Kamu yang Selalu Menemani
Di saat kuberdiri di atas kerapuhan, kamu datang menggenggam tanganku lalu mengucapkan, "tetaplah kuat dan tegar, aku disini untuk mu."
Menatapmu di padang rumput hijau pada peraduan itu
Menikmati tiap bentangan luas yang meneduhkan hatiku
Tempat di mana aku selalu melukis di kanvas perasaanku
Biru ... aku ingin menceritakan sebuah kisah elegi
Tentang monolog hati yang sedang kuperankan sendiri
Mungkin ini akan menjadi kesalahan paling dicinta
Dalam sejarah yang kubukukan dalam kisah paling lara
Hai kamu ...
Iya! Kamu ... Seseorang yang banyak diam saat di depanku. Kamu yang lebih sering tersenyum manis saat bersitatap denganku. Kamu yang selalu bersikap hormat ketika berhadapan denganku.
Iya! Kamu ... yang kusayang tanpa meminta imbalan. Kamu, yang kuanggap nona manis nan beradab. Kamu yang kukira mengerti bagaimana rasanya memainkan peranku.
Masa lalu adalah milik setiap manusia yang telah menuliskan ceritanya. Seperti halnya masa depan yang menjadi impian bagi setiap insan yang memiliki harapan.
Jangan pernah membandingkan masa lalumu dengan mereka. Jangan pernah melihat kamu lebih buruk dari mereka! Sehingga hal itu membuatmu merasa terpuruk dan begitu hina! Setiap manusia akan melewati fasenya masing-masing. Mereka menuliskan cerita dengan konfliknya yang berbeda. Tidak ada masa lalu yang lebih buruk atau lebih baik antara kamu dan oranglain. Tidak perlu merasa duniamu runtuh hanya karena cibiran mereka.
Aku tidak peduli, karena aku bukan seperti itu, yang pasti aku mencintaimu.
Aku mengenal lelaki yang pandai merangkai kata indah dan mulut yang manis ... ternyata dia bingung dengan cinta sejati.
Aku tidak peduli, yang pasti aku mencintaimu
Rindu itu kembali datang. Menyergap tanpa aba-aba. Mengoyak sisi hati yang mulai tenang. Sesak! Sakit! Perih!! Namun semua itu tak mendorongku untuk menuju titik temu dengannya. Bahkan, menghadirkan bayangnya dalam ilusipun aku enggan.
Entah ... aku sungguh 'tak tahu harus berbuat apa. Menikmati perihnya merindu ini pun rasanya sungguh menyiksa! Mengabaikannya pun aku tak bisa! Tuhan, aku harus apa??
Karya; Rio Dirgantara
~~~~~~~
Sahabat
Haruskah kau tutup pintu rapat-rapat bagi kami sahabatmu?
Kau usir kami yang lebih dahulu bertamu
Lantas kau biarkan tamu asing bertahta di ruang hidupmu?
Tak bisakah tamu agungmu juga berteman dengan kami seperti kita berteman sejak lama?
Kita telah bertumbuh bersama dengan segala terpaan
Terik, menggigil lapar dan haus yang kita lalui ... apakah tidak sedikitpun berkesan bagimu?
Kamu adalah mimpi indah yang memeluk malamku
Mimpi indah penuh makna, yang kini menjelma menjadi nyata
Menghiasi hari dengan bunga cinta, yang terus bermekaran di setiap sisi
Menjadikan indah surga duniaku.
Biarkanlah ...
cintamu merengkuhku ... dengan rapalan doa yang tiada henti
Cintamu menatapku ... dengan mata hati yang tak pernah berdusta