Hai kamu ...
Iya! Kamu ... Seseorang yang banyak diam saat di depanku. Kamu yang lebih sering tersenyum manis saat bersitatap denganku. Kamu yang selalu bersikap hormat ketika berhadapan denganku.
Iya! Kamu ... yang kusayang tanpa meminta imbalan. Kamu, yang kuanggap nona manis nan beradab. Kamu yang kukira mengerti bagaimana rasanya memainkan peranku.
Hingga bisa dengan berani kau mencibirku di depan orang lain. Dengan perasaan tak bersalah dan berdosa kau membuat cerita buruk tentangku.
Hei! Satu tanyaku untukmu; Adakah tindak ucapku membuatmu kecewa yang menyakitkan?
Hingga dengan tanpa perasaan kau memandang sinis mereka yang dengan rela penuh ceria menolongku, membantu meringankan bebanku.
Satu tanyaku untukmu; Adakah salahku yang terlalu besar hingga sulit kau maafkan?
Hingga dengan mudahnya kau mengabaikan semua yang telah kuperjuangkan untukmu. Hingga dengan apatisnya kau bersikap sesuka hati.
Bicaralah, nona ...
Bicaralah di depanku. Jangan kau berlatih menjadi manusia penuh topeng kemunafikan sejak dini. Karena kau adalah calon madrasah pertama untuk generasi baru yang kelak kau lahirkan dari rahimmu.
Bicaralah dengan berani dan bertanggungjawab. Tak perlu kau nampakkan senyum termanis sedang di belakangku kau menarik bibir paling sinis.
Jawablah satu tanyaku untukmu; kau ingin aku bagaimana?
Agar kamu bisa melepas topeng kemunafikan itu sebelum ia melekat erat pada wajah juga hidupmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar