Senin, 16 Maret 2020

Corona Merebak di Indonesia. Tak perlu Panik!

3/16/2020 04:42:00 PM 0 Comments
Sejak akhir tahun 2019 lalu, kita tahu wabah Corona ini ramai menjadi pemberitaan di media masa. Karena virus covid-19 ini diketahui penyebarannya sangat cepat sekali. Saat itu yang baru terkena adalah Cina, khususnya di Wuhan. Lalu kemudian menyebar ke berbagai Negara. Indonesia menjadi salah satunya saat ini.

Saat awal terjadinya Corona di Wuhan, ada diantara kita yang merasa sangat amat khawatir, bertanya-tanya "bagaimana nanti kalau virus itu masuk ke Indonesia?" Ada yang prihatin dengan keadaan masyarakat yang terkena dampak virus ini. Tapi tak sedikit pula yang berpikir dan berkata, "Rasakan deh tuh! Kena adzab dari Allah tuh. Akibat orang Cina bla..bla..bla.." Astaghfirullah. Padahal penduduk sanapun banyak dari saudara-saudara kita yang seiman dan sebangsa. Lagi pula, sejak kapan kita jadi asistennya Allah yang berhak menghakimi seperti itu?

Awal Maret bapak Presiden menginformasikan bahwa betul ada dua orang WNI positif terkena virus corona. Kabar tentang dua orang WNI positif Corona tersebut tersebar luas dengan cepat. Kita mulai panik. Apa yang ditakuti menjadi nyata. Sebagian orang sudah menduga dan mempersiapkan hal ini jauh-jauh hari. Namun sebagian, panik bukan main! Lantas, masih adakah yang mau berperan sebagai asisten Allah? Menghakimi ini salah fulan, ini salah fulanah. Ini akibat kecerobahan fulan, ini akibat kejahatan fulana. Dan seterusnya!

Maret belum berakhir, namun data sudah menyebutkan bahwa warga negara Indonesia yang positif terkena virus ini 137, yang dinyatakan sembuh 8 orang, dan yang meninggal 5 orang. Ketakutan dan kepanikan kian menjadi! Penyebarannya begitu cepat. Walau hanya lewat sentuhan. Permasalahannya, kita tidak pernah tahu yang menyentuh atau yang disentuh kita apakah carrier virus tersebut?

Penyebaran virus yang begitu cepat ini membuat pemerintah dari taraf Nasional, provinsi, bahkan kota setempat mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan warganya selama 14 hari kedepan. Demi memutus mata rantai penyebaran virus ini.
Semua dari kita diminta meminimalisir keluar rumah kalau memang tidak terlalu penting, menghindari tempat-tempat yang ramai orang. Anak-anak yang sekolah, juga para mahasiswa diminta belajar dari rumah. Namun sedihnya, masih banyak diantara kita yang tidak paham dengan kebijakan diliburkan segala agenda pembelajaran.

Ah, ngapain harus takut bepergian. Mati mah urusan Allah. Tanpa terkena virus itu kita juga bakal mati!

Begitu kilah warga-warga yang agak sulit diajak kerja sama. Betul!! Urusan kapan kita mati itu ditangan Allah. Tapi kita sebagai manusia yang mampu berikhtiar untuk menjaga dan menahan diri, harus berikhtiar sedemikian rupa untuk membantu diri ini ataupun orang lain agar tidak terkena dampak dari virus ini. Kalau kita bisa menjaga kenapa harus mengorbankan diri sendiri dan juga orang terdekat? Bahkan Rasulullah pun pernah bersabda:
وَعَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ  عنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ:إذَا سمِعْتُمْ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإذَا وقَعَ بِأَرْضٍ، وَأَنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا متفقٌ عليهِ.


Dari Usamah bin Zaid Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda : "Apabila kalian mendengar penyakit Tha'uun pada suatu daerah, maka jangan kalian memasukinya. Dan jika kalian berada didalamnya, maka jangan kalian keluar." (Muttafaq 'alaih)

Sudah sangat jelas sekali bukan pesan sang baginda Nabi? Maka berkaitan kebijakan libur yang diberikan sejatinya bukan untuk liburan. Senang-senang. Jalan-jalan. Pulang kampung. Kita diminta rehat sejenak di rumah. Kita diminta untuk saling bekerja sama meminimalisir penyebaran virus ini. Sebagai bentuk ikhtiar kita. Dan anggap saja ini waktunya untuk me time, or family time. Selalu ada sisi positif disetiap musibah yang datang.

Saat virus ini datang dan merebak ke belahan bumi Indonesia, kita pun tak sepatutnya panik dan takut berlebihan. Sangking takutnya, kita lebih takut mati karena dampak virus ini daripada takut mati karena belum punya bekal yang cukup untuk pulang. Jangan sampai kita lupa bahwa yang menggenggam nyawa kita adalah Allah. Dzat Maha Pencipta. Terkena atau tidak terkena virus ini, kita tetap akan mati. Entah kapan, dimana, dan bagaimana caranya. Namun ingat, walau demikian bukan berarti kita bisa ngeyel seenak hati dan kaki kita melangkah tanpa peduli untuk ikhtiar, menjaga dan melindungi diri agar terhindar dari virus ini.

Virus corona datang, merebak ke seluruh belahan bumi, termasuk Indonesia saat ini tentu semua sudah ada dalam ketetapan Allah. Tak ada segala sesuatu pun terjadi di bumi ini tanpa izin Allah. Lihatlah firman Allah;
"Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi, dan tidak pula pada diri kalian sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh al- Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah," (QS Al-Hadîd [57]: 22).

Apapun yang terjadi sekarang dengan Indonesia kita, dengan bumi ini semua sudah Allah tuliskan bahkan jauh sebelum kita ada di dunia ini. 

Jangan panik kawan! Jangan takut! Yuk kita cari sisi positif dari datanganya virus corona ini ke negri kita. 

Mungkin datangnya virus ini sebagai tanda kasih sayang Allah buat kita yang sedang jauh dari-Nya untuk mendekat, yang sudah dekat untuk semakin merapat. Mungkin Allah rindu rintihan betapa lemah tak berdayanya kita hanya dengan hadirnya si makhluk kecil ini. Mungkin Allah ingin menyadarkan kita betapa waktu kita selama ini habis terlalu banyak untuk hal duniawi. Hingga melupakan kita dari berdzikir. Allah inin kita lebih banyak berdzikir, meminta perlindungannya. Mungkin, Allah terlalu sayang kepada kita para orangtua yang telah memberikan tanggungjawab pendidikan anak-anak kita kepada sekolah. Allah ingin saat ini kita terlibat aktif dalam pendidikan anak-anak kita. Walau hanya beberapa hari kedepan. Mungkin, Allah ingin membuat kita rehat sejenak dari hiruk pikuk pekerjaan, atau beban tugas demi tugas kuliah. Allah ingin kita menikmati waktu bersama anak-anak ataupun orangtua kita.

Banyak sekali kemungkinan hal positif di balik merebaknya virus corona dan diliburkannya segala kegiatan di luar rumah selama dua pekan ini. Kemungkinan hal-hal positif yang kita dapatkan semua tergantung bagaimana kita berpikir dan menemukan hikmah dari semua yang terjadi ini.

Jangan panik kawan! Kita tak perlu merana karena si corona datang ke Indonesia, tapi kita pun tak boleh jumawa walau tak kena si virus corona.

Kuatkan iman. Kuatkan imun. Virus corona ini pasti berlalu dan berakhir atas izin Allah. Bersabarlah.

Minggu, 15 Maret 2020

Hingga Akhir Waktu (part 1)

3/15/2020 04:12:00 PM 0 Comments
Langit sudah mulai menurunkan tirai senja. Perlahan gelap pun mulai datang. Menjelang pukul tujuh malam, Reina pamit dari rumah Seila, sang sahabat. Sahabat yang seperti keluarga sendiri baginya. Reina yang hanya memiliki Kakak satu–satunya harus merasakan sepinya rumah besar nan megah lantaran tidak ada sosok kakak yang sudah hampir setahun ini hijrah ke Australi untuk melanjutkan kuliahnya. Sang Mama yang terkadang sibuk di butik, sang Papa yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, membuat Reina sering berkunjung ke rumah Seila demi mengubur sepi dan melupakan segala penyakit yang sedang di deritanya. 

Seila, anak dari teman akrab sang Mama dan Papanya dengan senang hati dan tidak mempedulikan segala kekurangan Reina mau menerima setiap saat di rumahnya. Keberadaan Reina yang hampir setiap hari di rumah Seila membuat salah satu Kakak Seila merasa simpati dan mulai menyukainya. Walau belum ada seorang pun yang tahu. Walaupun hampir setiap hari Reina berkunjung ke rumah Seila, tidak membuat ketiga Kakak Seila mengetahui bagaimana keadaan sosok Reina yang sebenarnya. Mereka hanya tahu bahwa sosok Reina adalah wanita yang periang, baik, ramah, juga pintar. Tidak ada yang tahu tentang cerita segala penyakit yang ia derita saat ini. Luar dalam kisah Reina, hanya keluarga Reina dan Seila yang mengetahuinya.

Hingga Akhir Waktu (part 2)

3/15/2020 10:27:00 AM 2 Comments

“Kakak jawab dulu pertanyaan Rei, ada apa Kak Radit ke sini?”

“Cuma mau memastikan enggak ada sesuatu yang buruk terjadi sama kamu.” Jawab Radit yang tanpa ia sadari, sedari tadi tangannya terus menggenggam tangan Reina. Seperti seseorang yang takut kehilangan.

“Selain itu?” pancing Reina.

"Enggak ada, cuma itu." jawab Radit yang langsung melepaskan genggaman tangannya.

"Bohong. Ada apa, Ka sebenarnya?" desak Reina. 

Radit pun langsung terlihat salah tingkah.

“Hm... I wanna Say, I love you, Rei.” Jawab Radit sedikit taku sambil menatap mata Reina. Reina langsung  mengalihkan pandangnnya. Ia tidak ingin melihat dan meyakini dirinya lagi bahwa Radit benar-benar serius. Tatapannya sudah meyakinkan dirinya bahwa Radit sungguh serius mengatakan itu.

“Jangan bercanda, Kak!” kata Reina yang masih saja mengalihkan pandangannya. Raditpun segera memegang wajah Reina dengan kedua telapak tangannya, dan menatap mata Reina dalam–dalam.

“Look at me! Apa Kakak terlihat sedang berbohong?” tanya Radit.

Sabtu, 14 Maret 2020

Rindu Tak Berujung (Part 4)

3/14/2020 10:06:00 AM 1 Comments
Aku sudah berada di cafe tempat kami bertemu. Dia belum datang. Aku memilih duduk dekat kaca agar bisa lebih tenang menanti kedatangannya. Aku tau, dia bukan perempuan yang mudah mengingkari janji. Sepeluh menit berlalu dari kesepakatan, dia belum juga terlihat. Mungkin dia terjebak macet. Gak apalah. Ini belum seberapa di bandingkan tiga tahun lo nungguin dia kan, Za? Sabar, sedikit lagi dia datang. Hati kecilku mulai bergumam. 

Di menit ke duapuluh, dia datang! Dia tidak sendiri. Dia di antar oleh seorang lelaki yang kemudian pergi setelah mendaratkan kecupan mesra di keningnya.

Oh, tunggu. Laki-laki itu?? Ternyata mereka masih? Aku pikir, selama sebulan ini dia leluasa berkomunikasi dengan ku karena lelaki itu sudah tidak lagi bersamanya. Ternyata aku salah menduga.

"Fii! Sini!" Kata ku memanggilnya sambil melambaikan tangan. Dia sedang mencari sumber suaraku. Hingga kemudian mata kami bertemu. Dia melangkah mendekat dengan senyuman termanisnya. 

"Zayyan?? This is you??" Dia terlihat sangat tidak percaya

Rindu Tak Berujung (Part 3)

3/14/2020 09:08:00 AM 0 Comments
Kejadian itu kembali menari di kepalaku. Padahal ini sudah tahun ke tiga aku tak pernah lagi bertemu tatap wajah dengannya. Ada desiran rindu yang begitu menggebu dalam hati. Tapi aku bisa apa? Hadirku hanya akan merusak kebahagiannya. Dia sudah terlihat sangat bahagia. Setidaknya itu yang tertangkap olehku saat aku menatapnya dari kejauhan, atau sekedar memantau akun media sosialnya. 

Dia sepertinya sudah menemukan lelaki lain yang membuatnya jauh lebih bahagia. Saat dulu pergi, ia tak akan pernah tahu bahwa langkah kepergiannya membawa hati yang telah ku serahkan begitu utuh hanya untuknya. Aku ingin ia kembali bersama hati yang telah aku berikan. Aku ingin melangkah jauh serius dengannya. Walau aku pikir itu tidak mungkin.

Rindu Tak Berujung (part 2)

3/14/2020 08:45:00 AM 0 Comments
Enam bulan berlalu, dia masih begitu dingin. Benar-benar seperti tak kenal. Saat libur sekolah, sebisa mungkin aku menghubunginya. Namun selalu gagal. Aku meminta kepada teman-teman terdekatnya untuk coba mempertemukan kami, namun tak juga berhasil. Aku hampir frustasi dengan keadaan ini. Hingga akhirnya aku melihat pengumuman pembagian kelas dan dia, satu kelas lagi denganku di kelas tiga nanti. Terimakasih Tuhan!

Hari yang paling aku nantikan akhirnya tiba. Aku sengaja datang lebih awal ke sekolah. Aku tahu, tak lama lagi dia akan datang. Tepat dugaanku. Ia datang. Hati ku mendadak cerah saat melihat ia melangkah mendekat ke arah kelas kami. Tapi ternyata dugaanku salah! Ia bukan ke kelas kami. Melainkan ke kelasnya. Entah bagaimana bisa ia masuk ke kelas itu.

"Napa lu, Za? Bingung liat dia masuk ke kelas itu?" Tanya Dika yang entah sejak kapan ada di belakangku.

"Iya. Kelas dia di sini, kan? Bareng kita?"

Jumat, 13 Maret 2020

Rindu Tak Berujung (part 1)

3/13/2020 05:51:00 PM 0 Comments
"Kamu jauh berubah dari yang aku kenal." Kalimat itu menjadi kalimat pembuka obrolan kami saat itu di kantin sekolah.
"Maksud kamu? Aku masih begini-gini aja. Masih aku yang dulu. Kamu kenapa sih?" Tanyaku sambil menatapnya.
Namun dia memilih menghindari tatapanku.

"Kamu yang kenapa? Kenapa kamu menjauh beberapa minggu ini?" Dia balik menyerangku dengan pertanyaan. 

Matanya berbalik menatap tajam ke dalam mataku. Ada kilat amarah tersimpan di sana. Walau matanya kini berbalut air mata, tapi aku masih dapat menangkap kilat amarah itu.

Rabu, 04 Maret 2020

Aku Anak Rantau

3/04/2020 10:33:00 AM 0 Comments
Aku.. Si anak Rantau

Yang merindu pada kampung halaman
Tanah kelahiranku
 Merindu langit yang membiru
Merindu bisikkan angin yang menderu
Merindu alunan lagu yang syahdu
 Yang mengalir dari mulut ibu

Aku.. Si anak Rantau
Yang Menyulam rindu setiap waktu
Rindu pada pelukkan bapak dan ibu
Rindu pada nasehat yang tertuju padaku

Aku.. Si anak Rantau
Yang menghitung waktu tak menentu..
Berjuang melawan egoku
Untuk terus menuntut ilmu.. Demi masa depanku.. Demi kebahagian bapak dan ibu..

Aku si anak Rantau.. Yang selalu menata hati yang merindu.. Merindu pada bapak dan ibu.. Yang jauh berbeda pulau.. .
Aku si Anak Rantau.. Yang menjaga kerinduan dalam kalbu.. Diiringi berbait doa yang terkumpul menjadi satu
Tertuju padamu.. Bapak dan ibu.. .
_aku.. Si anak Rantau.. Yang selalu merindu dan mencintai mu.. _ .


_04 Oktober 2016, Bogor_
.
📝by : @wildah_rahmi

Sabtu, 04 Januari 2020

Kelak Ku Menua

1/04/2020 09:40:00 PM 0 Comments
Entah ... dimana akan ku habiskan sisa waktu yang ada
Menikmati setiap detik dan detak kehidupan
Melihat rekam jejak setiap kisah kenangan
Menertawakan kebodohan yang pernah tergaris
Menangisi setiap titik dosa yang pernah tergores
Mensyukuri setiap cinta yang selalu tercipta

Entah ... kelak kumenua, di manakah aku berpijak
Berteman siapa?
Aku tak tahu ...
Bersamamu, kah?
Menikmati setiap detik yang berlalu
Dihantui aroma kematian yang bertalu
Aku ataukah kamu lebih dulu?

Kelak ku menua
Adakah kamu untukku?
Adakah aku untukmu?
Semua selalu menjadi rahasia-Nya
Namun yang aku tahu hanyalah
Aku selalu punya cinta untukmu
Cinta yang akan selalu hidup
Hingga aku tertidur berselimut tanah



_Untukmu, yang selalu ada disampingku_


-Pangandaran, Januari 2020-

Minggu, 24 Maret 2019

Berakhir Pekan di Woody Super Ice Cream

3/24/2019 08:00:00 PM 0 Comments
Berakhir Pekan di Woody Super Ice Cream- Akhir pekan tentu menjadi hari yang sangat ditunggu bagi setiap orang, dan setiap keluarga. Setelah lima atau enam hari bekerja, tentu ada keinginan untuk rehat sejenak dari segala hiruk pikuk pekerjaan.

Apalagi, bagi yang sudah berkeluarga. Tentunya akan merindukan waktu dan moment bermain bersama anak-anak. Bukan hanya bapak ibunya saja yang rindu, anak pun pasti jauh merindukan kebersamaan bersama kedua orangtuanya. Olehkarena itu, akhir pekan selalu menjadi hari yang ditunggu-tunggu.

Seperti anak-anakku ini. Lima hari kemarin selalu ditinggal abahnya pergi pagi pulang sore bahkan hampir malam, mereka pun akhirnya rindu main bersama abahnya. Walhasil, abahnya menjanjikan untuk memanfaatkan akhir pekan ini dengan pergi ke taman bermain sambil makan es krim. Wah, jangan ditanya bahagianya mereka, terutama si sulung menanti hari minggu ini.

Taman bermain yang kita tuju minggu ini adalah "Woody Super Ice cream" yang berada di Jalan Raya Bogor, Sukamaju, Cilodong, kota Depok. Singkatnya sih, tempat ini dekat dengan simpang Depok. Konon katanya, taman bermain ini sudah ada hits di era 80-an.

Wah, kebayangkan sudah berumur berapa taman ini? Jelas lebih tua dia daripada ambu. Hahaha.

Dulu sih tempat ini buka setiap hari, tapi sekarang buka untuk hari libur, terutama hari libur anak sekolah dan akhir pekan saja. Taman Woody ini beroprasional dari jam 08.30-17.00. Waktu yang cukup lumayan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Dan yang terpenting lagi, masuk taman ini GRATIS!! Yap! Tak ada biaya tiket masuk untuk kita menikmati tempat ini. Kita bebas keluar masuk kapan aja.

Taman Woody ini pun menjual es krim yang menjadi daya tarik bagi setiap anak yang bermain ke sini. Ada beberapa varian es krim yang dijual. Menurut ku es krim yang enak itu sandwich ice cream. Dan es krim serupa lainnya yang disajikan dengan roti. Untuk harga es krimnya pun masih ramah kantong. Hanya berkisar 6.000-18.000 rupiah saja. Murah, kan?

Di taman Woody ini sudah disediakan banyak tempat duduk untuk orangtua yang menunggu anaknya asik bermain. Walaupun begitu, masih ada keluarga kecil yang membawa karpet lipat untuk duduk bersantai ditengah-tengah taman sambil menunggu anak-anaknya bermain.
Mengajak anak-anak menghabiskan waktu ke taman ini banyak manfaatnya deh! Anak-anak akan belajar bersosialisasi kepada orang-orang sekitar. Belajar berani dan percaya diri saat bertemu orang lain.  Belajar sabar mengantri untuk menggunakan mainan yang diinginkan. Belajar untuk bergantian menggunakan permainan yang ada. Dan tentunya akan mengasah kemampuan motorik sang anak.

Sepengamatan aku selama beberapa kali ke taman Woody, tidak ada petugas khusus untuk bebersih taman dari sampah-sampah yang berserakan. Olehkarena itu, setiap pengunjung sangat diharapkan mampu menjaga kebersihan taman dengan langsung membuang sampah setelah makan atau minum pada tempat yang sudah disediakan. Karena di taman ini telah disediakan banyak tempat sampah.

Taman Woody ini bagiku tempat yang pas untuk memanfaatkan akhir pekan bersama keluarga kecil. Memanfaatkan waktu bersama anak-anak dengan pengeluaran yang masih bersahabat dengan kantong.
Inilah sepenggal kisah akhir pekan ambu.

Kalau kamu?