Kamis, 16 Mei 2024

Maaf Aku Tak Bisa Kembali

5/16/2024 11:23:00 AM 0 Comments



Harapan ku yang kau patahkan, sakit yang kau torehkan, bahkan langkahmu untuk meninggalkan, tanpa tau bagaimana aku mengiba agar kau bertahan, telah mencipta luka yang begitu dalam.


Aku sudah mencoba meruntuhkan rasa malu, agar kita tetap bersama. Namun semua menjadi sia-sia ketika dia datang memberi harapan yang baru untuk mu.

Semenjak kau pergi bersamanya, semua tentang kita sudah menjadi cerita yang telah ku kubur begitu lama. Tentang semua rasa yang ku punya sudah ku lupakan seiring kau menjauh dariku. Cita, cinta, dan harapan bersamamu, aku jadikan sebuah catatan usang yang tak mungkin lagi ku lanjutkan ceritanya.

Ya. Mungkin dulu aku terlalu bodoh untuk mengiba perihal cinta kepadamu, terlalu lemah dengan sikap baik dan juga kata manis yang engkau lantunkan. Namun kini aku mengerti, mencintai tanpa dicintai itu telalu menyakitkan!

Tenanglah, Nona. Sekarang aku sudah baik baik saja. Semua tentang mu sudah ku lupa. Karena kini aku sudah ditemani oleh seseorang yang selalu menghargai keberadaanku. Yang selalu ingin aku berada di dekatnya.

Lucunya, kini kau datang meminta ku kembali dan meninggalkan dia yang telah setia menemani.

Maaf aku tidak bisa kembali, karena saat ini aku telah bahagia bersama dia yang menggantikan posisimu.

Maaf aku tidak bisa kembali. Seandainya aku masih sendiri tanpa dia pun, aku tidak ingin mengulangi kesalahan seperti dulu dengan mencintai wanita yang tak tau diri dan pandai menjaga hati seperti mu.

Terimakasih atas cerita lama yang pernah kita ukir bersama. Dan kini, maafkan aku karena memilih untuk tidak akan pernah kembali bersamamu lagi.

<><><><><>

Karya; Jufa, Tulisan Rahmi

16 Mei 2024


Sabtu, 11 Mei 2024

Cinta Sahabat

5/11/2024 11:12:00 PM 0 Comments

 


Banyak orang mengatakan, antara kita tak mungkin selamanya menjadi sahabat. Tak mungkin rasa yang kita punya hanya berhenti di batas rasa sayang. Tak mungkin jika di antara kita tak ada percikan cinta. Lalu aku, dengan segala ego dan atas nama harga diri, berjuang ingin membuktikan bahwa ucapan mereka salah. Aku selau berusaha membuktikan bahwa kita memanglah sepasang sahabat yang saling menyayangi, dan tak akan pernah ada percikan api cinta yang merusak ikatan persahabatan kita.

Namun, seiring waktu berputar egoku mereda, harga diri ku pertaruhkan. Hatiku lelah untuk terus berpura-pura menyayangimu hanya sebagai sahabat. Aku letih dengan terus menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya. Aku pun jengah dengan selalu memadamkan percikan api cinta yang selalu hadir saat sedang bersamamu.

Jujur, aku terlena dengan segala perhatianmu. Aku terbuai dengan segala sikap bergantungnya kamu. Aku merasa menjadi satu-satunya orang yang selalu bisa kau tuju kapanpun kau mau, dan butuhkan. Maka, aku berpikir, mustahil jika bibit cinta itu tak tumbuh dalam hatimu.

Dengan rasa percaya diri yang membuncah, ku datang menghampirimu dengan membawa sebuket cinta dalam hati, beserta pernyataan cinta yang telah ku susun rapih di balik lisanku yang kelu saat berhadapan denganmu. Lalu dengan beraninya, ku suarakan pernyataan cinta yang telah ku susun dan ku simpan selama ini untukmu. Berharap, kau menjawab dengan rasa yang sama.

Ternyata harapanku salah! Aku terlalu tinggi bermimpi bahwa cinta sebagai sahabat dalam hatimu akan berubah sepertiku. Pernyataanku dijawab olehmu dengan menghadirkan seseorang yang kemudian kamu perkenalkan sebagai kekasih. Kamu berlagak bahwa selama ini orang yang paling mengerti dan selalu ada untukmu adalah dia yang kau sebut pujaan hatimu. Sikapmu seolah memaksa langkahku untuk kembali mundur agar tak melebihi batas kata sahabat.

Mungkinkah percikan api cinta ini hanya hadir padaku saja? Ataukah sesungguhnya percikan itu kau rasakan juga, namun kau hanya takut mengungkapkan apa yang sebenarnya dirasa? 

Argh!! Bermacam pertanyaan konyol mulai bermain dalam benak. Mencipta tawa getir di balik air mata yang tersembunyi pada aliran hujan yang mengguyur sekujur badan. Hingga kemudian membuatku tersadar bahwa semua rasa cinta yang hadir telah mendatangkan kecewa juga rasa bersalah pada persahabatan yang telah kita bangun bertahun lamanya. 

Salahkah cinta sahabat yang telah tumbuh merekah dalam hati ini? Salahkah jika aku harus jatuh cinta pada sahabatku sendiri??

Terlepas benar atau salah dari rasa yang tercipta ini, aku hanya ingin kamu memaafkanku. Tetap menerimaku dalam kehidupanmu. Tetap menjadikan aku tempat kembalimu, ketika kamu sudah tidak lagi bersamanya, atau di saat kamu ingin bercerita tentang suka duka saat kamu bersamanya. Karena sebenarnya aku tak ingin kamu pergi dengan membawa benci padaku, dan kemudian melupakan persahabatan kita yang telah terbina bertahun lamanya. Sedangkan aku di sini, terkoyak oleh perasaan cinta kepada sahabat yang tak akan pernah kunjung terbalas.

<><><><>

bs; menepi, instrumen

Kamis, 09 Mei 2024

Imam Para Wanita Di Zamannya

5/09/2024 05:00:00 PM 0 Comments

 


Ini adalah kisah tentang seorang wanita yang menjadi Imam para wanita di zamannya. Siapakah dia?

Ia adalah putri Abdullah bin al-Harits bin Uwaimar bin Naufal al-Anshariyah. Ia dikenal dengan gelar yang diawali dengan kata abu atau ummu. Beliau adalah Ummu Waraqah binti Abdullah atau dikenal dengan Ummu Waraqah binti Naufal, dinisbahkan kepada kakeknya.

Ia termasuk wanita yang paling mulia di zamnnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengunjungi beliau beberapa kali dan beliau menjulukinya dengan gelar asy-Syahidah.

Ummu Waraqah aadalah seorang wanita yang memiliki semangat tinggi terhadap Islam dan bercita-cita untuk mati syahid di jalan Allah untuyk meninggikan kalimat Allah. Karena itu, ia tidak terhalang untuk berjihad bersama kaum Muslimin dan mendapatkan pahala mujahidin. Tatkala Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam hendak berangkat Perang Badar, Ummu Waraqah berkata kepada Rasulullah 'alaihi wa sallam, "Ya Rasulullah, izinkanlah aku berangkat bersama Anda sehingga aku dapat mengobati orang-orang yang terluka di antara kalian, merawat orang yang sakit di antara kalian, dan agar Allah mengaruniai diriku syahadah (mati syahid)."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, "Sesungguhnya Allah akan mengaruniaimu syahadah. Akan tetapi tingallah kamu di rumahmu karena sesungguhnya engkau adalah syahidah."

Ummu Waraqah turut mengumpulkan al-Quran dan ahli membacanya. Karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkannya agar menjadi imam bagi para wanita di daerahnya. Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyiapkan seorang mu'adzdzin bagi mereka

Disebutkan dalam al-Musnad dan as-Sunan dari hadits Abdurrahman bin Khalad dari Ummu Waraqah; ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengunjungi dia di rumahnya, kemudian memberikan seorang mua'dzdzin untuknya. Abduraahman berkata, "Aku melihat mu'adzdzin tersebut seorang laki-laki yang sudah tua."

Jadilah rumah Ummu Waraqah radhiyallahu'anha, rumah Allah yang di dalamnya ditegakkan shalat lima waktu. Alangkah terhormatnya seorang wanita yang menduduki posisi sebagimana seorang wanita Mukm inah seperti Ummu Waraqah radhiyallahu'anha.

Ummu Waraqah senantiasa istiqomah dengan keadaannya, yakni menjaga syari'at-syari'at Allah hingga pada suatu ketika budak dan jariyahnya- yang telah dijanjikan oleh beliau. Tatkala pagi Umar bin Khaththab berkata, "Demi Allah, aku tidak mendengar suara bacaan al-Quran dari bibiku semalam."

Kemudian beliau memasuki rumahnya, namun tidak melihat suatu apapun, kemudian beliau memasuki kamarnya, ternyata beliau telah terbungkus dengan kain di samping rumah. Umar berkata, "Alangkah benar sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika bersabda, 'Marilah pergi bersama kami untuk mengunjungi wanita yang syahid."

Selanjutnya, Umar radhiyallahu'anhu naik mimbar dan menyampaikan berita tersebut lantas berkata, "Hadapkanlah dua budak tersebut kepadaku." Maka datanglah dua orang budak tersebut dan Ummar menanyai keduanya dan mereka mengakui bahwa mereka telah membunuhnya. Umar pun perintahkan agar kedua budak tersebut disalib. Mereka berdualah orang yang pertamakali disalib dalam sejarah Islam.

Semoga Allah merahmati Ummu Waraqah, semoga Allah membalas semua kebaikannya dalam keistiqomahannya membaca al-Quran serta mengumpulkannya. Beliau adalah imam bagi para wanita di zamannya yang amat sangat rindu untuyk berjihad dengan haerapan mendapat pahala mujahidin. Akhirnya, Allah pun mengabulkan permohonannya dan beliau mendapatkan pahala mujahidin. 

-----------

Dikutip dari buku berjudul 101 Wanita Teladan di Masa Rasulullah, Karya Hepi Andi Bastoni

Rabu, 08 Mei 2024

Dibatalkan

5/08/2024 08:36:00 PM 0 Comments

 

Sebuah pesan mengejutkan baru saja ku terima. Kakiku yang sejak tadi sudah terasa begitu lelah dan tak bertenaga semakin lemas rasanya. Tubuhku ambruk seketika di atas sofa yang berada di belakangku. Pikiranku mendadak beku. Tak tahu apa yang harus ku lakukan setelah ini.

“La, tadi orang catering telepon Mama. Untuk konfirmasi lagi soal lauk dan makanan yang akan ada di gubukan nanti.” Ucap Mama yang tanpa babibu duduk di sampingku. Dan aku hanya mampu menjawab satu kata singkat, “ya.” Setelah itu aku beranjak ke kamar dengan langkah yang begitu gontai. Berharap pesan yang tadi ku baca adalah sebuah prank atau mungkin sebuah mimpi buruk di detik-detik menjelang hari pernikahanku.

Dengan kepala yang terasa berdenyut, kembali ku buka sebuah pesan di chat teratas.

Maaf, dek. Dengan sangat terpaksa mas harus katakan ke kamu, Mas gak bisa melanjutkan pernikahan ini. Maaf Mas gak bisa jelaskan alasan detilnya ke kamu saat ini. Segala biaya yang sudah dikeluarkan oleh keluargamu untuck persiapan acara kita, nanti Mas ganti. Sekali lagi Maafkan Mas, Dek. Kamu jaga diri baik-baik, ya. Kalau kamu ingin tau apa alasannya, nanti kita atur waktu untuk membahas ini, tapi untuk sekarang, tolong jangan cari aku dulu, ya. Dan terakhir, hal yang harus kamu tau, Dek. Meski pernikahan ini harus dibatalkan, Mas masih sayang banget sama kamu.”

Sesaat setelah aku membaca pesan itu, rintik air mataku deras membasahi wajah. Sesak di dada yang sejak tadi memeluk ku lepaskan dengan tangisku yang pecah. Satu minggu lagi, seharusnya menjadi hari berbahagiaku. Segala persiapan bisa dikatakan sudah nyaris sempurna. Namun semua harus dibatalkan begitu saja.

Terimakasih, Mas. Sudah menjadi orang paling hebat mencintaiku, namun kamu juga orang yang paling hebat mencipta luka sedalam ini.

 


Menjamu Madu

5/08/2024 05:44:00 PM 0 Comments

Malam ini untuk kesekian kalinya ia memberi kabar pulang terlambat dari kantornya. Aku tahu alasan sesungguhnya mengapa ia akhir-akhir ini terlambat pulang ke rumah. Bahkan tak jarang ia kembali ke rumah saat malam sudah semakin larut. Namun begitu, alasan yang ia berikan masih sama, ada rapat mendadak di kantor, yang tidak bisa aku tinggal. Walau aku tahu ia sedang berbohong, dan selalu mencari-cari alasan, aku hanya tersenyum menerima alasannya. Aku tetap bersikap sebagai istri yang berbakti kepada suami.

Sudah mendekati tahun ke dua sikapnya sedikit berubah, serta pulang larut malam yang semakin sering. Rasanya, aku semakin lelah dengan kepura-puraan ini. Hingga akhirnya aku mendapati waktu yang tepat untuk mengatakan apa yang selama ini aku tahu. Bahwa ada seorang madu di belakangku yang ia sembunyikan. “Temui aku dengan dia, kamu tidak perlu lagi menyembunyikan dia seperti ini. Aku sudah tahu semuanya, Mas.” Aku tahu ia sangat terkejut dengan ucapanku. Tentu ia tidak akan mengira bahwa aku mengetahui kebohongannya selama ini.

Dua hari setelah permintaanku, ia benar-benar membawa wanita itu ke rumah kami. Rumah yang sederhana penuh cinta dan bahagia ketika wanita itu belum memasuki hati suamiku. Tentu saja aku menjamu maduku ini dengan sangat baik. Sebaik dulu saat ia hanya bertamu dengan status sahabat terbaikku.

-------

Naskah yang lolos seleksi dalam event menulis antologi pentigraf pada tahun 2022

Senin, 06 Mei 2024

Apa Kabar Senja?

5/06/2024 10:11:00 PM 0 Comments


Kali ini aku mengulang lagi menatap langit sore yang tampak begitu indah. Teringat lagi semua kisah yang telah dilewati saat kita bersama. Langit senja yang terlihat tak asing, seperti saat kita masih bersama, menatapnya sambil menunggu datangnya malam dengan penuh canda tawa ceria.


Apa kabar Senja?

Sejak pergimu, senjaku tak lagi sama. Ia indah, namun tak sempurna. Sama dengan segala impianku. Tersusun sempurna namun harus berhenti di batas asa. Segala rencana dan mimpi tentang kita kini hanya menjadi sebuah cerita yang tak bisa ku lupakan begitu saja.


Banyak sekali cerita indah tentang kita. Segala cerita suka dukaku, kamu selalu menjadi saksinya. Saat kau bersandar sembari melantunkan kata cinta dan enggan untuk berpisah, semburat senjapun mendengarnya.


Masih ingatkah kau tentang janji yang pernah kita cipta? Seperti apapun keadaannya, kita akan tetap bersama, dan mungkin hanya maut yang bisa menjadi pemisahnya. Lalu Tuhan, menjadikannya nyata.


Apa kabar Senja?

Mungkinkah kau merindukanku? Seperti aku yang selalu ingin bertemu dan memelukmu lagi? Namun hal itu tak mungkin lagicmenjadi nyata. Karena takdir Tuhan tidak pernah bisa kita hindarkan. Senja, apakah aku salah karena belum bisa menerima keadaan atas kepergianmu? Apakah aku salah jika sampai saat ini aku belum bisa mengikhlaskan kepulanganmu?


Apa kabar Senja?

Kau tak perlu khawatir, ya. Sekarang aku masih terus berjuang untuk tetap baik baik saja. Meski hatiku masih begitu mencintaimu dan belum sepenuhnya bisa melepaskanmu. Buktinya, air mata ku selalu berderai, hanya karena teringat tentang dirimu. Lukisan senja di langit petang pun selalu setia menemaniku menghapus setiap bulir air mata kerinduan untukmu.


Senja, tirai malam mulai turun. Dan aku akan sendiri lagi menikmati malam yang begitu menikam dengan kerinduanku untukmu. Tak apa ya, jika langit senja yang dulu selalu menjadi saksi kebahagiaan kita, kini ia harus menjadi saksi atas duka ku yang begitu nestapa.


Hai Senjaku, apa kabar kamu disana? Aku rindu kamu. Aku rindu segala cerita saat bersamamu. Aku rindu. Apa kabar Senjaku?


~~~••••~~~

bs: cinta sejati instrumental bcl


Minggu, 05 Mei 2024

Engkau Juga Manusia

5/05/2024 01:11:00 AM 0 Comments


Tutur katamu begitu indah, hingga membuat banyak pasang telinga merasa nyaman bahkan jatuh cinta. Alunan suaramu dalam mengekstrakan logika,  membuat setiap hati merasa memiliki tempat untuk bersandar dan berkeluh kesah. 


Wahai engkau sang pemberi ketenangan untuk mereka yang sedang dilanda gundah gulana, apakah kau baik-baik saja? Ketika hari bahkan hatimu sebenarnya banyak luka yang harus kau simpan dan kau tutupi dengan canda tawa. 


Hilang arah, bahkan kecewa terhadap dunia sering kau sembunyikan di balik kata-kata mu yang indah, seakan sakit yang engkau alami tidak pernah terjadi. Bahkan engkau masih terlihat baik baik saja, seolah satu masalah pun enggan menghampirimu. Padahal nyatanya, rintik air mata sering kau usap di kala sedang terdiam dan tertegun saat sang senja sudah mulai hilang cahanya. 


Sekarang tidak apa, luapkanlah segala rasa sakit,  bersalah, kecewa, bahkan air matamu. Tumpahkanlah segala rasamu agar kau merasa tenang seperti ketenangan yang pernah kau beri untuk banyak manusia. Tidak apa kau menangis,  karena itu bukanlah suatu kelemahan. Tapi percayalah, itu adalah kekuatan untukmu agar tetap bisa memberi ketenangan kepada mereka. 


Bersikap dewasa dalam menghadapi masalah mereka adalah suatu keharusan, tapi jangan pernah kau lupakan bahwa luka di hatimu juga perlu kau hadapi dengan ketenangan. Tetaplah menjadi penenang buat hati yang resah tanpa mengabaikan apa yang sesungguhnya sedang kau rasa. Ingatlah, bahwa kau juga manusia seperti mereka. Tak apa jika sekali waktu kau menangis, melepas topeng kedewasaanmu, dan memilih untuk rehat sejenak. Tak apa jika kau butuh waktu untuk sendiri dulu. Karena kau, juga manusia. 


~~••~~••~~••~~

Created by:  Jufa

4 Mei 2024

~~••~~••~~

bs; imran ajmain-seribu tahun instrumen piano

Sabtu, 04 Mei 2024

Peran Sang Waktu

5/04/2024 09:27:00 AM 0 Comments


Setiap detik kehidupan yang berlalu, selalu menyimpan berjuta misteri dan teka teki. Terkadang, kita bisa menebak alurnya. Namun sering kali kita tak mampu menerka arahnya.
Seperti halnya pertemuanku denganmu. Siapa yang merencanakan ini semua? Aku? atau kah kamu? Tak ada satupun diantara kita! Ini adalah bagian dari misteri yang Tuhan simpan untuk kita.
Tuhan telah menuliskannya dengan begitu rapih, dan sang waktu diminta untuk berperan andil dalam setiap kejadian yang kita lalui. Waktulah yang berperan, membuat kita merasa saling terpaut, membutuhkan, memahami, dan juga saling mencintai.
Tapi siapa mengira, peran sang waktu yang kemudian mengenalkan ku pada rasa sakit dan patah dari mencintai. Sang waktu pula yang menjadi saksi atas derai air mata kesakitanku karena harus kehilanganmu. Aku pernah begitu takut berada di keadaan dimana aku harus melepas dan kehilanganmu di saat aku masih begitu menyayangi serta mencintaimu. Namun akhirnya sang waktu membawa ku kepada keadaan yang selalu ku takutkan itu.
Lalu aku yang sendiri bisa apa? Selain meminta Tuhan menguatkan aku, dan sang waktu mendampingiku menyembuhkan setiap kesakitan itu. 
Kepada sang waktu ku merintih kesakitan, menahan sepi dan rindu yang seringkali tertuju padamu. Pada sang waktu, ku meminta untuk mematikan rasaku padamu, dan menghilangkan segala tanya serta khawatir tentang dirimu. Karena memang itu yang kau mau, bukan?
Aku pun tak ingin selalu tersiksa dengan bayang-bayang tentangmu. Sebab itu, ku meminta dengan sangat peran sang waktu untuk mewujudkan keinginan ku itu.
Lalu, di sinilah aku sekarang. Di hari-hari yang sudah sangat berdamai dengan keadaan dimana kamu tak lagi ada untukku. Di hari-hari saat disebut namamu tak lagi ada getar sedikitpun dalam hati. Segala rasa yang pernah ada untukmu hilang sudah tak bersisa. Apapun yang terjadi denganmu bukan lagi menjadi urusanku, dan tak lagi mengundang rasa khawatirku.
Seseorang yang pernah mengingatkanku benar, jika suatu saat aku kehilangan, aku hanya butuh ditemani oleh waktu untuk membantuku agar terbiasa dengan rasa kehilangan itu.
Memang peran sang waktu itu nyata. Aku hanya butuh bersabar lebih lama untuk menyadari peran dan tugasnya. Terimakasih untukmu, sang waktu. Karena kini aku telah mampu berdamai dan terbiasa tanpanya.

~~~
By; Tulisan Rahmi
Bogor, 4 Mei 2024

Jumat, 03 Mei 2024

Realita Tak Sejalan Harap

5/03/2024 08:40:00 AM 0 Comments




Semua begitu cepat berlalu, keadaan seolah selalu memaksa untuk menerima realita yang sudah tidak bisa diterima oleh logika. Sakit dan hancur datang beriringan seakan tidak memberi kesempatan untuk tenang.


Sudah mencoba untuk menerima, dan berpikir mungkin semua adalah ujian untuk seorang hamba, tapi apa daya rasa takut dan gelisah menjadikan sampai di titik terendahnya manusia.

Tuhan, seperti apakah dosa masa lalu yang pernah aku buat? Hingga begitu beratnya keadaan yang harus ku terima. Ujiankah atau musibah yang sedang Engkau datangkan kepada seorang hamba sepertiku. Engkau tentu tau bagaimana mentalku saat ini

Wahai Sang Penguasa semesta, apakah kesalahanku terlalu besar? Tidak adakah celah untukku yang lemah ini menjadi lebih baik dari realita yang sudah Kau tetapkan?

Kini rasa hancur, kecewa, takut bahkan tidak percaya mulai hadir. Bahkan perasaan ditinggalkan oleh-Mu tidak bisa dihilangkan dari kepala. Bukan ingin untuk berburuk sangka, tapi kenyataan yang membuat rasa tidak percaya itu tumbuh merekah.

Tuhan, mungkin selama ini aku lalai menangkap peringatan dari Mu. Hingga yang kurasakan hanyalah hukuman Mu yang begitu berat untuk ku pikul. Aku harus menyeret langkah meski tertatih.
Tuhan, jika memang semua ini harus terjadi maka aku hanya bisa menerima kenyataan dari Mu. Meski terkadang realita yang memeluk jiwa sulit sekali untuk ku pahami makna tersiratnya. Meski seringkali realita tak sejalan harap membuat mentalku kembali hancur untuk sekian kali. Tolong bantu kuatkan aku, Tuhan. Bantu yakinkanku bahwa realita pemberian-Mu jauh lebih baik dari sebatas keingianku yang egois.

Kamis, 02 Mei 2024

Tak Berarah

5/02/2024 05:35:00 PM 0 Comments




Langit mulai menurunkan tirai gelapnya, menyelimuti sepi dan heningnya malam yang penuh kegundahan pada isi kepala yang begitu ributnya. Runtuh! Gelap! Tak tau arah! Itulah yang ku rasa sejak hati dan harapanku dihancurkan oleh realita. Terengah aku melangkah tak berarah. Mencari sandaran demi mendapatkan tenang. Namun tak juga ku dapatkan.

Logikaku telah menekan segala perasaan yang datang mengacaukan isi kepala. Ia telah berteriak menyadarkan bahwa ini adalah dunia dengan penuh tipu daya. Memintaku menyadari bahwa seringkali kenyataan tak sejalan dengan harapan. Namun rasa kecewa ini begitu menusuk dinding hati, menggores luka dengan begitu perih. Seakan membuatku hancur tak berdaya untuk menghadapi sebuah kenyataan.

Wahai sang penenang di kala duka, dimanakah kamu? Tertidur atau tertawakah kamu melihat keadaan ku saat ini?

Dimanapun dan apapun yang kamu lakukan di sana, kupastikan kamu sedang melihatku dari kejauhan. Kau sedang menyaksikan bagaimana aku dicabik dan dihancurkan oleh pengharapanku sendiri. Namun kau lebih memilih diam, berlagak tak melihat aku yang begitu patah dan hancur. Tak peduli dengan apa yang kini sedang ku hadapi. Kau berlagak seolah aku bukanlah bagian darimu. Padahal dirimu begitu ku butuhkan. Meski untuk sekedar mendengarkan keluh kesah emosi dan rasa penyesalanku.

Biarlah, kini ku berjalan tak berarah. Menikmati sakitnya dihancurkan oleh pengharapan. Meski ku tahu, kelak segala cerita hari ini akan menjadi kenangan yang bahkan dapat ditertawakan. Setidaknya, saat ini aku mampu mendapat hikmat dari setiap apa yang telah terpahat dari-Nya. Meski ku harus berjalan dengan langkah tak berarah. 

~~~

Created by: Jufa&Rahmi