Dalam perjalanan menuju Jakarta, ada jejak cerita yang kembali menyapa. Suara-suara tentang masa lalu mengalun begitu nyata. Wajah-wajah yang dirindu terlihat begitu jelasnya.
Aku tak tau, haruskah bahagia atau terlena dalam sesak yang menghimpit dada. Di setiap kilometer yang terlewati, aku harus mencium aroma rindu yang tak tau dimana ia akan berhenti.
Semua kenangan kini menjadi satu di dalam kepala; luka , bahagia, tangis maupun canda, tawa menghiasi setiap kisah yang telah kita lalui bersama. Perpisahan kita terjadi sudah begitu lama, namun saat melewati jalan yang pernah kita lalui, kenangan dan bayang wajahmu masih terasa hangat dan begitu nyata.
Aku tak mengerti, mengapa semua tetang kita tak pernah bisa dilupakan. Namun aku mengerti, kisah indah yang dulu tercipta sudah usai dan musnah, untuk kembali bersama pun tidak akan pernah bisa. Karena semua adalah pilihan yang sudah dibuat bersama; berpisah meski masih ada rasa.
Dalam perjalanan menuju Jakarta, terbersit tanya untuk mu di sana, apakah bahagia telah memelukmu dengan begitu eratnya? Ataukah masih sama sepertiku, yang selalu mencoba menghilangkan kenangan dan cerita kita berteman air mata?
Dalam perjalanan menuju Jakarta, aku teringat semua hal terkait tentang mu. Pelukan serta bisikan kecil bahwa kau mencintai dan tak ingin berpisah dari ku. Senyum manja tatkala aku membelai rambutmu. Nada amarah bercampur khawatir yang kau lontarkan, tersebab tak mendapatkan kabar dariku seharian. Semua cerita lama tentang kita terasa sangat indah. Namun semua hanya tinggal sebagai sebuah kisah yang tak mungkin terulang lagi diantara kita.
Dalam perjalanan menuju Jakarta, untuk kesekian kalinya aku membawa kerinduan sebagai cendera mata yang akan ku simpan rapi di sudut hati terdalam. Merapalkan do'a permohonan terbaik untukmu agar selalu dalam penjagaan Tuhan hingga rodaku berhenti di tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar