Saat Keikhlasan Berbicara
Anonim
12/23/2011 07:45:00 AM
0 Comments
Bagiku, bukan hukum karma yang berlaku,
tetapi hukum Allah lah yang berbicara. Karena aku selalu percaya dan selalu
yakin bahwa Allah tidaklah buta dan tidaklah tuli. Segala sesuatu ketika Allah
berkata Kun, Fa yakun. Maka terjadilah. Ketika Allah mendengar segala keluh
kesah hingga tangis dari para hamba-Nya yang merasa terdzolimi, aku percaya
Allah tidak akan diam. Allah tidak hanya mendengarkan, tapi Allah pun melihat
dan kemudian melakukan sesuatu.
Mungkin inilah yang terjadi di pesantren
yang telah dibina oleh ayahku sejak tiga tahun yang lalu. Kita tidak pernah
tahu apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh guru-guru termasuk kepala sekolah
yang ada di Mts – pendidikan formal yang berdiri di bawah payung pesantren.-
Perlahan namun pasti Allah membuka dan memperlihatkan
serta memperdengarkan kepada kita apa yang tidak kita ketahui dan kita dengar
sebelumnya. Allah membiarkan kita tahu
bagaima mereka menerapkan kata ikhlas. Oleh memperdengarkan kepada aku serta
ayah dan ibuku bagaimana mereka menjalankan kata ikhlas dalam bekerja dan
membina anak yatim serta dhuafa yang ada dipesantren ku. Ternyata, kebanyakan
dari mereka menerapkan kata ikhlas dengan ukuran rupiah. Astaghfirullah.
Menghitung setiap tetes keringat mereka dengan kata ikhlas yang dihargai dengan
rupiah. Bukan dengan kata ikhlas yang sesungguhnya ikhlas. Yang hanya
mengharpakan balasan dari Allah, bukan mengharapkan rupiah dari manusia.
Dan saat inilah, hampir semua orang diuji
sejauh mana mereka ikhlas menerima segala sesuatu yang mereka terima. Lagi.
Semua pekerjaan yang kita kerjakan kembali lagi kepada keikhlasan. Ketika
keikhlasan yang sesungguhnya ikhlas berbicara, jangan pernah membayangkan bahwa
kehidupan kita akan susah, hidup kita tidak akan bahagia, hidup kita akan
kekurangan. Percaya atau tidak, dikala keikhlasan berbicara, semua menjadi
indah, semua menjadi mudah, semua menjadi bahagia, dan segalanya menjadi
berkecukupan. Karena Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar, Allah pun Maha Tahu
siapa yang benar-benar ikhlas, atau berpura-pura ikhlas. Seperti yang saat ini
aku lihat di pesantren ku. Aku berfikir mereka adalah orang-orang terpilih
hingga saat ini. Karena aku percaya mereka menggunakan hati mereka saat
bekerja. Mereka menggunakan hati mereka untuk alat kontrol keikhlasan mereka.
Percayalah, saat keikhlasan berbicara,
tidak akan ada yang sulit, tidak akan ada kemelaratan dalam hidup. Karena
ikhlas lah kunci kebahagiaan kita yang sebenarnya.