
Sejatinya, aku sedang melangkah. Menuju gerbang impian yang sejak bertahun kebelakang telah ku goreskan.
Entah, kapan kaki ini akan menginjak garis finish pada impian itu. Aku tak pernah tahu. Karena hanya Allah yang memegang kunci izin itu. Yap! izin untukku sampai ataukah masih harus melangkah dengan sabar dan gigih. Karena hal yang selalu aku yakini adalah aku pandai berencana, tetapi Allah yang Maha Menentukan. Karena, siapa lah aku? Hanya manusia biasa yang hanya mampu berencana, lalu berikhtiar mewujudkan apa yang aku impikan.
Namun Allah? Dia adalah Maha Segalanya. Maha Baik, Maha Pemberi yang terbaik. Allah selalu memberikan apa yang sesungguhnya aku butuhkan. Allah yang akan memberikan segala hal terbaik menurut-Nya. Seindah apapun rencanaku, segigih apapun usahaku, sekeras apapun perjuanganku, jika kata Allah "Belum hari ini aku berikan impianmu menjadi nyata, nanti, bersabarlah, dan teruslah berusaha," maka aku bisa apa?
Salahku beberapa waktu lalu, aku pernah berhenti melangkah. Merasa putus asa. Berpikir untuk menyudahi langkah menuju impian itu. Membiarkan apa yang aku impikan hanya sekedar impian. Tapi ternyata, aku tak benar-benar bisa menyudahi apa yang telah aku mulai. Cara satu-satunya adalah aku harus tetap melangkah. Hingga nanti aku tiba pada impian yang aku tuju. Bukan kah hasil tak pernah membohongi proses? Bukan kah Allah Maha Melihat segala usaha kita? Dan bukankah Allah pula yang selalu memberikan kemudahan bersama kesulitan?
~~~
Ayolah melangkah!
Teruslah berusaha!
Wujudkan impianmu itu!
Jangan berikan alasan untukmu berhenti di tengah jalan!
Jika kau berhenti melangkah hari ini, bisa jadi sebenarnya esok akan kau jemput impian itu. Tapi karena kau berhenti, maka tak akan pernah nyata kau jemput impian itu!
Ayolah! Kau mampu mencapai impian mu itu!
~~~
Kalimat-kalimat itu selalu aku gemakan dalam hati dan pikiran. Agar aku tak lelah mencoba. Tak lelah melangkah. Tak lelah berusaha. Walau nyatanya sesekali waktu aku masih memberikan jeda untuk beristirahat. Mengumpulkan kembali kekuatan dan itikadku. Menggemakan kembali kalimat yang menjadi energi untuk ku terus melangkah. Bukankah Allah telah berjanji dalam surat Ar-Ra'd ayat 11 bahwa Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Maka seharusnya tak ada alasan lagi bagiku untuk berdiam diri. Aku harus terus berusaha mencapai apa yang aku impikan.
Bahkan, seorang Thomas Alfa Edison pun harus mengalami ribuan kegagalan terlebih dulu untuk menggapai impiannya membuat terang dunia. Maka apa yang baru aku alami belum ada apa-apanya. Dan tentu akan aku iringi setiap langkah menuju impian itu dengan doa kepada-Nya. Allah yang Maha Mendengar dan Maha menjawab segala permohonan. Karena Allah telah berfirman : Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (QS. Al-Mukminun: 60).
Bukankah janji Allah Maha Benar? Jika bukan bersandar dan memohon kepada-Nya, maka mau kepada siapa lagi aku berharap agar impianku kelak menjadi nyata? Dan aku yakin, sebuah impian tak akan tergapai begitu saja. Butuh ekstra doa dan perjuangan yang tak kenal lelah dan putus asa untuk menggapainya.
Ingatlah wahai diri, Allah selalu melihat setiap langkah usaha ini, dan selalu mendengar apa yang dibisikkan kepada-Nya. Dan Allah pula yang akan mewujudkan setiap impian yang sedang dituju. Bismillah! Yakinlah bahwa diri ini mampu!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar