Senin, 18 September 2023

Monolog Dengan Biru


Hai biru ... kali ini aku datang kembali menemuimu

Menatapmu di padang rumput hijau pada peraduan itu

Menikmati tiap bentangan luas yang meneduhkan hatiku

Tempat di mana aku selalu melukis di kanvas perasaanku


Biru ... aku ingin menceritakan sebuah kisah elegi

Tentang monolog hati yang sedang kuperankan sendiri

Mungkin ini akan menjadi kesalahan paling dicinta

Dalam sejarah yang kubukukan dalam kisah paling lara


Tentang diriku yang terjebak rasa rumit yang mungkin salah

Aku 'tak membencinya, aku hanya merasa 'tak berdaya dan lelah

Hanya sesak yang menyakitkan di relung dadaku yang menghujam

Yang kini kurasakan, hanyalah sebuah sakit yang mendalam; dan


Bodohnya, aku selalu menikmati semua getir-getir itu

Hanya karna keinginan paling egois yang merasukiku

Walaupun, terkadang hati selalu bertanya melalui sirat

Inikah cinta 'tak beralasan atau 'tak bersyarat?


Walaupun air mata dan hujan selalu hadir menemani

Walaupun kita bagaikan karang kecil dan ombak sunyi

Walaupun kita bagaikan rembulan terang dan bintang membiru

Dengan naifnya, ia selalu mempunyai tempat di hatiku


Sepertinya Tuhan sedang mencoba bergurau denganku

Ketika Tuhan membuat sirna dalam sekejap ikatan itu; dan

Namum, semua itu hanyalah kisah dari memoar masa lalu

Yang selalu ingin kubawa kembali dengan mesin waktu


Kini, aku harus melepasnya dari genggaman rasa yang salah

Dalam pasrah; dalam lelah; dalam sumarah; meski berdarah

Kepadamu, bentang langit yang kupanggil dengan nama Biru

Meski ragaku menginginkan temu, izinkan aku pamit dengan sayatan sembilu

~~~••••~~~••••~~~~

Tegal, 26 Juli 2023

Karya; Nara92

Tidak ada komentar:

Posting Komentar