obat rindumu suatu hari nanti.


Dari aku yang menyayangimu

Untukmu yang selalu di hatiku.

-Bogor, 30 April 2024-

<><><><>

bs: 

Selasa, 30 April 2024

Dalam Perjalanan Menuju Jakarta

4/30/2024 09:02:00 PM 0 Comments


Dalam perjalanan menuju Jakarta, ada jejak cerita yang kembali menyapa. Suara-suara tentang masa lalu mengalun begitu nyata. Wajah-wajah yang dirindu terlihat begitu jelasnya.

Aku tak tau, haruskah bahagia atau terlena dalam sesak yang menghimpit dada. Di setiap kilometer yang terlewati, aku harus mencium aroma rindu yang tak tau dimana ia akan berhenti.

Semua kenangan kini menjadi satu di dalam kepala; luka , bahagia, tangis maupun canda, tawa menghiasi setiap kisah yang telah kita lalui bersama. Perpisahan kita terjadi sudah begitu lama, namun saat melewati jalan yang pernah kita lalui, kenangan dan bayang wajahmu masih terasa hangat dan begitu nyata.

Aku tak mengerti, mengapa semua tetang kita tak pernah bisa dilupakan. Namun aku mengerti, kisah indah yang dulu tercipta sudah usai dan musnah, untuk kembali bersama pun tidak akan pernah bisa. Karena semua adalah pilihan yang sudah dibuat bersama; berpisah meski masih ada rasa.

Dalam perjalanan menuju Jakarta, terbersit tanya untuk mu di sana, apakah bahagia telah memelukmu dengan begitu eratnya? Ataukah masih sama sepertiku, yang selalu mencoba menghilangkan kenangan dan cerita kita berteman air mata?

Dalam perjalanan menuju Jakarta, aku teringat semua hal terkait tentang mu. Pelukan serta bisikan kecil bahwa kau mencintai dan tak ingin berpisah dari ku. Senyum manja tatkala aku membelai rambutmu. Nada amarah bercampur khawatir yang kau lontarkan, tersebab tak mendapatkan kabar dariku seharian. Semua cerita lama tentang kita terasa sangat indah. Namun semua hanya tinggal sebagai sebuah kisah yang tak mungkin terulang lagi diantara kita.

Dalam perjalanan menuju Jakarta, untuk kesekian kalinya aku membawa kerinduan sebagai cendera mata yang akan ku simpan rapi di sudut hati terdalam. Merapalkan do'a permohonan terbaik untukmu agar selalu dalam penjagaan Tuhan hingga rodaku berhenti di tujuan.

Kamis, 25 April 2024

Jangan Kira Aku Berpaling

4/25/2024 09:46:00 AM 0 Comments


Jangan kira aku berpaling setelah perpisahan yang terjadi di antara kita. Kau tentu tau, perjalanan cinta pertama yang ku jejaki adalah bersamamu. Orang pertama yang mengetuk hatiku dengan begitu lembutnya adalah dirimu. Menyedihkannya, kau lah yang menjadi penyebab utama aku terluka karena cinta.

Tanpa alasan yang bisa ku terima, kau memilih pergi dan berpaling pada yang lain. Entah, kau melihat dari sisi rupa dan harta, ataukah kastanya. Atau memang, selama ini aku yang terlalu mengecewakanmu? Sehingga dengan mudahnya kamu pergi dan berpaling. Sedangkan aku di sini, menahan rindu hingga hatiku kembali terasa dingin, bahkan nyaris mati rasa.

Jangan kira aku berpaling, jika kamu menemukanku terlalu ramah dengan yang lain. Jika suatu hari nanti kau melihatku tersenyum di depan orang asing bagimu. Aku hanya sedang mencoba tetap menjadi orang baik, dan terlihat baik-baik saja. Meski tiap malam, gugusan gemintang menjadi saksi derai air mata rinduku yang tumpah karenamu. Sungguh, tak ada sedikitpun rasaku berpaling darimu! 

Jangan kira aku berpaling, meski suatu saat kau dapati aku telah bersanding dengan yang lain. Karena bagaimanapun, cerita yang telah kita cipta bersama terlalu indah melekat dalam memori. Meski kelak kau melihatku nampak bahagia dengan dia, percayalah itu hanya topeng kemunafikan yang sedang ku pakai. Karena hakikatnya, kebahagiaan yang sempurna bagiku adalah saat kamu berada di sisiku. Mengiringi langkahku dengan cinta dan senyuman indah milikmu. 

Jangan kira aku berpaling darimu, karena sungguh namamu abadi dalam denyut nadi. Setiap cerita bersamamu kekal di sudut memori. 

Selasa, 23 April 2024

Untukmu Puan

4/23/2024 09:04:00 PM 0 Comments


Hai, gimana kabarmu wahai puan yang selalu ku rindu? Apakah senyuman manja itu masih terpampang di wajah manismu? Apakah tatap matamu masih seteduh dulu?


Puan, masih ingatkah tentang cerita kita yang selalu yakin mampu melalui rintangan dan melawan semesta agar tetap bersama?  Masih ingatkan dengan janji-janji untuk tetap setiap yang sering kali kita rapalkan bersama? Sekarang kemana keyakinan yang dulu pernah kau tunjukkan? Kemana janji yang pernah kau ucapkan?

Sabtu, 20 April 2024

Antara Logika dan Hati

4/20/2024 09:44:00 PM 0 Comments

 


Antara logika dan hati. 

Seringkali menimbulkan tanya

Patutkah aku untuk di cintai? 

Mampukah aku mencintai kembali ? 

Adakah seseorang yang bisa ku percaya kembali? 

Adakah seseorang yang mampu menjaga hatiku lagi? 


Semua tanya itu tak dapat ku pastikan jawabannya

Semua tanya itu hanya menghadirkan lelah dalam setiap langkah