Senin, 04 Desember 2023

Perebut Cinta


Aku mengenalmu tanpa direncanakan apalagi dipaksakan. Aku berpikir ini adalah takdir yang telah Tuhan tetapkan atas kita. Sebuah cerita hidup yang telah Tuhan tuliskan bahkan jauh sebelum aku menyapa dunia ini. Aku tak mengira, jika ternyata pertemuan singkat dan salam perkenalan denganmu bisa berlanjut hingga kita semakin dekat seperti saat ini.

Aku tidak benar-benar mengenalmu sebelum ini. Aku hanya tahu, kamu adalah seorang lelaki yang telah memiliki kekasih, dan ingin sekadar berteman denganku. Aku sambut salam pertemanan darimu. Namun aku membangun pembatas tinggi untukmu agar tak semakin mendekat.

Aku ingin langkahmu tak melebihi batas pertemanan di antara kita. Aku katakan dengan tegas padamu, bahwa aku tidak ingin menjadi perebut cinta orang lain. Aku tidak ingin menghancurkan sebuah hubungan yang memberikan kebahagiaan milik orang lain. Namun kau memaksa untuk bisa melebihi batas pertemanan itu. Sedangkan aku dengan kokoh tetap berdiri pada pendirianku. Hingga suatu ketika, kau membuka sebuah fakta padaku. Bahwa seseorang yang kini sedang bersamamu adalah wanita yang telah diikat dalam ikatan suci pernikahan. 

Aku terkejut luar biasa, tapi aku masih tetap bersikap tenang di hadapanmu. Bagaimana aku tak terkejut, jika kenyataannya selama ini kamu telah menjalin hubungan terlarang dengan seorang wanita yang bukan hakmu.

Kamu kembali membujukku, agar bisa menghapuskan pembatas itu. Namun aku tak luluh sedikitpun dengan bujuk rayumu. Dengan tegas aku meminta untuk selesaikan urusanmu dengan wanita itu sebelum berani melangkah lebih dekat denganku. Aku ingin melihat sejauh apa keseriusanmu denganku.

Ternyata, kamu mampu menjalankan permintaanku. Kau benar-benar mengakhiri hubungan terlarang itu. Setelah beberapa waktu berlalu, kamu kembali berani mendekatiku. Sayangnya, kedekatanmu denganku tercium oleh dia yang masih menyimpan rasa padamu.

Mungkin, ia tidak rela dilepas olehmu, lalu kamu membawaku yang bisa dibilang menjadi penggantinya. Hingga akhirnya aku mendengar sebuah fitnah ia sebar kemana saja. Termasuk ke sahabatku sendiri. Ia mengatakan, aku adalah perebut cintanya, aku penghancur hubunganmu dengannya. Padahal, setitikpun tak pernah ada niatku melakukan itu.

Ini sangat menyakitkan bagiku! Perih sekali hatiku ketika melihat sahabatku menjauh lantaran termakan oleh fitnah yang disebar oleh wanita serakah itu. Maaf, jika ia kusebut wanita serakah. Karena ia telah memiliki seorang pria bertanggung jawab yang berperan sebagai suaminya, namun ia pun menginginkanmu sebagai kekasihnya.

 Tuan, kumohon setialah di sisiku. Bantu aku keluar dari rasa sakit yang sangat mengigit ini. Bantu yakinkan hatiku, bahwa aku bukanlah sang perebut cinta. Bahwa aku adalah seseorang yang memang layak untuk kau perjuangkan. Seseorang tempat kau mencurahkan segenap cinta dan sayang yang kau punya. Karena dengan bersamamu, aku bisa menghadapi hantaman fitnah itu dengan tenang.

2 komentar: