Menjadi Penggantinya
Sejak kepergian Ayah, segala beban dan tanggung jawabnya jatuh di pundakku. Aku, sebagai anak lelaki pertama, harus menjadi pelindung bagi ibu dan adik-adik perempuanku. Tugas Ayah sebagai tulang punggung keluarga, kini menjadi tanggung jawabku. Bahkan aku harus menggantikan Ayah dalam memberikan kebahagiaan, rasa aman, dan kenyamanan yang dulu selalu dia hadirkan.
Ayah, betapa beratnya peran ini. Bolehkah aku meminjam ketegaran hatimu yang sekuat baja? Bolehkah aku meminjam pundakmu yang kokoh untuk menanggung semua ini? Setiap hari aku berusaha sekuat tenaga untuk menjadi sepertimu, meski sering kali terasa mustahil.
Aku sadar, tak mungkin sepenuhnya menggantikanmu untuk Ibu dan adik-adikku. Namun, aku berusaha sekuat tenaga untuk melakukan yang terbaik bagi mereka, menciptakan kebahagiaan meski tak sempurna, karena ketiadaanmu, Ayah.
Aku yang tak pernah bisa memahami dengan baik bagaimana karakter adik-adikku, kini seiring waktu bergulir aku harus belajar untuk selalu bisa memahami mereka. Meski lelah, dan tak mudah namun harus ku lakukan. Walau sering kali tergores kecewa dan amarah, tapi aku harus menutup rasa itu begitu rapat saat berhadapan dengan mereka.
Teruntuk adikku sayang, ingatlah bahwa aku selalu ada untukmu. Walaupun langkahku kadang goyah, hatiku tetap teguh melindungimu. Walau terkadang jarak memisahkan, percayalah bahwa kasih sayang dan cintaku sangat dekat denganmu. Dan meskipun sering kali kau melihatku marah, kecewa, akan sikap tingkah lakumu, ketahuilah itu caraku menjagamu dari orang-orang yang tak bertanggung jawab. Karena aku tak ingin kau terasakiti oleh siapapun! Karena menjagamu kini menjadi tanggung jawabku.
Aku berharap dengan segala usahaku, meskipun kecil, bisa mengurangi rasa kehilangan yang kau rasakan. Kenangan tentang Ayah akan selalu menjadi cahaya yang menerangi jalan kita. Kita akan melaluinya bersama, dengan saling menguatkan.
Meski Ayah tidak lagi hadir secara fisik, kasih sayangnya akan selalu menjadi pelita bagi kita. Aku akan terus berusaha, untuk Ibu, untukmu, dan untuk mengenang Ayah.
Biarkanlah aku menjadi peganti Ayah, dalam mencurahkan kasih sayang, serta kebahagiaan untukmu. Sampai kelak kau bertemu seseorang yang bisa menjaga dan membahagiakanmu dengan sepenuh jiwa.