Ini sudah tahun ke tiga aku melanjutkan hidup tanpamu. Namun aku masih tetap setia menunggumu di tempat biasa kita menghabiskan waktu bersama. Kata sebagian banyak orang, aku ini hampir gila! Masih saja dengan setia menantimu; yang bisa mereka pastikan kamu tidak akan kembali.
Ya ...! Mungkin mereka benar ... aku hampir gila! Dan kamu pelaku utama yang membuatku nyaris gila seperti ini! Hahaha ...
Tidak ... aku tidak ingin menghujatmu seperti mereka yang tanpa lelah menghujat tingkah lakuku. Setiap ucapan mereka, cukup ku balas dengan senyuman dan anggukan. Karena ... mereka tak mengerti, seberapa besar cinta yang ku punya untukmu, sebesar apa perjuanganku untuk bisa bersanding dengamu, sedalam apa sayangku kepadamu. Mereka tak mengerti dengan semua itu! dan mereka juga tak perlu tau segala hal yang kurasa dan kupikirkan tentangmu.
Aku memang merasa sakit! Bahkan hampir gila karena kehilanganmu. Tapi ... aku akan lebih sakit saat tau, bahagiamu tak sempurna jika bersamaku. Terdengar naif sekali memang. Tapi ... bukankah puncak tertinggi dari mencintai adalah mengikhlaskan?
Biarlah aku mengikhlaskanmu bahagia dengan apa yang menjadi pilihanmu, dan biarkanlah aku di sini terus menunggumu kembali. Meski aku begitu sakit, tersiksa, dan hampir gila menjalani hari tanpamu lagi. Siapa tau ... suatu hari nanti, kamu kembali lagi kepadaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar