Tiga Pilar Kebahagiaan- Bahagia apa yang kamu inginkan? Bagaimana kita mendatangkan kebahagiaan itu? Dan siapakah yang tak ingin bahagia dalam hidupnya?
Sudah tentu setiap orang ingin selalu merasakan bahagia dalam hidupnya. Bahagia yang selalu kekal hingga ke akhirat nanti, tentu itu menjadi kebahagiaan dambaan setiap insan. Namun sayangnya, tak sedikit yang mampu menghadirkan kebahagiaan itu. Padahal hakikatnya kebahagiaan itu harus diciptakan. Karena memang sejatinyanya kebahagiaan itu dekat. Tapi lagi-lagi tak semua orang mampu menciptakan kebahagiaan itu.
Dan tahukah, bahwa ternyata untuk sebuah kebahagiaan, kita perlu memiliki pilar-pilar
kebahagiaan itu sendiri. Karena sebelum kita menciptakan kebahagiaan itu, paling tidak kita perlu tahu tiga pilar untuk kita mendatangkan kebahagiaan yang diharapkan.
Menurut Ibnu Qayyim
Al-Jauziyyah ada tiga pilar kebahagiaan yang harus kita miliki.
Pertama: Mensyukuri
Nikmat.
Sekarang, coba
kita tengok sekitar kita. Sudah berapa nikmat yang kita dapati hari ini?
Oksigen yang
gratis dari Allah. Orang tua yang sayang dan pedulinya luar biasa. Teman dan sahabat yang terasa seperti saudara sedarah karena sikapnya yang sangat baik.
Tetangga
yang sering peduli kepada kita, Kakak atau adik yang sayang dan mencintai kita.
Bos di tempat kerja yang perhatian dan peduli kepada karyawannya. Perjalanan
menuju kantor yang tak semacet biasanya.
Dosen pembimbing skripsi yang baik nan memudahkan perjalanan si skripsi hingga cepat terselesaikan. Bisnis yang terus meroket dan berkembang hingga ke seantreo Indonesia bahkan mancanegara.
Dosen pembimbing skripsi yang baik nan memudahkan perjalanan si skripsi hingga cepat terselesaikan. Bisnis yang terus meroket dan berkembang hingga ke seantreo Indonesia bahkan mancanegara.
Suami/ Istri yang sayang dan perhatian
banget soal agama dan akhirat. Anak-anak yang penurut, dan sholeh. Dan tentu
masih banyak lagi kenikmatan yang kita dapati hari ini.
Sudahkah kita
bersyukur untuk itu semua??
Bersyukur,
bersyukur, bersyukur dan terus bersyukur atas apa yang telah kita dapati
dari-Nya. Ketika kita mampu mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan, tentu
kebahagiaan akan datang menemani hari-hari kita.
Allah pun telah berjanji bagi siapa yang bersyukur maka akan ditambahkan kenikmatannya (Q.S Ibrahim : 7). Bahkan dengan bersyukur pun akan menyelamatkan kita dari adzab Allah. Seperti firman Allah dalam surat An-Nisa : "Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim”. Bukankah janji-janji Allah itu akan mendatangkan kebahagiaan walau bukan di dunia sudah pasti di akhirat kelak.
Pilar kedua : Bersabar atas cobaan
Manusia mana
yang dalam hidupnya tak Allah berikan cobaan? Dalam perjalan hidup kita, dari
sekian banyak kenikmatan yang kita dapati, tentu ada cobaan pula yang
menghampiri. Namun setiap orang berbeda menyambutnya. Ada yang mengeluh tak
berkesudahan. Ada yang meratapi tiada henti, dan ada pula yang mencoba selalu
bersabar, karena percaya ada Allah yang selalu membantu. Ini sulit memang, tapi
ketika kita mampu bersabar atas cobaan yang datang, kita pasti merasakan
kebahagiaan. Tak di dunia, pasti kelak di akhirat.
Seperti janji Allah dalam firman-Nya : “Apakah kalian mengira bahwa kalian akan
masuk ke dalam surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana
halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan
Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah
: 214)”
Bahkan dalam Hadist pun dikatakan “Tak seorang muslim pun
yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau yang lebih berat
daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah menghapuskan perbuatan buruknya
serta menggugurkan dosa-dosanya sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan
daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Bukankah dihapuskan segala dosa, dan memasuki surga-Nya akan
menjadi kebahagiaan abadi untuk kita?
Dan pilar ketiga: Memohon
Ampun atas Kesalahan
“Manusia mah tempatnya salah, enggak ada manusia yang
sempurna dan luput dari kesalahan.”
Sahabat tentu sering mendengar kalimat seperti ini bukan? Yap! Saya pun
setuju. Enggak ada manusia yang luput dari kesalahan. Tapi tidak semua manusia
menyadari kesalahannya dan segera memohon ampun kepada sang Khalik. Atau
bahkan, tak jarang pula yang langsung meminta maaf ketika berbuat kesalahan
kepada kerabatnya.
Padahal, memohon ampun atas kesalahan merupakan salah satu
pilar penting untuk kita meraih kebahagiaan. Tak perlu malu, Tak perlu sungkan.
Allah senang kepada hamba-Nya yang datang dan memohon ampunan. Jangan berpikir
“Ah, udah banyak dosa begini. Malu ngadu sama Allah.” Kalau kita malu ngadu dan
memohon ampunan kepada Allah, lantas kita mau memohon kepada siapa lagi??
Lihat nih janji Allah dalam surat Az-Zumar ayat 53 “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas
terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang’.” Dan juga dalam surat Asy-Syuura ayat 25 “Dan
Dia-lah yang menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Bukankah mendapatkan rahmat, ampunan dari Allah akan memberikan
kebahagiaan untuk kita?
Sahabat, itulah tiga pilar kebahagiaan yang harus kita
miliki. Ingatlah bahwa kebahagiaan yang kita tuju bukan sekedar kebahagiaan di
dunia, melainkan juga kebahagiaan di akhirat kelak. Kebahagiaan yang akan abadi selamanya.
Semoga apa yang saya tuliskan ini bermanfaat untukmu dan kita semua dalam menciptakan kebahagiaan.
~~~~~****~~~~~
Tiga pilar kebahagiaan yang sangat penting, terima kasih untuk artikelnya.
BalasHapussama-sama.. :)
HapusReminder diri. Barakallahu fiik
BalasHapusMasyaAlloh..bagus sekali tulisannya, Bund .👍😉
BalasHapusMasyaAllaah, terima kasih pengingatnyaa
BalasHapusMasyaa Allah, terima kasih reminder-nya, Teteh. Betapa banyak manusia yang mencari kebahagiaan semu dan melupakan bahwa ada hal-hal yang mesti dibangun untuk meraih kebahagiaan yang hakiki.
BalasHapusMasyaAllah, jd reminder nih. Alhamdulillah, sangat bermanfaat artikelnya💕
BalasHapusMasya Allah...inspiring Mba
BalasHapusTulisan inspiratif 😊👍 ternyata bahagia itu sederhana asalkan kita tahu apa saja isi pilar kebahagiaan tersebut 😊
BalasHapusAamiin. Terima kasih remindernya, Mi :)
BalasHapusTulisannya bermanfaat sekali. Tetap semangat bunda 😊
BalasHapusBagus sekali kak, untuk reminder diri. Seketika jadi tersadarkan, hehe :D
BalasHapus