Putaran waktu yang terus berganti, mestinya mampu menghapus setiap jejak kenangan yang telah tercipta antara aku dan dirinya. Namun nyatanya, setiap detak waktu yang berjalan, hanya membuat namanya semakin lekat menetap dalam ingatan.
Namanya tak mampu dilupakan. Juga kenangan itu, tak mampu disingkirkan. Ia menetap dalam sudut memori.
Pada hari yang bergulir, kusandarkan harap agar mengubur rasa yang pernah tercipta. Agar tak ada lagi getar kasih dan cinta yang kian menggema. Namun nyatanya, harapku tak pernah nyata.
Aku kalah. Pada hari yang terus bertukar. Pada bayang wajahnya yang semakin melekat. Pada kenangan yang seolah enggan beranjak. Rasa yang pernah ada bernama cinta, hanya berganti nama dengan rasa bernama rindu, yang tak pernah berhenti menderu.
Pada Sang pemilik hati aku mengadu. Menceritakan bagaimana beratnya rindu yang tak ingin berlalu. Berharap, Dia mampu menghapus segala rasa yang bergemuruh setiap waktu. Berharap, Dia memampukanku agar tidak kembali menatap masa lalu. Bahkan kuberharap, Dia menguatkanku dari lelahnya merindu yang terus bertalu.
Karena ku tahu, rindu ini hanya butuh temu sebagai penawarnya. Namun, temu itu hanya ada dalam angan. Entah sampai kapan.
.png)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar