Separuh Nyawa
Tulisan Rahmi
3/02/2019 10:25:00 AM
4 Comments
Februari tak lagi menjadi indah di mataku. Bulan yang katanya menjadi bulan kasih sayang, penuh cinta, penuh dengan rona bahagia, kini tak lagi seperti itu di hadapanku. Ia berubah menjadi bulan yang penuh rasa duka dan air mata. Juga menjadi bulan yang menciptakan kerinduan tak berujung bagiku. Ya! Februari ku kini menjadi kelabu. Sejak pagi itu.
Pagi yang terlalu awal di pertengahan Februari menjadi awal dari duka yang aku rasakan. Pagi itu, menjelang subuh, aku terbangun dan hendak melaksanakan witir sambil menanti subuh seperti biasanya. Dan sebelum witir ku laksanakan, aku akan melihat emak di kamarnya. Beberapa hari sebelumnya kondisi kesehatan beliau memang sudah menurun. Membuat aku merasa khawatir berlebihan. Dan tiap menjelang subuh aku mendatangi kamar beliau, lalu menatapnya masih tertidur pulas, atau terkadang beliau sudah terjaga dan langsung menyambutku dengan senyuman kala aku menghampirinya membuat aku merasa jauh lebih tenang. Rasa khawatirku seperti lenyap seketika. Tapi pagi itu, saat aku menghampiri emak, aku lihat beliau masih tertidur pulas. Tapi seketika aku heran dan merasa keliru dengan pengelihatanku. Aku tak melihat gerakan napas pada tubunya. Dengan kekhawatiran yang semakin menjadi aku hampiri beliau.