Jumat, 01 Desember 2023

Teruntuk Wanita Terhebatku

 


Teruntuk wanita terhebatku ... yang telah rela mempertaruhkan nyawa demi hadirnya aku di dunia ini. Wanita paling setia yang kukenal. Wanita dengan pelukan terhangat penuh ketulusan, tempat pulang yang selalu dirindukan dan paling nyaman bagi setiap anaknya. Wanita yang selalu ku panggil; Ummi...

Hari ini, sudah lebih dari 50 tahun dirimu menatap dunia. Menghadapi suka dukanya kehidupan. Menelan manis pahitnya ujian yang Allah kirimkan. Melewati badai air mata juga derai tawa yang selalu menjadi siklus kehidupan. Dirimu ... wanita terhebat yang kumiliki.

Darimu ... aku diajarkan bagaimana mengenal Tuhanku. Bagaimana aku harus selalu dekat dengan Sang Pencipta. Darimu ... aku belajar tentang perjuangan, kesabaran, keikhlasan, juga kesetiaan. Ya! Dirimu adalah perempuan hebat yang telah kuat melewati bermacam terpaan badai yang menghantam hatimu. 

Setelah ribuan kecewa kau rasakan, namun maaf dan penerimaan selalu menjadi pemeran utama untuk menghapus luka kecewa yang kau rasakan. Tanganmu tetap terbuka untuk kembali memeluk diri yang telah mencipta sayatan luka. "Biarkan Allah yang membalas, dan tugas kita cukup memaafkan, tak perlu mendendam" begitu katamu saat kulontarkan kata tanya "Mengapa dirimu sebaik itu?"

Darimu ... aku diajarkan dan belajar arti kesetiaan. Meski dalam perjalanan dua puluh enam tahun bersama Abi tentu bukan hanya bahagia yang dirimu rasakan. Berbagai gelombang permasalahan dalam rumahtangga sudah kau rasakan. Namun dirimu memilih untuk tetap setia berada di sisinya. Hingga detik terakhir Abi mengembuskan napas, dan menutup usia dalam pelukanmu. Bahkan, setelah nyaris sembilan tahun Abi berpulang, dirimu tetap memilih sendiri, serta masih menyimpan dengan baik segala hal tentang Abi di dalam hatimu. Saat kutawarkan untuk melanjutkan hidup dengan pria lain, dengan tegas dirimu menjawab, "Nggak ah, Ummi maunya sama Abi aja. Nanti insya Allah ketemu lagi sama Abi di syurga." Dengan teguhnya kau masih menjaga kesetiaan itu. Setiap memori bersama Abi kau simpan begitu rapih, dan selalu kau kenang dengan senyuman.

Darimu ... aku belajar tentang arti sabar dan ikhlas yang tak terbatas. Aku belajar bagaimana menyembunyikan air mata di hadapan sesama insan, dan membiarkan air mata itu deras terurai di atas sajadah yang menjadi saksi segala keluh dan harap kau bisikkan kepada Rabb yang Maha Mendengar. 

Hari ini ... sisa usiamu berkurang satu. Entah sampai kapan dirimu akan membersamaiku. Menjadi penyemangatku untuk tetap berjuang melanjutkan estafet dakwah yang telah Abi bangun. Menjadi pengingat di saat ku lalai menjalankan peranku dengan baik. Menjadi rumah untukku pulang disaat aku butuh rehat sejenak dari sesaknya ujian hidup yang menghimpit. Menjadi orang yang mengerti aku sedang tidak baik-baik saja tanpa aku menceritakannya. Entah ... sampai kapan dirimu selalu ada di sisi kehidupanku.Tapi yang pasti, aku ingin dirimu panjang umur. Agar segala impianmu yang belum tercapai satu persatu bisa kubantu untuk mewujudkannya.

Ummi ... aku mungkin bukanlah putri kecilmu yang tumbuh besar sesuai dengan segala harapanmu. Aku mungkin telah mencipta kecewa juga luka yang begitu menyakitkan di hatimu tanpa kusadari. Aku mungkin belum bisa memberikan segala hal yang menjadi impianmu, Namun aku ingin Ummi tau, dari segala kekurangan yang kumiliki sebagai seorang anak, kasih sayang dan cintaku untuk Ummi begitu paripurna.

Di sisa usia yang kau miliki hari ini, aku berharap Allah senantiasa memberimu kebahagiaan juga keberkahan. Allah limpahkan segala kebaikan hingga kelak tutup usia. Aku harap Allah telah menyimpan ribuan tiket menuju syurga-Nya untuk menggantikan segala lelah yang kau rasakan dalam perjalanan hidup ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar