
Seperti halnya hari
ini. Alhamdulillah Allah memberikan kesehatan, dan kesempatan untuk ku datang
ke Teater Salihara untuk mengikuti seminar Movies For Educational Purposes dan
nonton bersama yang diselenggarakan oleh IGI. Tentunya seminar kali ini para
pembicaranya adalah Agus Sampurno seorang Guru kreatif, Yadi Sugandi seorang
sutradara film Hati Merdeka, dan juga oleh direktur program yaitu Dhitta Puti,
yang akrab dipanggil Mba Puti.
Dari mereka hari ini
aku belajar, serta sadar, bahwa anak-anak sekolah dari tingkat SD, SMP, bahkan
SMA jaman sekarang, jaman abad 21 ini, sangatlah berbeda dari anak-anak sekolah
jaman abad 20. Dimana dulu each learning selalu teacher center. Selalu guru
yang `menyuapi` murid. Selalu guru yang berbicara, bergerak, mencontohkan, dan
para siswa hanya duduk manis, melihat, memperhatikan, dan manggut-manggut entah
mengerti atau pura-pura mengerti. Sekarang, di jaman serba teknologi,
everything terlihat begitu tergantung dengan teknologi. Lihat, anak-anak SD
jaman sekarang, hampir sebagian besar mengenal hp. Bahkan mereka bisa menggunakannya.
Hampir sebagian besar anak-anak bangsa kita saat itu tidak lagi buta dengan
teknologi. Mereka mengerti apa itu komputer, laptop, gameonline, dan banyak
lagi permainan-permainan canggih saat ini. Jika dari cara dan alat-alat
permainannya saja sudah berbeda, apalagi dengan cara mereka belajar?
Saat ini bukan lagi
jamannya each learning is teacher center, but now, each learning is teacher n
student center! Bukan lagi jamannya
membatasi ruang lingkup anak, membatasi pola pikir anak, bukan lagi guru yang terus menyuapi, tetapi sekarang sudah jamannya murid aktif. Guru bukan lagi sebagai orang yang ditakuti dikelas. Melainkan menjadi fasilitator yang baik untuk murid-murid.
membatasi ruang lingkup anak, membatasi pola pikir anak, bukan lagi guru yang terus menyuapi, tetapi sekarang sudah jamannya murid aktif. Guru bukan lagi sebagai orang yang ditakuti dikelas. Melainkan menjadi fasilitator yang baik untuk murid-murid.
Sekarang juga bukan
lagi hal yang aneh ketika dalam pembelajaran seorang guru memutar film singkat,
atau film berdurasi panjang. Tapi bukan hanya sekedar film. Namun, film yang
dipertontonkan adalah film yang baik, bermutu, tentunya ada nilai edukasi di
dalamnya. Kalau kata pa Agus tadi, menonton bukanlah menjadikan guru malas,
akan tetapi ia ingin menjadikan siswanya `paham` dengan cara yang berbeda. Belajar
dengan menampilkan sedikit film tentunya sangat menarik sekali untuk
siswa-siswa kita, karena mereka saat ini adalah anak-anak jamannya visual. Dengan
adanya film singkat pun guru sedikit terbantu untuk menjelaskan suatu materi.
Tidak semua film
menampilkan suatu hal yang buruk, jika kita mau memilahnya. Diantra 10 yang
rijek, pasti ada 2 atau 3 yang perfect (bagus). Seperti kata Pa Agus tadi di
seminar tadi, beliau mengatakan “I here and I forget, I see and I remember, I
do and I understand.” So, lakukanlah yang terbaik dan perubahan untuk anak-anak
didik kita.. jangan pernah
berhenti belajar dari pengalamn kita. Selalu ada pelajaran yang tersimpan di
setiap kejadian yang kita lalui.
Sungguh membakar
semangat dalam jiwa setelah mengikuti seminar kali ini. Semua terasa menendang!
Menohok! Kedalam pikiran dan hati. Semoga IGI lebih sering mengadakan seminar
yang mantaf seperti ini.. amin… I hope..
sukses ya mbak acaranya..
BalasHapusbener banget, jaman sekarang, semua orang bergantung pada reknologi, bukan saling membutuhkan..:)