Secangkir kopi hangat pada dinginnya pagi yang menyapa
selalu menjadi cerita indah di awal hari saat aku bertemu dengannya. Cerita
suka duka yang telah dilalui, akan menjadi teman yang mengubur sepi di antara
kami. Selalu ada tawa bahagia terekam di kala waktu membiarkan kita saling
berbagi cerita. Dan saat salam perpisahan memanggil di awal senja, akan hadir
setitik rindu untuk kembali bertemu. Menjelma menjadi bait pengharapan pada
malam yang mengabadikan cerita tentang perjalanan hari itu bersamanya.
Secangkir kopi hangat selalu
menjadi kawan setia di setiap pertemuan. Menjadi saksi bisu yang menangkap rasa
berbeda yang perlahan hadir dari relung hati. Ada candu saat ku tatap mata
hazel juga manis senyumnya. Pahat wajahnya yang tak begitu tampan namun
meneduhkan, berhasil menciptakan nyaman dalam hati. Ku yakin, ia telah berhasil
mencuri sebagian hatiku. Karena sebentar saja jarak memisahkan, ada rindu yang
bertalu.
Apakah ia menaruh sebuah
mantra dalam secangkir kopi yang telah dibawanya?
Ah, rasanya terlalu
jahat jika ku biarkan pikiran itu terus menjelma. Bukankah cukup ku syukuri
kehadirannya, dan nikmati kebahagiaan ini bersama? Jika ada rasa serta
getar yang berbeda mulai tercipta, biarkan ia berjalan dengan sewajarnya.
Biarkan ia saling menyapa di saat tiba waktunya. Aku tak ingin memaksa. Karena
aku mulai takut kehilangannya.
Takut kehilangan? Atau
mungkin takut kembali terkukung dalam sepi?
Entah, yang ku tahu, aku hanya ingin selalu berada di dekatnya. Yang aku tau bahwa aku mulai menyayanginya tanpa ragu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar